36

152 9 0
                                    

Kamu tau nggak satu hal yang tak bisa di ketahui itu apa? Itu takdir. Dimana seseorang hanya bisa terus menjalaninya sambil tersenyum. Terus berjalan seperti alur yang telah di rencanakan oleh Tuhan. Aku juga seperti itu. Harus menerima apa yang terjadi. Aku percaya, kalau Tuhan lebih menyayangi aku lebih dari siapapun. Kehilangan penglihatan gak berarti kehilangan sebuah mimpi bukan?. Aku masih memiliki mereka yang sayang kepadaku. Semua mempunyai hak untuk bermimpi. Kehidupan kadang memiliki kejutan tersendiri. Karna kehidupan adalah kado dari Tuhan.

Suasana damai membuat Keyla memejamkan matanya di pinggir danau dekat villa milik keluarganya. Tangannya di bentangkan menikmati udara sore di temani dengan earphone yang mengganjal telingannya.

Sekarang Keyla berada di villa milik keluarganya. Letaknya berada di sekitar pedesaan yang begitu sejuk. Villa yang di tempati Keyla sangat cocok untuk menghilangkan beban.

"Kak, balik yuk".

Sebuah suara berhasil membangunkan Keyla dari lamunannya.

Keyla bangkit dan tersenyum " Udah sore ya?".

Tanpa ada jawaban, Keyla berjalan menuju ke arah Dezta dengan bantuan tongkatnya.

"Hati hati kak".

*

*

Di sisi lain, Gio mencari kabar tentang Keyla, dia harus bolak balik kerumah Keyla hanya ingin mengetahui bagaimana kabar gadis tersebut. Namun, rumah nampak sepi, hanya terlihat kegiatan kecil yang di lakukan oleh pembantunya.

Memang, semenjak insiden tersebut, rumah yang dulunya terlihat begitu riuh kini mendadak sepi, tak ada lagi canda gurau di dalamnya.

Hampir 15 menit Gio berada di halaman rumah Keyla, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke dalam mobilnya. Belum sempat masuk mobil, Gio berpapasan dengan Gandi, Sepupu Keyla.

"Bang." Panggil Gio. Namun, Gandi tampak gugup dan berusaha menghindar.

"Bang Gandi bang..!!". Teriak Gio yang di sembari dengan berlari.

"Pliss bang, kasih tau gue dimana Keyla sekarang". Ucapan seperti tampak memohon.

"Gak bisa, Yo. Gue gak bisa ngasih tau lo. Sekarang dia lagi down, butuh ketenangan untuk menyendiri. Jangan ganggu dia dulu. Dia masih belum bisa menerima semuanya. Gak usah kawatir, ini hanya sementara. Selanjutnya, semua akan berjalan seperti sedia kala".

"Pliss bang kasih tau gue. Gue bakal ngasih ketenangan buat dia. Mengembalikan senyuman yang seharusnya Keyla miliki."

"Baiklah, Sekarang dia ada di Villa milik papanya, letaknya ada di pedesaan". Ucap Gandi terputus, dan kemudian Gandi menuliskan sesuatu di kertas kecil " Itu alamatnya".

"Makasih ya bang". Ucap Gio dan langsung memasuki mobilnya.

***
"Key". Panggil lirih seorang pria yang berdiri di depan pintu kamar.

Suara terasebut sukses membuat gadis yang awalnya duduk di balkon kamarnya berubah ekspresi yang sulit di jelaskan. Dia sempat menengok ke arah suara tersebut. Memastikan bahwa suara yang di dengar benar benar nyata.

"Siapa?". Bicaranya ragu ragu.

"Udah lupa sama suara manusia es ini?"

"Gio?"

"Iya, ini aku Key. Sorry udah telat."
Ucapnya sendu "Boleh aku meluk kamu?".

Belum sempat Keyla menjawab Gio kini memeluk tubuh Keyla.

"Yo". Panggil Keyla yang tidak dapat jawaban dari Gio.

"Gio. Lo kenapa? Kenapa tiba tiba bicaranya aku-kamu? Apa ada yang salah?"

Gio melepaskan pelukannya pada Keyla. Dengan mengambil nafas panjang akhirnya Gio angkat bicara.

"Gapapa Key, aku hanya ingin bicara pakai aku-kamu saja. Key, lihat kamu kayak gini buat aku sakit sekali."

"Maaf, kalau gue buat lo sakit Yo." ucapnya terputus. "Mulai saat ini gue gak bakalan ganggu lo lagi. Semua akan gue hapus". Ucapnya sambil tersenyum. Tepatnya senyuman pedih. "Sekarang gue berhenti, karna gue sadar diri". Ucapnya lagi.

"Maksudku gak gitu, Key. Jika kamu berhenti, itu lebih menyakitkan lagi buat aku. Dan aku mau kalau kamu menjadi Keyla yang dulu, jangan pernah berubah." Ucap Gio dengan memegang kedua tangan Keyla.

"Bagaimana bisa aku mempertahankan kamu yang mempertahankan dia di hatimu?"

Keyla merasakan ada setitik air yang jatuh di sudut matanya, dan Gio pun melihat jika Keyla kini sedang menangis. Keyla mengambil nafas sebelum melenjutkan bicaranya kembali.

"Maka, akan aku lepaskan kamu. Itu bukan milikku, bukan hakku. Banyak yang sempurna di luar sana. Jauh, jika di bandingkan dengan keadaanku yang cacat saat ini. Aku.. Aku hanya...". Kalimat Keyla terputus sebelum selesai berbicara. Gio menarik tangannya sehingga tak ada sedikit pun jarak antara mereka.

"Aku gak butuh itu. Saat orang lain melihatku sebagai orang yang angkuh. Kamu datang meluluhkan sikap itu. Dan sekarang, kamu disini bersamaku saja aku udah seneng banget. Jangan berkata seperti itu". Ucapnya terputus.

"Kamu tidak pernah memaksaku sedikitpun. Hanya saja, aku yang bodoh, aku yang terlalu menutup hatiku hingga aku tak pernah melihatmu,  tidak melihat setiap perhatianmu, tidak melihat kesabaranmu hanya buat aku yang tolol ini. Maaf."

Ucapan Gio membuat Keyla sadar, bahwa benar, hati tidak akan pernah salah memilih. Kemana ia akan bersemayam. Kemana ia akan menjalani.

Sore itu, ada hal yang berubah antara mereka. Semua terlihat baik baik saja. Ada sikap yang dirubah hanya karena sesosok wanita. Ada hati yang dirubah karena sesosok wanita yang sama juga. Lucunya, yang merubah hal tersebut adalah wanita yang jauh dari kata sempurna.

********************************

Phakabhar semwa? 😘

Anjay, sulit banget bacanya yak 😂

Maaf maaf maaf banget telat post ceritanya, soalnya gue sibuk banget guys.

*sok njabat bat lu upil gurita*

Ehh sempak fir'aun bacot ya -_-.

Next ya sayang sayangkoh 😽


WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang