Ting!
Pintu lift terbuka menampilkan Tuan Chou didalam lift. Sementara itu Mingyu yang sudah menunggu terbukanya pintu lift terlihat sedikit terkejut ketika manik matanya mendapati sosok sang mertua disana.
Dengan kikuk, pria itu memasang senyumnya dan menundukan sedikit kepalanya sebagai bentuk hormat. Suatu pertemuan yang tak disengaja bukan?
Tuan Chou melihat Mingyu dan langsung melangkah pergi melewati Mingyu. Melihat itu, tentu hati Mingyu terasa hancur, seolah ayahnya sendiri kini membencinya. Pria itupun menarik nafas panjang dan kembali fokus pada tujuan utamanya untuk naik ke lantai atas sebeluk pintu lift tertutup.
"Mingyu"
Tuan Chou memanggilnya, membuat Mingyu sontak berbalik badan, "ada apa pa?"
"Ada waktu sebentar?"
***
"Sebenarnya saya malas bertemu dengan anda seperti ini" Tuan Chou memberikan gula pada kopi Mingyu, ia tau bahwa menantunya itu tidak suka pahit, dan Mingyu menerima perlakuan baik mertuanya itu dengan penuh rasa hormat serta berterimakasih.
"Padahal ibu mertuamu sudah memaksa saya untuk menemui anda semenjak Tzuyu keguguran" Mingyu masih terdiam mendengarnya.
"Kenapa? Karena saya tahu tidak ada hal buruk yang terjadi" Mingyu menatap lurus ke lantai, ia tak berani membalas tatapan Tuan Chou seperti biasanya, pria ini terlalu baik baginya. Sungguh.
"Maaf" Mingyu melirik sekilas kepada sang mertua, lalu kembali fokus pada ujung sepatunya, "saya tidak bisa memegang kepercayaan anda pada saya, saya lalai menjaga Tzuyu, tapi..." Tuan Chou bisa merasakan getaran pada suara Mingyu, apakah pria ini akan menangis?
"..saya tidak melakukan apa-apa pada Hwain, semenjak Tzuyu pergi.. saya hanya fokus bekerja dan... itu saja"
"Iya, saya juga tahu bagaimana busuknya kolega istri saya"
"Mingyu..." Tuan Chou menepuk paha Mingyu sekilas, "..Pria memang harus kuat, saya yakin kamu sudah sering diajarkan seperti itu oleh orangtuamu. Tapi, perlu kamu tahu juga kalau kita ini manusia... kita wajar menangis, wajar untuk takut dan juga wajar melakukan kesalahan..."
Perlahan-lahan namun pasti, Mingyu mendongkakan kepalanya kepada tuan Chou dan menatap mertuanya itu dengan tatap penuh harap, "Kalau kamu butuh teman, cerita sama saya.. saya siap menjadi temanmu, Papamu, rekan kerjamu, bahkan gurumu" Tuan Chou menepuk-nepuk dadanya didepan Mingyu.
"Baik pa, terimakasih.."
***
Malamnya dirumah Mingyu dan Tzuyu.
Mingyu berjalan membuka pintu rumah, perasaanya yang sudah lega tadi pagi kini kembali bercampur aduk karena mengingat bahwa saat masuk kedalam rumah, ia harus bertemu dengan Tzuyu. Ya ya ya, Mingyu mulai paham kata-kata Wonwoo tempo lalu mengenai pernikahan.
"Kalo pacaran Gyu, kalo kalian marahan.. masih bisa ga ketemuan sebulan dua bulan. Tapi kalo menikah? Se enek-eneknya lo sama istri lo.. ya lo harus tetep liat muka dia setiap hari!" - Jeon Wonwoo, seminggu sebelum pernikahan Mingyu dengan Tzuyu.
Benar saja, manik mata pria itu langsung bertemu dengan Tzuyu yang sedang duduk di salah satu anak tangga rumah mereka dengan kondisi kepala yang ditelungkupkan pada telapak tangannya.
Ada apa lagi? Pikir Mingyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach My beloved Daughter
FanfictionTuan Chou sudah tak habis pikir dengan kelakuan putri sematawayangnya Chou Tzuyu. Gadis penyuka dunia malam ini senang sekali menghambur-hamburkan uang dan tak tumbuh sebagai gadis pada umumnya yang biasanya memiliki jiwa keibuan seiring bertambah u...