28

142 5 0
                                    

Kita dekat. Tapi rasanya ada yang menjadi benteng untuk kita bersama. Itu hati kamu.

============================

"Tapi,bagaimana dengan lo?".

Pertanyaan Gio,membuat Keyla tak mampu menatapnya lagi. Kenapa dia begitu ingin tahu? Bukankah yang sejak tadi Keyla bicarakan tentang perasaannya padanya? Apakah semua makhluk laki laki di ciptakan untuk tidak peka?.

Mata Keyla,melihat ke arah jendela,sebelum dia menjawabnya.

"Selama dia ada di dekat gue,gue gapapa". Senyum Keyla yang mengembang.

Gio,merogoh ponselnya yang bergetar. Matanya seakan tidak percaya siapa yang menelponnya. Gio bingung, apakah dia harus mengangkatnya? Atau mengabaikannya?.

"Siapa? Kok ga diangakat?". Tanya Keyla.

"Bella".

Duarrr.... Perasaan Keyla sekarang sudah tak terbentuk. Dia seketika menahan tangisnya,saat mendengar bahwa yang menelpon adalah Bella. Masa lalu Gio. Untuk apa? Bukankah,sudah cukup dia menyakiti Gio untuk yang lalu?. Mau apa lagi dia kembali?.

"Angkat,siapa tau penting". Ujar Keyla,dan langsung Gio mengangkatnya.

Entah kenapa,matanya seakan akan menjadi panas. Dia ingin sekali menangis. Hatinya begitu sakit. Namun,dia menahannya. Dia tidak punya hak untuk menangis.

"Halo kak". Ucap suara gadis tersebut. Namun,Gio masih diam.

"Kakak denger gue kan?".

"Kakak pasti denger gue. Masih ingat suara gue?".

"Iya bel".

"Gue ingin ketemu kakak".

"Gue mau ngomong".

"Bisa kakak kesini sebentar?".

"Dimana?".

"Ke taman kota".

"Iya,nanti".

Tuttt tuttt

Sambungan yang di putuskan sepihak oleh Gio. Tangannya bergetar saat meletakkan ponselnya di atas meja. Ekspresinya sulit untuk di gambarkan. Antara senang dan masih ada rasa kecewa menjadi satu.

Apakah dia harus datang? Dan membuka luka lama yang berlahan mulai sembuh?. Dia mengacak kasar rambutnya dan mengelurkan nafas kasarnya frustasi.

Keyla yang melihatnya,tangannya terulur megang tangan Gio sekilas untuk menenangkan.

"Kenapa?". Tanya Keyla lembut. Yang menyembunyikan kepedihannya.

"Bella ngajakin ketemu".

Keyla tersenyum simpul. Bukan senyum seperti biasanya,namun itu adalah senyum kepedihannya.

"Temuin".

"Apa harus?". Tanya Gio mengacak rambutnya lagi.

"Terserah. Ikuti kata hati lo. Gue support pilihan lo". Katanya menguatkan. Tanpa dia sadari,hatinya juga begitu patah.

Nguatin orang itu mudah ya. Tapi,kalau nguatin diri sendiri itu berasa mau mati :). Batin Keyla.

"Temuin sekarang. Kejar apa yang hati lo ingin". Kata Keyla. Dan Gio mengangguk setuju.

Apa yang Keyla lakukan? Bukankah seharusnya mencegah?.

"Gue anterin lo pulang".

"Gak perlu,gue bisa sendiri,jangan biarkan dia menunggu".

"Tapi,gue harus nganterin lo pulang".

"Jangan bandel. Gue masih bisa naik taksi nanti. Jangan buat dia nunggu terlalu lama. Kalian akan ketemu setelah sekian lama." Ucap Keyla dengan senyuman kecutnya.

"Maaf". Ucapnya lalu pergi.

Tidak apa,selama lo bahagia :)

Keyla menatap punggung Gio yang perlahan meninggalkan mejanya. Dia tidak menyadari,saat Gio meninggalkannya tetesan bening di sudut matanya mulai mengalir. Hatinya begitu sakit. Bukankah dia sendiri yang meminta Gio menemui Bella? Lalu mengapa dia mengangis?

Dia menangis tak henti, tangannya yang sengaja di buat menangkup wajahnya dan di tempelkan ke meja. Dia menangis begitu keras. Tangan Dan bibirnya bergetar menahan tangisnya.Untunglah,keadaan di luar hujan. Padahal tadi hujannya sudah berhenti. Lalu mengapa sekarang hujan kembali?. Dia bisa menangis sekeras mungkin tanpa ada yang mendengar.

Kenapa? Bukankah itu resiko dari cinta sendirian?. Memiliki rasa kepada seseorang yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak ingin membertitahu,hanya saja hatinya masih milik orang lain.

*

Disisi lain,seorang gadis telah menunggu di bangku taman. Matanya menatap arah jam tangan yang melingkar di tangannya.

Apa menurutnya Gio akan memaafkannya? Dan bisa mengulang semua seperti sedia kala?. Dia memang jahat,telah membiarkan orang yang tulus dimainkan hatinya. Dan,sekarang dia kembali?. Apa itu yang dinamakan karma?.

"Apakah kak Gio akan nerima gue kembali?". Bella yang bicara dengan dirinya sendiri.

"Bella bodoh!! Kenapa lo buat kak Gio permainan sih? Ah,sial. Sekarang gue nyesel kan pada akhirnya?. Bella bodoh!!". Bella yang marah pada dirinya sendiri.

Bella menunggu di taman lebih dari 20 menit. Rambut yang di urai membuat angin meniupnya bebas. Sesekali dia berdiri, lalu duduk kembali. Hingga tak lama seseorang yang ditunggunya datang. Senyum Bella mengembang saat melihatnya. Dan segera memeluk tubuh Gio,namun,sebelum terjadi Gio mencegahnya.

Terdapat rasa kecewa pada diri Bella. Tapi,Bella tetap pada pendiriannya bahwa Gio belum melupakannya.

"Hai kak." Sapanya ramah dengan senyuman.

"Ada apa?". Tanya Gio dingin. Dan mereka memutuskan untuk duduk.

"Tidak ada". Ucapnya sambil nyender di bahu Gio. "Bella hanya kangen sama kak Gio. Apa kak Gio nggak kangen sama Bella?".

Menurut lo Bel? Lo yang udah buat gue ngerasa kalau hidup gue hambar. Tapi,lo sendiri yang membuat itu. Batin Gio.

Gio hanya diam,dia tidak angkat bicara.

"Kak,Bella nyesel. Mungkin,dulu Bella orang paling jahat di mata kakak." Bella yang sambil membenarkan posisi duduknya. "Bella tau,gak seharusnya Bella berbuat kayak gitu. Bella menyadari setelah pisah dua tahun sama kakak. Apa kakak bisa nerima Bella lagi?".

Semudah itu ya bel? Apa yang sudah lo lakuin ke gue dulu?. Tapi sialnya,rasa itu stuck di lo.

"Itu butuh waktu".

"Tapi, Bella beneran nyesel kak. Maafin Bella." Ucapnya lirih.

Gio memegang pundak Bella,dan langsung menghadapkan gadis tersebut kearahya. Pandangan mereka bertemu. Gio,menatap lekat mata gadis tersebut,seolah olah seperti mencari sesuatu.

Orang yang sama kini kembali. Dia,hanya takut luka lamanya kembali lagi. Tapi,Gio juga tidak bisa munafik pada dirinya sendiri. Hatinya menginginkan,tapi hatinya juga belum sembuh total. Itu juga di sebabkan oleh gadis di hadapannya sekarang.

Perbuatan yang di buat Bella dulu sudah kelewat batas. Tidak seharusnya perasaan di buat mainan. Karena Gio bukan boneka.

Manusia memang seperti itu, sudah di kasih hati mintanya jantung. Sudah di kasih kepercayaan,tapi malah dikhianati. Giliran untuk melupakan,dia kembali lagi.

"Gue udah maafin lo dari dulu."

"Tapi gak tau dengan hati gue".

============================
Kok jadi ngeselin ya? 😒
Kok gue jadi greget sendiri 😒
Kok gue jadi ga tega 😒
Mellow nya diriku 😒

Ehhhh

Yatoge! Baru nyadar gue, kalau typo di part yang sesudah ini itu,behhhh.... Bertebaran syekale 😂

Anggep aja ga ada typo 😁

Salam dari pacarnya Adipati Dolken 😁

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang