Sampainya di rumah Keyla,Gio menggendongnya sampai di ruang tengah.Dan disana terlihat seorang cowok yang sedang asik main game di ponselnya. Dia adalah Gandi Ramadana putra,sepupu dari Keyla. Papa Mamanya lagi ada urusan di luar Negeri,itulah alasannya kenapa Gandi di rumah Keyla. Mama Papanya mempercayai penuh dengan menitipkan anaknya sama Gandi.
"Lah.. Lah... Dek?? Lo kenapa dek?". Ujarnya kaget setelah mengetahui Keyla masih dalam gendongan Gio dengan tangan berlumuran darah.
"Sini,biar gue yang bawa ke atas". Ujar Gandi seraya menggendong Keyla ke kamarnya.
"Ada ada aja sih dek,baru aja ketemu udah main darah darahan segala". Gerutu Gandi menaiki tangga.
Gio hanya duduk di ruang tengah. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia juga tahu,ini semua pasti ulah Della. Ya siapa lagi,orang yang terkenal dengan bully-annya yang menurutnya sudah diatas rata rata. Di tambah lagi,kalau dia tahu Della sudah suka padanya sejak SMA. Della rela ngelakuin apa saja,asal dia menjadi pacar Gio.
Pikirannya tak terarah,apa yang harus dia lakukan. Rasa bersalah menganggu pikirannya saat ini. Karena dia tahu,hal ini terjadi karena dia bersama Keyla. Gio hanya mengacak kasar rambutnya yang sudah basah karena menyelamatkan Keyla saat hujan,sambil meremas tangannya karena kawatir.
Gio menghembuskan nafas kasar kembali. Dia begitu marah karena telah membuat celaka Keyla secara tidak langsung. Karena dia, sekarang Keyla harus merasakan akibat yang tidak pernah dia lakukan. Karena dia, sekarang Keyla tidak sadarkan diri. Karena dia, sekarang Keyla harus menutup matanya dan entah kapan harus membukanya.
Di sisi lain,Gandi menuruni anak tangga dengan berlari. Rasa panik tidak lepas dari raut wajahnya. Rahangnya mengeras saat melewati Gio yang hanya duduk di sofa dengan keadaan cemas. Gandi segera mengambil ponsel miliknya yang terdapat di atas meja. Tangannya mencari nomor Dokter pribadi kepercayaannya.
Setelah menghubungi Dokter,yang akan tiba 15 menit lagi, Badan Gandi terhempas ke sofa di samping Gio. Matanya sayup,tangannya menangkup wajahnya. Lalu,ditoleh lah Gio yang keadaannya tidak jauh beda dari Gandi. Karena Gio tahu,ini semua terjadi karena dia.
"Gue Gandi,sepupu Keyla". Gandi yang memecah keheningan.
"Gio".
"Sebelumnya Keyla tidak pernah punya musuh di sekolah maupun dirumah. Gue tahu,itu bukanlah luka kecelakaan,melainkan itu pembully-an".
Gio hanya menundukkan kepalanya.
"Gue juga tahu kalau lo cemas sama dia,gak usah terlalu di pikirin. Keyla adalah anak yang kuat,dia pasti akan melewatinya. Gue percaya itu,dan lo juga harus percaya".
*
Gio mengehempaskan tubuhnya ke kasur yang berukuran king size. Tasnya di lempar ke sofa sudut kamar. Dia menatap langit langit dan tangannya dibuat bantal. Kata kata Gandi mampu membuat seorang cowok yang terkenal dingin tersebut memikirkannya. Dia adalah anak yang kuat. Ya,semoga saja Keyla anak yang kuat seperti apa yang dikatakan Gandi.
Lalu,bagaimana jika seorang gadis tidak berdosa harus menanggungnya sendirian?. Perang melawan rasa sakit yang sama sekali tidak dia lakukan.
Tangannya merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Namun,dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hanya menggeser layar yang kini dia lakukan. Pikirannya kembali terfokus kepada kejadian tadi pagi. Apakah dia harus menjaga gadis tersebut atau malah menjauhi agar gadis tersebut jauh dari pembully-an?
"Bang!! Ayo turun,makan dulu!". Teriak Mamanya Gio dari depan pintu kamar Gio.
Gio hanya mengangguk,mengisyaratkan bahwa dia akan segera turun dan makan bersama.
Setelah makan,Gio melangkahkan kakinya meninggalkan rumah. Berjalan mengelilingi komplek rumahnya. Tangannya di masukkan ke saku celana serta kupingnya yang sudah di pasang earphone. Dia terus berjalan hingga akhirnya berhenti di taman bermain anak anak.Terlihat sebuah kursi kosong di bawah pohon yang menarik perhatiannya. Langkahnya mendekati kursi dengan tangan yang masih di dalam saku celananya.
Angin malam seperti tahu apa yang kini dia rasakan. Begitu dingin. Entah mengapa malam ini tidak terlihat satu bintang pun. Langit menjadi mendung. Tidak lama terdengar gemuruh dan di iringi gerimis.
Gio tetap berada pada posisinya,tidak ada yang berubah. Hingga hujan tiba,kini dia masih pada posisinya. Entahlah,apa yang membuat cowok yang terdengar dingin ini memikirkan gadis yang sedang berbaring di rumahnya dengan mata terpejam. Dia tidak tahu,apakah kini dia sudah sadar atau masih memejamkan mata.
============================
QUOTES
"Ketika sebuah kisah baru di mulai,hanya terdapat dua pilihan. Pilihan untuk menyelesaikan atau menyerah di tengah jalan dengan kisah yang tak pernah terselesaikan".
###
Jeng ejenggg....!!😂
Haluuu man teman ✋
Teman? Emang kita pernah temenan ya?👀
Eaa..!! Gaje 😹Udah gitu aja,gue mah simpel. Eaa eaa eaaa..!! 🌚🌝