"Lihat? Dia sudah banyak berubah"
Mingyu yang sedang berjalan-jalan disekeliling halaman belakang kediaman keluarga Chou nampak tersenyum melihat Tuan Chou yang sedari tadi tak bisa melepaskan arah pandangnya pada sang putri yang tengah asik didapur bersama beberapa pelayan untuk menyiapkan makan siang mereka.
"Dulu kalau dipanggil ke kamarnya.. ia selalu tak mau. Berangkat jam 5 pagi dari rumah dan pulang jam 12 malam agar tak bertemu siapa-siapa dirumah" Mingyu tersenyum mendengarnya.
"Sebenarnya saya tidak pernah ada niat untuk merubah seorang Tzuyu saat kita menikah Pa.."
Tuan Chou melirik ke arah Mingyu seolah menantikan kalimat lanjutan dari ucapannya tadi.
"Saya hanya ingin dia menjadi seorang istri pada umumnya.. saya juga tidak menuntut kesempurnaan dari dia, apapun yang bisa dia lakukan akan saya hargai. Sekalipun masakannya kadang terlalu asin, kurang matang, terlalu hambar.. kalau menyapu juga tidak bersih.. tapi saya tetap menghargainya." Tuan Chou terdiam meresapi kalimat demi kalimat yang dilontarkan Mingyu.
"Dia istri saya.. bukan pekerja saya. Tidak ada kata 'sempurna' dalam diri seorang istri yang baik"
***
Flashback
Mingyu nampak berjalan keluar lift sambil mengaitkan kancing tuxedonya lalu berjalan ke arah coffee shop yang ada dilantai bawah gedung perusahaanya. Tak usah lama-lama matanya langsung menangkan sosok yang barusan memberinya pesan untuk melewatkan jam makan siang bersama, Tuan Chou.
"Kau datang lebih cepat dari yang ku kira.. aku saja belum sempat memesan minuman" ucap Tuan Chou yang membuat Mingyu tersenyum datar sambil mengangkat tangan kanannya memanggil seorang pelayan cafe yang sedang berada didekat mereka.
"Vanilla Milk Coffee dan Green tea-nya.. ada yang ingin dibeli lagi Pak?" Tanya Mingyu, Tuan Chou hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya.. ia tak menyangka kalau selama ini Mingyu memperhatikan dirinya yang selalu memesan Vanilla Milk Coffee setiap jam makan siang.
"Aku ingin berbicara sesuatu.. bukan hal yang berhubungan dengan perusahaan sih, hanya saja aku rasa kamu tepat di posisi itu!"
"Posisi apa?"
"Menjadi suami anak saya"
Mingyu mengernyitkan keningnya, mana mungkin seorang CEO perusahaan besar menjodohkan anaknya pada rekan bisnisnya sendiri? Jika dalam drama-drama biasanya ia akan menjodohkan anaknya pada seorang anak dari rekan bisnisnya.. bukan Si rekan bisnisnya langsung!
"Sebelumnya maaf, kalau saya boleh tau.. memangnya anak Bapak kenapa?"
"Dia tidak buruk.. lumayan cantik untuk ukuran anak sebayanya. Usianya juga tak jauh dibawahmu, ia baru berusia 24 tahun bulan depan." Tuan Chou mengulum bibirnya seperti hendak mengatakan suatu hal berat, "tapi..."
"Dia sangat sulit diatur. Liar sangat menyukai dunia malam. Aku memang orangtua yang gagal.. aku kira wajar saat SMA ia ingin hidup bebas karena dulu dia sangat pendiam, ku kira juga dengan kebebasannya ia akan banyak bergaul dan menjadi pribadi yang baik secara bertahap..."
"..ternyata tidak"
"Kenapa harus saya?" Tanya Mingyu tegas, ada banyak anak dari kolega Tuan Chou yang juga tampan dan cukup mapan di usianya walaupun tak bisa dipungkiri kalau mereka bisa seperti itu karena bantuan kedua orangtua mereka, bukan seperti dirinya yang benar-benar merintis dari bawah.
"Anda bisa mengatur ribuan pegawai anda tuan Kim.. dari banyak yang tidak bisa apa-apa kini menjadi apa-apa karena ciri khas anda yaitu 'kesempurnaan'! Dan saya berharap anda bisa memberlakukan itu pada anak gadis saya ini.."
Mingyu meneguk air liurnya telak, "saya pikir-pikir dulu pak"
Flashback end.
***
"Bukannya kerumah belok kanan?" Tanya Tzuyu pada Mingyu yang sedang mengendarai mobil. Mingyu menggelengkan kepalanya, "kan katanya kita mau kencan?" Tzuyu tersenyum pelan dan mengangguk mengerti.
"Kira-kira kemana ya?" Tanya Mingyu sambil melihat-lihat kekiri dan kekanan karena mereka dengan berada di kawasan mall-mall besar dan mereka bisa mampir kemana saja. "Bukannya kamu sering ke daerah sini?" Tanya Mingyu pada Tzuyu yang sontak membuat Tzuyu mendesis sebal ke arah sang suami.
"Aku memang anak malam.. tapi aku gak pernah ke area kaya gini tau! Ini mah area liburan keluarga!" Mingyu tersenyum dan mengangguk "jadi ceritanya duniamu dulu lebih kelam lah ya daripada tempat ini?" Tanya Mingyu polis.
"Ya ya ya.. terserah kamu saja biar puas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach My beloved Daughter
FanfictionTuan Chou sudah tak habis pikir dengan kelakuan putri sematawayangnya Chou Tzuyu. Gadis penyuka dunia malam ini senang sekali menghambur-hamburkan uang dan tak tumbuh sebagai gadis pada umumnya yang biasanya memiliki jiwa keibuan seiring bertambah u...