Kala itu, senja yang dulu terlihat tidak bersahabat kini menjelma sebagai perasaan yang sangat hangat. Mulai dari pancarnya yang membuat semua orang mampu menyebut nama sang kuasa.
Wajahnya tak lagi seperti dahulu, senyumnya tak lagi membeku, langkahnya tak berhenti lagi di satu titik. Keyla mulai menerima apa yang terjadi padanya. Benar, jika semua bisa mensyukuri, Tuhan tidak akan pernah ingkar pada hambanya.
Kini tangannya memegang tongkat dan mulai berjalan menuju balkon kamarnya dengan hati hati. Hatinya sedikit demi sedikit mulai bisa tersenyum kembali. Karena, pada dasarnya semua hanya bisa mensyukuri. Entah itu baik ataupun buruk.
Dia mencoba duduk di kursi balkonnya, diletakkan tongkat di samping kanannya. Matanya terpejam sambil merasakan angin sore yang menyentuh kulitnya.
Tuhan itu adil, Dia menjawab semua pertanyaan yang Keyla adukan kepada sang Penciptanya.
"Indah, Tapi tak sempurna". Gumam Keyla yang kemudian dia tersenyum."Karna yang sempurna hanya milik sang pencipta". Saut seorang cowok dari belakang.
Keyla reflek menengok kebelakang, meski dia sadar betul bahwa dia tidak bisa melihatnya. Dahinya mengerut saat mendengar suara tersebut.
"Yo". Lirihnya. Tidak ada balasan suara kembali.
Gio sekarang berada di belakang Keyla. Dia memeluk gadis tersebut dari belakang sambil berbisik.
"Cantik". Ucapan dari Gio membuat Keyla tersenyum dengan memegang tangan Gio yang melingkar di dadanya. Gio kembali menyisipkan bunga mawar di telinga kanan Keyla yang dia petik tadi di depan rumah.
"Tuan putriku sekarang cantik". Ujarnya.
"Gombal ih". Ucap Keyla dengan pipi yang memerah. "Belajar gombal dari mana?". Tanya Keyla kembali.
"Beneran loh ini". Ucap Gio yang meyakinkan.
"Caya de caya, Kok gak pulang? Ini kan udah sore".
"Ohh.. Ceritanya diusir gitu?"
"Gak gitu Yo, nanti kamu sampai rumah kemaleman. Yang lain aja udah pulang dari tadi. Takut aja ada apa apa di jalan. Ntar kalau di marahi mama mu gimana?"
"Udah ngomongnya?". Tanya Gio. Keyla hanya diam.
"Yo... Gue serius".
Terlihat wajah Keyla agak sedikit kesal. Namun, menurut Gio Keyla bagitu menggemaskan saat dia sedang ngambek tidak jelas.
Tangan Gio mengelus puncak rambut Keyla, gadis ini sungguh menggemaskan. Batin Gio.
Cup.
Gio mencium pipi kiri Keyla, Keyla tertegun masih tidak percaya atas apa yang dilakukan oleh Gio. Jantungnya berpacu dengan cepat seolah olah dunia berhenti berputar.
"Kalau mau di seriusin nanti ya, nunggu abang Gio wisuda dulu". Canda Gio yang sukses membuat pipi Keyla memerah.
"Yo.."
"Iya sayang".
"Gio apaan sih? Geli dengernya". Keyla yang kini cemberut.
"Gausah gitu bibirnya, mau aku cium?"
"Gioooo..!!! Ih dasar mesum !!.
"Hahahaha".
Gio meraih Keyla kedalam pelukannya, tangannya mengelus puncak kepala Keyla.
"Yo, aku belum keramas".
Gio tidak memperdulikan ucapan Keyla.
"Imut banget sih pacarku ini"
"Dari dulu kan emang imut, gimana sih".
"Oh ya? Kok aku baru tau?" Canda Gio.
"Ih..".
"Gausah cemberut gitu, kode minta dicium ya Key?".
"GIOO MESUM! SANA PULANG!! ".
Gio hanya tertawa. Kenapa Gio begitu terlambat menyadari bahwa Keyla begitu cantik dan menggemaskan. Ternyata, membuka hati untuk orang baru bukanlah hal yang buruk, bahkan kini membuat hidup Gio lebih berwarna kembali.
Gio terus memeluk Keyla tanpa mau di lepaskan. Tidak tahu ada apa dengan Gio saat ini. Dia hanya ingin memeluk gadisnya sekarang. Ada ketenangan itu saja yang dia rasakan.
Entah Tuhan sengaja memberikan dia kebahagiaan di belakang setelah masa masa yang gelap Gio lewati sendirian tanpa adanya cahaya setitikpun. Namun, kini dia telah menemukan lentera di hidupnya dan tidak akan pernah dilepaskan.
"Yo, sampai kapan mau gini terus?". Tanya Keyla yang masih dalam pelukannya.
"Sampai rindu ini hilang". Kemudian Gio melepaskan pelukannya. "Apakah bidadari selalu di ciptakan cantik?". tanya Gio.
"Entah, aku belum pernah liat soalnya".
"Tapi bidadari di depanku ini super duper cantik".
Keyla tersenyum malu atas perlakuan Gio. Menurut Keyla sikap Gio akhir ini sangat aneh tidak seperti biasanya, pria bagaikan bongkahan es sekarang mendadak menjadi hangat.
Percayalah, Keyla menjadi orang paling bahagia sekarang ini.
"Yo, terimakasih". Ucap Keyla
"iya sama sama". Jawab Gio enteng dan membuat Keyla cemberut.
"Ih Gioo..!! Aku kan belum ngomong! ". Kali ini Keyla terlihat kesal atas sikap Gio, menurutnya orang yang ada di sampingnya ini sangat menyebalkan. Tingkah Keyla yang seperti inilah yang membuat Gio tidak ingin pulang.
"Itu tadi udah ngomong sayang, tadi kamu bilang terimakasih kan? Yaudah aku jawab sama sama". Kekeh Gio yang kini membuat Keyla makin kesal akibat perkataan Gio. Keyla makin percaya bahwa orang yang ada didepannya benar benar tidak beres.
"Iya iya, kamu mau ngomong apa?". Tanya Gio yang tidak berhenti terkekeh.
"Gak jadi". Jawab singkat Keyla dengan wajah kesalnya.
"Ih, ngambek nih ceritanya tuan putrinya bang Gio?" Goda Gio. " Mau ngelanjutin ngomongnya apa mau aku cium?". Goda Gio lagi dan membuat Keyla makin percaya bahwa otak Gio kali ini benar benar telah terkontaminasi.
"GIOOO !! KAMU JANGAN DEKET DEKET ADE SAMA DANDI LAGI, OTAK KAMU UDAH DIHASUT SAMA MEREKA!!".
***********
Hallo...
Masih adakah yang nunggu? Ehehe