22

145 2 0
                                    

      [ Dua Tahun Kemudian ]

Keyla berjalan celingukan di taman dengan buku yang ada di dadanya. Mata indahnya menelusuri setiap sudut taman. Langkahnya terhenti saat melihat seorang cowok yang duduk dengan santainya.

"Udah lama ya?".

"Menurut lo?".

"Hehehe maaf deh".

"Hmm".

"Yeee... Gitu aja ngambek".

Pasalnya,cowok tersebut sudah menunggunya lebih dari setengah jam. Hanya duduk di kursi taman kampusnya yang di temani sebuah novel.

Cowok itu adalah Gio. Sekarang mereka menjadi teman. Meski tidak terlalu dekat. Selama dua tahun pula,dia harus memendam perasaannya kepada Gio yang harus dia abaikan selama dua tahun akhir ini. Keyla hanya bisa memendam,tanpa bisa mengungkapkan.

Dia sangat tahu,memendam perasaan tak semudah yang ada di drama korea. Dia harus berpura pura tidak memiliki rasa. Dia tahu,cinta sendirian itu tidak hal yang mudah. Namun,dia harus merelakan rasanya,Dia tidak mau pertemanannya dengan Gio harus berubah hanya karena perasaannya.

Karena dia tahu,memulai pertemanan dengan Gio tidaklah hal yang mudah. Pertemanan yang dia bangun dengan susah payah. Selalu memulai pembicaraan dahulu ketika ngobrol. Selalu memikirkan tema obrolan. Selalu meredam nyeri ketika Gio mendadak menjadi jutek dan keluar sifat dinginnya. Itulah,yang Keyla lakukan dua tahun terakhir ini.

Sekarang mereka memasuki semester akhir. Clara masih berpacaran dengan Galih,sohibnya Gio,Nathasa dengan Darka. Amalia dengan Aldo. Elga dengan juniornya yang bernama Raka. Naya dengan teman sekelas yang bernama Seza.

Sementara itu,Ade dan Dandi masih asik dengan status jomblonya. Malahan,mereka berdua sering goda anak cewek juniornya. Gio,dia masih bingung dengan perasaanya yang lalu. Selalu ingin melupakan. Namun,entah mengapa dia selalu memikirkannya. Sedangkan Keyla,Dia harus berpura pura tidak memiliki rasa kepada Gio. Rasa yang sudah dia simpan dua tahun lamanya. Dan harus menelan pil pahit ketika dia mengetahui bahwa Gio masih belum move on dari masa lalunya.

"Bosen gue". Ucap Keyla dengan menundukkan kepala,kakinya mengayun ke depan dan belakang. Perkataan Keyla hanya mendapat respon dengan kata 'hem' dari Gio.

"Kita udah 20 menit disini. Diem dieman. Kaya orang bisu tau gak". Ucap Keyla geram,karena 20 menit tidak ada yang memulai obrolan.

Gio makin asik dengan novel yang sekarang dia baca. Keyla,makin mendengus kesal. Gio,yang menyadari dengan tingkah Keyla yang mengayunkan kakinya makin kencang,akhirnya dia angkat bicara.

"Mau ke rooftop?". Gio memulai obrolan.

"Ngapain?".

"Duduk". Ucapnya datar.

"Lah.. Duduk aja di rooftop? Kok gak sekalian di tiang listrik?". Keyla yang bertanya dengan ekspresi yang sulit untuk didefinisikan. Tangannya di tarik oleh Gio dan mengikuti langkah Gio dari belakang.

Sampainya di rooftop,Keyla di buat menganga. Pemandangannya begitu indah,kemana saja dia kemarin? Baru mengetahui kalau di kampusnya memiliki tempat yang mengejutkan. Matanya membulat tak percaya,saat mengetahui di rooftop kampusnya di sulap menjadi tempat yang istimewa bagi anak yang suka bolos dari jam kuliahnya.

"Wooo keren". Ucap Keyla takjub.

"Biasa aja".

"Isshhh".

"Eh Yo,kok lo baru ngajak gue kesini sih? Kenapa gak kemarin- marin aja?". Ucapnya sambil menggertakkan kakinya.

"Lo gak minta". Ucap Gio sambil berjalan ke sofa yang ada di sudut.

"Susah ya,ngomong sama anak yang udah kelewat jeniusnya". Gumam Keyla pelan,namun masih bisa di dengar oleh Gio. Gio hanya mengeluarkan senyum simpulnya.

***

Entah dari kapan,sekarang mereka tertidur di rooftop dengan kuping yang tersumpal earphone. Bahu Gio,di buat bantal oleh Keyla. Dan,tak lama, mereka terbangun mendengar ada suara yang memanggil nama Gio. Keyla mengucek matanya agar dapat melihat dengan jelas.

"Eh Yo,lo di cariin bu Mirna tuh?". Ujar cowok sekelas Gio yang di perintahkan untuk memanggilnya.

"Untuk?".

"Mana gue tau. Diajak ngopi bareng mungkin?". Ucapnya bercanda.

"Hahhh receh".

"Udah buruan turun".

"Duluan".

Keyla masih duduk di sofa,dia masih mengumpulkan nyawa yang mencar entah kemana.

"Turun?". Tanya Gio pada Keyla.

"Nanti,gue masih betah. Udah sono buruan turun".

"Yakin,sendiri?".

"Iyee elahh bawel. Nanti kalau diajak ngopi sama bu Mirna,jangan lupa bungkusin satu ya. Gulanya dikit". Candaan Keyla,yang di balas oleh Gio dengan geleng geleng kepala.

Gio turun untuk menemui Bu Mirna. Sedangkan Keyla memasang earphone-nya kembali dengan mata terpejam. Kepalanya mengangguk-angguk untuk mengimbangi lagu yang di putarnya. Tak lama kemudian,ada seorang cewek yang menarik kasar earphone yang di pakainya.

"Shitt!!". Umpatnya kaget.

"Gue kan udah bilang!! Lo jangan pernah deketin Gio!!". Ucapnya membentak.

"Gio punya gue,gak punya malu banget ya jadi orang??!!!". Bentaknya lagi.

"Haa?? Sejak kapan dia jadi punya lo? Ngaca kali mbak, yang gak punya malu itu siapa?ngaku ngaku issshhh".

"Berani ya lo sama gue!!". Ucapnya marah dan langsung menjabak rambut Keyla. Dia adalah Della. Seorang gadis yang tergila gila pada Gio. Dia juga yang sudah menyebabkan Keyla hampir meninggal saat insiden pembully-an di belakang kampusnya.

"AAA..!! NENEK LAMPIR!! SAKIT GOBLOK!!". Teriak keyla yang memegang tangan Della.

============================
Kok cepet ya udah dua tahun kemudian? 👀

Serah gue lah,gue yang nulis weekkkkk 👅

*Abis ini gue di lempari batu*

Sekian.

Wassalam 😁

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang