24

156 3 0
                                    

Semua anak berlalu lalang meninggalkan kelasnya. Begitupun dengan teman temannya. Kini hanya ada dia di dalam kelas,dan beranjak keluar.
Namun,seperti ada yang menunggunya di depan pintu. Entah siapa dia,Keyla belum bisa memastikannya. Pasalnya,hanya terlihat sisi punggungnya.

Terlihat bukan seperti Gio atau temannya yang menunggu, tangannya terulur mengambil tas yang masih diatas meja. Langkahnya mulai berjalan mendekati pintu kelasnya. Alisnya terangkat satu,setelah mengetahui siapa yang telah menunggunya.

"Hai."Ucapnya di buat buat dengan tatapan sinis.

"Heem?."

"Kita ketemu lagi kan?".

"Iya lah,orang kita satu kampus".

"Masih bisa bacot ya."

"Apaan sih? Gue gak tertarik sama lo ya,jadi stop gangguin gue".

"Hah? Stop? Udah apa yang lo lakuin ke gue?."

"Lakuin apa? Gue gak ngehamilin lo kan? Apa gue harus tanggung jawab atas perbuatan yang gak gue lakuin? Tapi sayangnya gue masih normal".

"Susah ya,ngomong sama orang bodoh". Ucap Della sinis.

"Lo lebih. Ada orang bodoh di ladenin". Ucap Keyla enteng.

Tatapan Della makin tajam kearah Keyla. Jantung Keyla sudah tidak bisa di metralkan. Dia tahu,mempunyai masalah dengan Della bukanlah hal yang baik,membantah perkataan Della juga bukan ide yang bagus. Namun,dia tahu selama dia tidak bersalah mengapa harus takut?

Keyla menjunjung tinggi prinsipnya,jangan pernah takut selama lo gak salah. Karena pemeran utama akan kalah episode pertama dan akan menang pada endingnya. Toh mereka sama saja makan nasi juga. Dan semoga Keyla manjadi tokoh utama bukan sekedar figuran.

"Gue kan udah bilang,jauhin Gio. Tapi lo tetep bandel. Jangan buat gue lakuin lebih Key."

"Emang,jauhin Gio itu penting ya?."

"Penting! Kenapa? Karena gue udah suka dari SMA. Lo baru aja udah blagu!"

"Cielah.. Lo juga bertepuk sebelah tangan kan?,sakit kali mbak. Sana bertepuk sama rebana. Kan lumayan ada gunanya tuh tangan".

"Bacot ya lo". Della yang berjalan selangkah lebih maju.

Ini yang dia takutkan. Keadaan dimana dia tersudut tanpa ada seorang temannya. Bukannya takut,Keyla hanya takut luka lamanya akan kembali. Dia tetep pada prinsipnya kalau dia gak boleh takut,karena dia tidak salah.

Sebelum,Della mencengkeram bahu Keyla. Seorang Cowok datang dari belakang mereka dengan berlari. Dan,kemudian menengahi mereka yang membelekangi Keyla seperti perisai. Tatapannya sinis dan dingin cowok itu lemparkan kepada Della.

Gue tahu,lo ada saat gue butuh. Gue gak nyesel perjuangin lo selama ini,meski lo gak pernah tau perasaan gue. Karna gue bukan perjuangin orang yang salah.Batin Keyla.

"Gi..Gi..o". Ucap Della patah patah.

"Ini semua gak seperti apa yang lo liat. Gue hanya mau-". Ucapnya terputus.

"Apa?." Tanya Gio dengan nada dingin.

"Lo seharusnya malu,setelah apa yang lo lakuin ke Keyla dua tahun yang lalu!". Ucap Gio dengan nada tinggi. Della saat ini hanya menatap dengan mata berkaca kaca dengan bibir yang bergetar.

"Maksud lo apa ngomong kek Gitu?".

"Lo tanya maksud gue?".

"Lo pikir,gue gak tahu apa yang lo lakuin ke Keyla dua tahun yang lalu? Dia hampir kehilangan nyawanya kalau gue telat sedikit nyelametin dia waktu itu!".

"Gue udah tahu lama setelah kejadian itu. Tapi,Keyla gak cerita ke semua orang atas kebusukan lo selama ini. Dia udah baik,gak laporin lo ke polisi dan lo juga gak di keluarin dari kampus! Tapi,lo masih aja ngeganggu hidup dia. Mau lo apa?!".

Keyla sedari tadi hanya menatap punggung Gio. Pasalnya,sedari tadi dia di belakangi Gio,dan badannya hanya sebatas bahu cowok berbadan atletis itu.

"Gue gak mau kalau lo sama dia!". Ucap Della dengan nada tinggi.

"Karna gue suka sama lo itu udah dari SMA Yo,tapi lo gak sadar juga. Dan lo lebih jauhin gue. Lo lupa? Kalau kita pernah deket?!!". Ucapnya lagi,air matanya menetes di pipi dan sekarang langit menjadi gelap,udara menjadi dingin,gemuruh datang dan tak selang lama hujan turun.

Anjay

"Tapi gue gak suka sama cewek yang sikapnya kaya anak kecil". Ucap Gio terakhir,dan kemudian menarik tangan Keyla beranjak pergi. Meninggalkan Della yang masih mematung di tempatnya.

***

Mereka berhenti di sebuah kantin yang masih terdapat beberapa anak disana. Mereka duduk di meja yang sama. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Keyla mendengus kesal saat melihat Gio asik dengan buku yang di bacanya.

Dari awal Keyla sudah tahu,resiko apa yang harus di tanggungnya ketika dia memutuskan untuk dekat dengan Gio. Dia,tidak mungkin menyalahkan keadaan, Dia juga tidak bisa menyalahkan hati. Karena,hati tidak akan salah memilih.

"Yo". Panggil Keyla,namun tak ada jawaban.

"Yo,Gio". Panggilnya lagi.

"ALGIO REYNALDI,LO DENGER GUE GAK SIH?!." Teriak Keyla,dan mendapat tatapan dari beberapa siswa di kantin. Keyla hanya mampu memberikan cengiran kuda campur asoy.

============================

Cengiran kuda campur asoy 😂

Njirr jadi ngakak gue,Keyla tolol kok di jaga 😂

Udah gitu aja,gue mah simpel 👀

Wassalam 🙆🙇






WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang