Jika lo udah buat gue terbang. Gue harap,lo jangan jatuhin gue ke dasar jurang. Karena gue gak akan kuat untuk bangkit. Kenapa? Karena lo udah buat sayap gue patah.
============================
"Gak usah blushing". Ucap Gio."Udah ah,gue mau ke toilet Yo". Keyla yang mengalihkan pembicaraan.
"Ayo".
"Lah.. Lo ngapain ke toilet cewek? Tempat lo bukan disini kan? Atau jangan jangan,lo mau ngintip? Dasar ya mesum!"
"Gue cuma mau mastiin,kalau lo baik baik saja". Ucapnya yang kedua kali.
Entah ada apa,Kini Gio bersikap seolah olah Keyla adalah tanggung jawabnya. Dia akan terus ngejaga Keyla sampai sembuh. Dia hanya tidak mau mengulang kesalahan kedua kalinya.
"Nanti pulang bareng".
"Dezta jemput gue".
"Nanti gue yang bilang".
Demi apa!
Gio sikapnya manis.
Kaya arumanis
Eaa
Aw
*
Disini lah mereka sekarang. Duduk di bangku taman dan menunggu parkiran sepi untuk pulang. Sebenarnya tidak harus menunggu parkiran sepi. Tapi,ini permintaan dari Keyla. Dia hanya tidak ingin,semua anak anak melihat saat dia harus digendong Gio.
"Sekarang?
"Nanti,gue masih betah disini".
Tidak ada jawaban.
"Yo,gue mau nanya sesuatu sama lo".
"Iya".
"Lah.. Kok jawabannya iya?.Gue kan belum nanya". Keyla yang mengerutkan dahinya dan menengok kearah Gio.
"Gue udah anggep itu sebagai pertanyaan". Ucapnya datar
"Bisa gitu ya?. Tapi gue mau nanya serius sama lo Yo". Nada bicara Keyla serius.
"Apa?".
"Kok lo bisa tinggi?". Sumpah,ini mungkin pertanyaan yang gak banget. Nada bicara yang serius,bertolak belakang dengan pertanyaan. Gio mengangkat satu alisnya.
"Karena gue tumbuh".
"Gue juga tumbuh,tapi gue gak tinggi tinggi". Ucapnya dengan memajukan bibirnya.
"Lo itu mungil".
"Ayo pulang,udah sepi". Ucapnya. Dan langsung gendong Keyla dalam pelukannya.
Keyla sibuk menetralkan jantungnya yang hampir kelewat batas. Sedangkan Gio menggendong Keyla ke mobil dengan tatapan datar.
Semoga ini bukanlah sesaat. Semoga ini menjadi kisah yang indah untuk kedepannya buat Keyla. Harapan yang tersimpan begitu lama. Tapi,takutnya sebuah harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Manusia bisa saja berharap. Namun,manusia tidak dapat merubah garis takdir. Berharap ala kadarnya saja. Bukan apa. Manusia biasanya berharap terlalu tinggi. Dan akhirnya harus tersakiti dengan keadaan. Bahkan,bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
"Gue besok sama Dezta,lo ga perlu jemput gue".
"Hm".
*
Setelah mengantar Keyla pulang,Gio memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Bukannya fokus menyetir,namun pikirannya kini fokus kepada satu cewek. Bukan Keyla. Melainkan Bella. Benar,Bella telah membuat Gio menjadi seorang yang dingin setelah kepergiannya.
Bukan berarti Gio tidak bisa move on dari masa lalunya. Semakin di lupakan,semakin jelas wajah gadis cantik yang berselisih satu tahun dari dia. Pikirannya di penuhi oleh kenangan yang lalu. Tapi,dia juga tidak mau mengulang luka yang sama.
Bella,seorang gadis yang berhasil merebut hati Gio. Merebut hati seorang yang terkenal dingin. Senyumnya Bella mampu membuat Gio meleleh. Gio sangat mencintai Bella. Gadis berperawakan asli Jawa. Namun,kenyataanya tidak seperti apa yang terlihat.
Bella,hanya menjadikan Gio sebagai bahan taruhan dengan teman temannya. Jika Bella,mampu membuat Gio menjadi pacarnya,dia akan memenangkan sebuah villa. Dan benar,tak lama Gio menjadi pacar Bella. Dan tak lama,Gio mengetahui bahwa dia hanya sebatas bahan taruhan.
Dirinya sangat terpukul saat mengetahuinya. Ingin berteriak namun tak bisa. Ingin marah,dia tidak punya hak. Dia hanya menyimpannya dan berusaha mengeluarkan nama Bella dari hatinya. Namun,nama itu sudah seperti magnet.
Gio juga tahu,kalau dia hanya di jadikan bahan taruhan. Tapi,entah mengapa. Hatinya seolah olah tetap ingin mengejar gadis tersebut. Seperti diantara dua sisi. Sisi untuk berjuang dan sisi untuk melupakan. Dan,Gio memilih untuk melupakan tapi selalu gagal karena rasanya yang terlalu dalam. Bukankah terlalu bodoh? Terlalu mempercayai orang yang hanya membuat dia sebagai permainan?. Itulah yang selama ini dia pikirkan. Terlalu bodoh sehingga mudah untuk di permainkan.
Yang terlihat dari luar,belum tentu sama dengan yang ada di dalam. Bisa lebih baik,atau bisa juga lebih buruk. Jangan terlalu mempercayai orang di dunia ini. Percaya ala kadarnya saja. Jika suatu saat nanti tersakiti oleh keadaan,semoga bukan orang yang telah kita percaya.
*
Di ujung sana,seorang gadis tengah duduk di ranjang ayunan balkon kamarnya. Dia hanya menatap langit yang dihiasi berjuta bintang dengan di temani laptop dan boneka kesayangannya. Terukir senyuman simpul jika teringat sikap seorang cowok yang telah di taksirnya baru tiga bulan lamanya.
Jari lentiknya mulai membuka laptop yang sedang di pangkuannya. Mulai mengetikkan sesuatu dalam blog miliknya. Kebiasaan,dia selalu menuliskan isi hatinya dalam blog miliknya yang di buat saat bertemu dengan orang yang merebut hatinya. Tidak sedikit yang memberi respon pada tulisannya,yang dianggap begitu menyentuh.
Aku memang bukan seorang penyair,aku juga bukan orang yang pandai menulis puisi. Aku bahkan bukan orang yang bisa berbicara dengan bahasa hati. Aku hanya seseorang yang dianggap kecil. Aku hanya ingin berbagi rasa saat aku sedih maupun senang.
Seperti sekarang. Aku telah menemukan sebuah pelangi. Dia indah. Pelangiku tidak seperti milik kalian. Karena pelangiku bernyawa. Dia,membuatku seolah olah ingin mengejarnya. Namun,saat aku mulai mengejar aku takut dia akan menghilang. Kemana aku akan mencari?. Tidak ada. Aku harus menunggu hujan tiba hingga reda. Dan akhirnya aku akan menemukan pelangi baruku kembali yang terselip di antara jutaan makhluk di bumi.
============================
Quotes
"Terlalu nyaman. Sampai aku lupa,kalau kamu itu hanya sebuah bayangan yang tak mungkin bisa aku gapai."
===========================
Ehem ehem.. Cek cek ehem. Eaa :v
Gue juga nulis cerita baru loh,bukan cerita sih. Hanya sekumpulan Quotes gitu. Belum gue post heuheuheu
Ya ya ya gitulah.
Eaaa ga ada yang nanya :vVotment kuy muahh muahh
(Anggep aja emotikon lope lope)