37

154 5 0
                                    

Dia ada disini bersamaku saat ini. Dia jauh lebih indah dari bayanganku sebelumnya. Dia nyata. Dia Gio. Gio ku. Dan akan tetap menjadi Gio yang aku inginkan dari dulu. Apakah aku sedang bermimpi? Jika benar bermimpi, jangan bangunkan aku dari mimpi ini.

****
Saat ini mereka berkumpul di Villa Keyla, mereka adalah Naya, Nathasa, Amalia, Elga, Clara, Ade, Dandi, Galih, Darka dan Aldo sedang bersantai di ruang TV. Sedangkan Gio dan Keyla duduk di sofa.

Semua beban yang Keyla rasakan sedikit lebih berkurang dari sebelumnya. Terlihat ukiran senyuman manis di sudut bibirnya. Hatinya begitu tenang dari sebelumnya. Meski, belum dapat menerima keadaan sepenuhnya, setidaknya sedikit demi sedikit dia mencoba mengikhlaskan kejadian yang menimpanya.

"Kamu cantik". Bisik Gio di telinga Keyla.

"Dari dulu kan memang cantik".

"Yeee... Kepedean. Sini hidunganya aku cubit". Gio mencubit hidung Keyla dan mengacak lembut rambutnya.

"Ehem.. Cek cek cek !! Ehem !! Kok tiba tiba serak ya? Dan, ambilin minum dong yang seger seger. Kok tiba tiba panas ya?" Sindir Ade.

"Kaki lo kenapa?" tanya Dandi ke Ade.

"Gapapa, kenapa emang?"

"Bisa jalan?"

"Bisa dong".

"Ya udah, sana ambil sendiri, sekalian gue juga".

"Hahahaha" semua yang ada dalam ruangan tersebut tertawa melihat ekspresi Ade saar ini.

"Ah ga asik lo Dan. Adek lompat nih, adek lompat". Ade yang pura pura mengancam teman temannya.

"Lompat aja De, lo lompat juga ga ada yang nyariin". Saut Elga.

"Iya De, palingan juga kalau lo lompat ga bakalan jatuh, cuma melayang doang lo mah. Itu badan atau kertas layangan?". Kali ini Darka yang mengejek Ade.

"Kalian kalau ngomong kok suka bener semua sih?". Dandi yang saat ini ikut membully Ade.

"HAHAHAHA". Mereka kembali tertawa

"Kok gue kesel ya?".

Mereka bermain UNO dengan bersemangat. Sebab, jika ada yang kalah maka di coret pakai bedak bayi. Dan, yang paling banyak terkena coretan adalah Dandi dan Galih.

Sudah 2 jam mereka bermain UNO namun tidak bosan bosannya mereka memainkan permainan tersebut.

"Eh... Ada ada tamu?".

Semua mata tertuju pada sesosok wanita yang berdiri di ambang pintu dengan banyak kantong di tangannya. Dia adalah mamanya Keyla.

"Sudah lama ya? Udah di buatkan minum sama bibi?" Tanya mama Keyla kembali.

"HALLOOO TANTE, sudah kok tante.!" Suara cempreng Elga yang menyapa Mamanya Keyla.

"Mama". Panggil Keyla.

"Iya sayang, kenapa? Maaf ya mama lama".

"Gapapa kok ma".

"Ya udah, Tante tinggal ke dalam dulu ya. Ini cemilannya.  Jangan sungkan sungkan ya".

"SIAP TANTE, MAKASIH YA". Ucap Dandi dengan semangat.

Mereka melanjutkan permainan, sedangkan Gio dan Keyla bercanda di soffa dekat mereka.

"Maaf kalau aku tidak bisa romantis seperti mereka". Ucap Gio.

"Maaf juga, aku tidak bisa sesempurna mereka". Kali ini Keyla yang angkat bicara.

"Tidak perlu sempurna. Aku dapat kamu aja sudah bahagia".

"Cantik itu hanya bonusan dari Tuhan, selebihnya itu sikap dan hati yang menentukan".

Ucapnya kembali.

"BRAKKK!! KAK KEYLAAAAA!!"

Suara pintu yang di tendang oleh siapa lagi kalau bukan sepupunya keyla yang bernama Aidan. Dia berlari menghampiri Keyla yang sedang duduk di soffa dengan Gio. Tidak hanya itu, kini Aidan menengahi mereka.

"Kangen kak Keyla". Ucap Aidan sok manja dan di buat buat.

"Abang Gandi mana A'?" Tanya Keyla.

"Kok, abang yang di cari." kini ekspresi anak yang sering di panggil Aa' idan manyun.

"Syukurin". Ejek Galih.

"Astaghfirullah bang, biasakanlah abang berbicara dengan sopan."

"Lahh.... Bad boy macam apa ini? Pakai jeans sobek sobek tapi pakai syorban?" Nathasa yang kini bertanya dengan mengangkat satu alisnya.

"Aduh tante, kids jaman now itu  beda ya. Aa' Idan itu setengah saja bad boy nya. Gak kurang ga lebih. Jadi gak perlu di kurangin dan di lebih lebihin kayak mukanya abang ini". Aidan yang menunjuk wajah Galih.

"Eh upil kuda nil, lo mau gue celupin ke dalem air es?".

"Astaghfirullah bang, itu bukanlah hal yang baik. Istighfar bang istighfar."

"AA' IDANNNN!!!" teriak Dezta dari ujung pintu.

"Mampus, tambah satu upil ontanya". Keluh Amal.

Dezta kini berlari menemui idan sepupunya yang berada di tengah tengah temanya Keyla.

"Aa' Idan mau kesini kok gak bilang bilang? Bang Gandi ikut gak?".

"Ikut, masih ada di mobil".

"Ehh... Ada kak Naya, kak, Nathasa, kak Elga, kak Clara, kak Amal, Bang Gio, Bang Darka, Bang Galih, bang Aldo, bang Dandi, sama bang Ade yang badannya kaya kertas HVS".

"Wahh kampret ya" celetuk Ade.

"Hehehe maaf bang becanda kok" ucapnya dengan tangan yang berbentuk V disertai cengiran kudanya Dezta.

"A', bang Gandi kok lama ya?

"Entah".

"BANG GANDI BANGGGG!!!".

"OI, gak kedengeran Oon!, eh astaghfirullah, masyallah, apalan ayat gue, maapkan Idan ya Allah". Ucap Idan dengan menutup mulutnya.

"Bad boy macam apa ini?"

Semua yang ada di dalam ruangan kini cengo melihat tingkah Idan.

"Terangkanlah terangkanlah". Ucap Galih sambil ngelus dada.

"Key, nih anak kalau gue rentalin dapet uang berapa ya?". Tanya Aldo.

"Astaghfirullah bang, gak baik ya nistain dedek cogan kayak gue. Kak Keyla, bang Aldo tuhh". Kata Idan yang di buat buat dan sok manja meluk Keyla.

"Gak usah sok manja". Kata Keyla.

"Dih... Kak Keyla, ngambek nih Aa' Idan nganbek". Cemberut Idan.

"Mpuss lohh".

"Mpuss lohh".

"Mpuss lohh" .

"Mpuss lohh".

"Mpuss lohh".

Serentetan ejekan dari teman teman Keyla yang kini Idan manyun dan hendak berdiri.

"Jahat ah, Idan ngambek. Idan mau ke atas saja!". Kemudian Idan naik ke atas.

Semua yang ada di ruangan tertawa kecuali Dezta yang sejak tadi garuk garuk kepala.

"Lohh.... Aa' Idannn...!!! Tungguin Dezta yang cogan ini napa ishhh!". Dezta yang ini ikutan naik ke kamar atas.

============================

Aluoooo phakabhar semwa :)

Anjir, gua kangen banget sama Aa' Idan si bad boy yang alim :)

Emang bisa ya? Bad boy tapi alim? Wkwk maybe :v

Kangen sama para readerskuhh yang baca tapi ga vote :)

Eakkkk..  Ciee yang di sindir 😂

Lanjottt



WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang