25

162 5 0
                                    

Kalau gak ada rasa,jangan berbuat lebih. Jangan buat aku jatuh semakin dalam. Percaya gak? Kalau itu begitu sakit.

********
"ALGIO REYNALDI LO DENGER GUE GAK SIH?!"

"Heem?".

"Susah ya ngomong sama tembok,udah gue mau pergi". Ucap Keyla dengan berdiri. Namun,langkahnya terhenti saat tangannya di tarik oleh Gio.

"Jangan pergi".

Keyla hanya menatap mata Gio,mengapa dia menghentikan langkahnya? Toh dari tadi Keyla hanya ngomong sama tembok juga kan?.

"Duduk." Ucap Gio yang langsung membuat Keyla duduk kembali.

Gio meletakkan novel yang di bacanya diatas meja.

"Key."

"Hem". Ujar Keyla dingin.

"Boleh tanya sesuatu?".

"Apa?".

"Kenapa lo mau temenan sama gue?".

Karena gue suka sama lo Yo. Dan buat lo suka sama gue itu gak gampang,gue harus jadi temen lo dulu. Meski sampai sekarang lo belum tau juga. Itu jawaban gue. Batinnya

"Karena gue tahu,lo itu sebenernya orangnya asik. Tapi,sifat asli lo kependem sama sifat dingin lo itu".

Jawaban Keyla membuat Gio bergelut dengan pikirannya. Benar,dia dulu adalah orang yang termasuk humoris pada teman temannya. Hanya saja,berubahan itu terjadi setelah kejadian yang lalu. Apakah Keyla akan merubahnya menjadi Gio yang humoris lagi. Ah,sepertinya tidak mungkin. Tapi, kalau membuat Gio tidak dingin,bisa saja.

Keyla asik dengan makannya,tanpa dia sadari kalau selarang dia makan seperti anak TK. Ada sisa makanan di sudut bibirnya. Gio menatap lekat wajah gadis tersebut. Hingga,tangannya terulur mengambil tissu untuk memghilangkan sisa makanan pada sudut bibir Keyla.

Keyla hanya menganga tidak percaya. Dia hanya berpikir,kalau ini mimpi,pliss jangan bangunin dia dari mimpi indahnya.

"Kalau makan hati hati."

"Lo mau denger gue cerita gak?". Ucapnya lagi.

"Apa?".

"Gue suka banget sama hujan dan matahari?". Ucapnya memberi jeda. Dan Keyla mengangkat satu alisnya. "mereka memberi kehidupan di bumi".

"Karena saling melengkapi?".

Senyum Gio terukir simpul kepada Keyla. Dan menatapnya lekat.

"Benar,jika hanya ada hujan yang turun,makhluk bumi akan mati karena tidak ada cahaya.begitupun dengan matahari, dia tidak boleh egois hanya karena sinarnya yang terang. Tanpa dia ketahui,sinarnya membuat makhluk di bumi seolah olah terbakar."

"Gue suka kalau hujan dan matahari datang secara bersamaan. Itu akan mendatangkan sebuah pelangi dan itu indah."

Keyla hanya menatap Gio dengan tangan yang di buat tumpuannya. Rambut yang di cemol asal menggunakan bulpoin membuat anak rambutnya menari di dahinya.

"Jangan liatin gue terus". Ucap Gio yang menyadari kalau Keyla dari tadi menatapnya.

"Entar suka." ucapnya lagi.

Gio mengatakan kata tersebut seolah olah Keyla tidak memiliki rasa. Ternyata salah,rasa itu sudah ada. Bahkan sudah lama.

"Gue suka sekali sama pelangi." Ujar Keyla.

Tapi,gue lebih suka lo. Batinya dan tersenyum simpul

"Kata nenek gue dulu,pelangi itu bertanda kalau ada bidadari yang turun untuk minum di danau. Tapi,kalau di dekati mereka akan malu,lalu menghilang."

"Waktu itu umur gue baru lima tahun,saat itu habis hujan ada pelangi yang muncul. Karena rasa penasaran gue yang tinggi,gue ngikuti kemana ujung pelangi itu bersemayam. Gue pikir akan ada bidadari yang minum,seperti apa kata nenek gue yang selalu ceritakan."

"Gue berjalan mengikuti ekor pelangi tersebut,Nenek juga bilang. Ekor Pelangi itu adalah ekor sebuah Naga. Itu membuat gue semakin penasaran. Waktu itu udah hampir senja. Tapi,gue tetep berjalan hingga akhirnya gue kehilangan pelangi tersebut. Hingga gue baru sadar,kalau gue tersesat. Gue hanya bisa nangis saat itu. Hingga akhirnya,ada tetangga gue yang nemuin gue nangis di pinggir danau."

"Tapi lo masih suka pelangi?". Tanya Gio yang di balas dengan anggukkan.

"Gue gak pernah menyalahkan pelangi. Itu,kesalahan gue karena rasa penasaran gue yang terlalu tinggi. Sama,saat gue nunggu seseorang yang lama tapi dia gak sadar,gue gak akan menyalahkan keadaan. Karena gue yang maksa menunggu. Tanpa bisa memberi tahu." Keyla bercerita seakan akan memberi kode kepada Gio untuk peka terhadap perasaannya.

"Udah,ayo pulang. Hujan udah reda." Keyla melambungkan senyumannya dan beranjak berdiri.

Mereka berjalan beriringan  menuju perkiran kampusnya. Tidak terjadi percakapan. Saling tenggelam pada pikiran mereka masing masing. Hingga akhirnya Keyla membuka suara.

"Gue seneng,hari ini lo sedikit lebih banyak berbicara dari biasanya."

"Gue harap,lo bisa ceritain masalah lo sama gue mulai saat ini."

"Lo juga bisa ceritain tentang masa lalu lo juga. Itu dapat meringankan beban lo."

Ucapan Keyla membuat Gio berhenti sebentar. Keyla benar,dia harus memiliki tempat untuk menceritakan apa yang dia rasakan selama ini. Mungkin,sedikit membantu.

"Itu tidak mudah". Ucap Gio datar.

"Setidaknya gue bisa membantu". Keyla tersenyum simpul dan pandangannya masih lurus kedepan.

"Gue balik dulu,Adek gue udah jemput."

"Hati hati". Ucap Gio.

"Lo juga". Ujar Keyla yang langsung berjalan kearah mobilnya. Disana sudah ada Dezta yang berkacak pinggang di samping mobil. Lebih dari 15 menit dia harus menunggu kakaknya.

Gio menatap punggung Keyla yang perlahan menghilang dari pandangannya. Langkahnya mendekati motor ninjanya yang di parkir di halaman parkir kampusnya.

============================

Gimana partnya?

Baper gak?

Pasti enggak 😂 gue aja enggak apalagi kalian. Heu heu heu.

Salam dari istrinya kyuhyun 😁

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang