54

1.3K 139 11
                                    

"Dia itu tinggal disamping rumahku, dia sering main ke rumah untuk bantuin Nenek bersih-bersih rumah sambil belajar bareng denganku karena aku dulu termasuk golongan siswa berprestasi di sekolah" Tzuyu nampak serius mendengarkan cerita Mingyu tentang cinta pertamanya.

"Jihyo cantik, baik, ramah, pintar, rajin. Aku yang selama ini gak pernah suka sama lawan jenis, tiba-tiba suka ngeliat dia, selalu nanyain dia ke Nenek, berharap dia main ke rumah setiap hari, bahkan rela pinjemin materi pembelajaranku untuk remedial dia pas Ujian Kenaikan Kelas" Tzuyu tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya lagi.

"Terus, pas lulus SMA... tiba-tiba aku dapat kabar kalau Jihyo..."

"Meninggal?" Potong Tzuyu

"Dengerin dulu!" Balas Mingyu, "iya iya maap" ujar Tzuyu lagi.

"..dia di jodohin orangtuanya sama seorang pengusaha yang usianya diatas kami sekitar 8 atau 9 tahun. Jadi kalau waktu itu usia Jihyo 19, berarti pengusaha itu usianya 27 atau 28 tahun" Mingyu tersenyum kecut jika mengingat moment itu, "seusia kamu sekarang" kata Tzuyu yang diangguki Mingyu.

"Terus, Jihyo terima perjodohannya?"

Mingyu menganggukan kepalanya cepat, "..dia tuh selalu turutin apapun kata orangtuanya, khususnya Ayahnya. Pokoknya hari itu aku manjat ke dalam kamar Jihyo dari gerbang belakang rumah Nenek, karena dia dilarang keluar rumah sebelum hari pernikahan.. terus aku nanya banyak hal ke dia"

"Nanya apa?"

"Aku tanya, dia cinta gak sama cowok itu? aku juga bilang kalau usia dia terlalu muda untuk menikah"

"Pft! Terus kata dia?"

"Dia nangis, tapi dia gak mau ngecewain orangtuanya. Yaudah, akhirnya aku tinggalin dia dan saat dia menikah.. aku langsung merantau kesini karena dapet universitas disini dan abis itu kerja deh.." Mingyu tertawa kecil, "..aku pingin banget jadi pengusaha hebat di usia 27 tahun gara-gara itu" sambungnya.

"Terkabulkan? Terus kamu dijodohin pula sama kaya Jihyo" Tzuyu dan Mingyu tertawa

"Iya, aku gak sengaja kenal Papa kamu dan Papa kamu itu baik banget, dia kasih tau aku peluang-peluang untuk kelancaran bisnis, kita sering ngobrol dan tiba-tiba.."

"Jodohin aku ke kamu?" potong Tzuyu

"He'em, katanya sih 'ajarin anak gadisnya'. Jadi aku tuh disuruh jadi suami kamu atau jadi guru kamu si sebenernya? Kan aku jadi bingung waktu itu.." Mingyu dan Tzuyu tertawa lagi akan obrolan mereka.

"Terus, Jihyo gimana?"

Mingyu menaikan kedua bahunya, "mungkin dia bahagia.. sama bahagianya kaya aku sekarang. Kalaupun disuruh pilih antara dia atau Chou Tzuyu.. aku juga pasti akan pilih Chou Tzuyu lah"

"Uww.. so sweet amat"

"Kamu pernah nyesel gak punya suami kaya aku?" Tzuyu terdiam sejenak ketika mendengar pertanyaan Mingyu barusan, "Tidak, sama sekali tidak. Kalau kamu? Kamu pernah nyesel gak menikah sama aku?"

"Tidak. Sekalipun awalnya kamu gak bisa apa-apa, gak tau apa-apa, sukanya ngelawan.. tapi semua proses itu rasanya sangat luar biasa buat aku. Bahkan aku gak nyangka kalau kita bisa kaya sekarang, bayangin hal apa aja yang udah terjadi selama beberapa bulan kebelakang Tzu"

Tzuyu mengusap pipi Mingyu singkat dan menganggukan kepalanya pelan, "I Love u Mr. Kim" ujarnya.

"I Love You More Mrs. Kim"

Teach My beloved DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang