35

146 5 0
                                    

Meski sekarang aku tidak bisa melihat dengan mataku, setidaknya aku masih bisa menggenggam dengan tanganku.

============================

Di kamar yang dulunya terdapat gadis yang ceria, kini berubah menjadi kamar yang tak ada lagi tawa. Tempat dimana dia menghabiskan sisa waktunya hanya berada di kamar dan balkon kamarnya kini harus terlewatkan.

Beban yang dia tanggung kini begitu berat. Harus kehilangan penglihatannya dan itu artinya dia harus berada di kegelepan untuk sebagian hidupnya.

Mana mungkin dia bisa melewati semuanya tanpa ada setitik cahaya di hidupnya?.

Dia masih berharap bahwa dirinya masih bermimpi. Dan tolong, bangunkan dia secepatnya.

Gadis tersebut sekarang berada di toilet kamarnya dengan bantuan tongkat yang kini ia genggam. Dia berdiri di depan cermin toiletnya. Tangannya terulur menyentuh cermin dimana dia sekarang tepat di hadapannya. Semua gelap, tidak seperti biasanya dia bisa melihat wajahnya.

Dia kembali menangis histeris dan mengacak rambutnya kasar. Tongkat yang kini dia genggam di pukulkan kesegala arah. Bahkan cermin yang sempat dia pegang juga kini di pukul hingga pecah. Pecahan kacanya sempat mengenai lengan dan mengelurkan darah.

Keyla terus saja menangis histeris. Sekarang dia berjalan menuju kamarnya dan kembali memukul asal apa saja yang ada di kamarnya. Sampai akhirnya dia duduk di lantai dengan tangan yang masih mengeluarkan darah.

Dezta yang mendengar keributan di kamar Keyla berlari menemui kakaknya. Setelah membuka knop pintu, Dezta di buat menganga dengan keadaan kamar yang hampir tak berbentuk. Semuanya hancur dan berada di lantai. Namun, matanya terhenti di satu titik dimana kakanya terududuk di lantai.

"Kak". Ucapnya pertama kali saat melihat Keyla. Dan kini Dezta berlari menghampiri Keyla.

"Kak Keyla kenapa kak?". Ucapnya yang sambil membenarkan posisi Keyla. Tapi, Keyla masih meronta dan kembali menangis.

"KAK KEYLA !" Bentak Dezta yang membuat Keyla terdiam dan kembali menangis.

"Maaf kak, Dezta sudah bentak kakak. Tapi, kakak harus tau. Meskipun semuanya meninggalkan kakak, sekalipun dunia mengucilkan kakak, tapi gue tetep bersama kakak. Adek lo ini ga akan kemana mana. Dia akan ada di samping lo kak." Ucap Dezta yang kini juga ikut menangis.

"Lo sekarang harus terima. Meski lo tidak bisa melihat, tapi lo masih punya tangan untuk menggenggam. Masih memiliki keluarga yang selalu ada di samping lo kak. Dan gue, gak akan pernah ninggalin lo". Ucap Dezta yang sambil mengusap matanya kasar.

Tangan Keyla terlihat mencari sesuatu. Sampai akhirnya Dia menemukan apa yang dia cari. Itu adalah tangan Dezta. Dia mencari tangan Dezta untuk di genggam. Dia menggenggam tangan Dezta begitu erat, dan juga sebaliknya Dezta juga menggenggam tangan kakaknya. Sampai di sadari bahwa tangan Keyla berdarah.

"Tangan kak Keyla kenapa?". Tanya Dezta yang hanya dapat jawaban menggelangkan kepala isyarat kalau tidak apa apa.

"Tapi tangan kakak terluka".

Tangan Keyla menangkup wajah Dezta sambil menangis dan akhirnya dia memeluk Dezta. Dia kembali menangis sambil memeluk adiknya saat ini. Dezta juga ikut menangis. Pasalnya, kakaknya yang sekarang harus merelakan cita citanya serta rela hidup tanpa ada cahaya di matanya.

**

Di sisi lain, para sahabat Keyla kini masih ikut menangis di ruang tamu Keyla. Meskipun mereka tidak bisa menemui Keyla sekarang tapi perih yang di rasakan Keyla begitu menyatu di hati para sahabatnya.

Keyla masih mengunci kamarnya dari dalam dan masih belum mau menemui seseorang kecuali keluarganya.

Entah mengapa, para sahabatnya takut akan kehilangan Keyla. Mereka sekarang masih menangis di ruang tamu berharap Keyla akan menemui mereka.

Bagaimanapun, ikatan persahabatan tidak akan terpisahkan hanya karena insident. Karna persahabatan itu datangnya dari hati.

Elga memutuskan untuk berjalan menuju kamar Keyla. Dia mengetuk kamar sahabatnya tersebut.

"Key, keluar yuk. Ini gue Elga sahabat lo". Ucap Elga yang membujuk Keyla agar keluar kamar. Kemudian Naya menyusul Elga yang berada di depan pintu kamar Keyla.

"Key, gue bawa kue kesukaan lo. Keluar yuk, Amal juga bawa makanan kesukaan lo". Ucap Naya yang kini kembali menangis.

Para sahabatnya kini berada di depan pintu kamar Keyla.

"Key, lo tau gak?. Gue udah tau siapa yang udah lakuin ini ke lo. Dia begitu kejam". Ucap Nathasa yang juga menangis.

"Lo gak usah takut, kita disini. Disini bersama lo. Gue kangen banget saat dimana kultum lo keluar nasehati gue. Gue kangen sikap usil lo yang dulu. Kangen senyum lo". Ucap Clara yang terbata bata.


"Lo inget gak? Pas kita kenalan dulu? Lo tabrakan sama gue gara gara mau ada jam pagi tapi gagal ". Amal yang tersenyum kecut "Gue kangen banget pas dimana lo tertawa lepas tanpa ada beban".

Kini mereka terduduk di lantai depan pintu kamar Keyla. Sambil msnunduk dan sebagian ada yang menangkup wajahnya.

Sudah hampir dua jam mereka berada disana. Namun, Keyla tak kunjung membuka pintunya. Nathasa bangkit dan kembali berbicara.

"Key, kita pulang dulu ya. Jaga diri lo baik baik. Tidak apa sekarang kita gak bisa lihat lo. Tapi kita akan kembali lagi pastinya. Karna kita semua sayang lo. Kita semua gak akan ninggalin lo. Kita pulang dulu."

============================

Vote+komen ya bebih 😍

Kalian para pembaca ini itu tuh ter 💞💋

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang