"Ma.. Hwain mau pulang, disini ga enak!"
"aduh.. kamu bisa sabaran sedikit ga si??"
"Bukannya gitu maa... kenapa si aku ga sewa apartemen aja??"
"Yaampun sayang.. kamu tau kan misi kita??"
"Ma..."
Tzuyu yang baru saja mengangkat jemuran sontak mendekatkan telinganya ke arah pintu kamar Hwain yang tertutup. Namun sayang sepertinya gadis itu sedang mengecilkan volume ucapannya sehingga Tzuyu tak bisa menangkap percakapan ia dengan ibunya lagi.
"Misi?" bisik Tzuyu heran.
***
"Pagi Juwi.."
Tzuyu yang sedang memasak di dapur langsung menoleh kebelakang melihat Hwain yang sedang membuka kulkas dan mengambil sebuah kaleng minuman darisana. "Ternyata kamu cukup telaten menjadi istri" Tzuyu hanya terdiam tak menjawab.
"Sedang masak apa?" tanya Hwain polos, "Kwetiaw" jawab Tzuyu singkat yang langsung diangguki oleh Hwain. "Buat Mingyu ya?" Tzuyu menganggukan kepalanya pelan.
"Nah kalau begitu kan bagus, sekalian saja kamu bawa itu ke kantornya Mingyu.. sekalian liat-liat di kantor ada apaan, aku denger-denger.. sekertaris pribadinya dia cantik banget lohh.." Tzuyu mematikan kompornya dan menoleh ke arah Hwain dengan tatapan kesal.
"Maksud kamu, Mingyu selingkuh?"
"E-engga.. tapi yaaa" Hwain menggaruk kepalanya yang tak gatal, "kamu tau lah pria.. pasti ada aja gatel matanyaa" Tzuyu berbalik badan dan menaik nafas dalam-dalam sebagai bentuk mempertahankan emosinya yang mulai membludak saat ini
***
"Lagi dimana? gua ganggu gak?"
"Lagi di rumah kakak, nemenin keponakan.. ga ganggu kok"
"oh.."
"lo sendiri lagi dimana?"
"Lagi di jalan, mau ke kantor Mingyu"
Sana melirik jam dinding di ruang kamar keponakannya dan tersenyum kecil.
"mau nganter makan siang ya? tumben.. dalam rangka apa?"
Kali ini Tzuyu yang tersenyum kecil sembari menarik nafas dalam-dalam dan melirik ke arah spion, memastikan pak Aryo (supir keluarga mereka) tak memperhatikannya.
"Sepupu gua... dia bahas macem-macem soal Mingyu di kantor, ga usah gua jelasin detail pembicaraanya.. lo pasti tau kan apa yang gua maksud?"
"iya iya, gua tau.. tapi ga mungkin lah Mingyu gitu"
"Tapi kan dia cowok"
"Ya sekalipun cowok, emangnya ga boleh dia kagum sama cewek lain? kagum doang Tzu.. kaya lo kagumin Choi Siwon.."
"Iya juga si" Tzuyu menoleh ke arah kanan, dimana gedung Mingyu bekerja sudah terlihat.
"Jangan terlalu agresif Tzu.. jangan sampe nanti niatnya mau bikin suami menetap, eh malah bikin dia kabur.." Tzuyu tersenyum kecil.
"Makasih Na, udah dulu ya.."
***
Tzuyu berjalan keluar dari lift, dan betapa bahagianya ia saat semua mata tertuju padanya seolah ia adalah ratu di gedung ini. Namun Tzuyu kembali menstabilkan raut wajahnya, ia tak boleh terlihat angkuh disini.
"Selamat Pagi Nyonya Kim"
"Pagi" Tzuyu melemparkan senyum terbaiknya pada siapapun yang menyapanya. Ternyata begini rasanya dipanggil dengan embel-embel nama belakang suami, pikir Tzuyu.
Akhirnya tibalah gadis itu di depan pintu kerja Mingyu, dirapihkannya sedikit penampilannya terutama di bagian rambut karena tadi sudah tertiup angin kencang dan pasti berantakan.
Saat hendak mengetuk pintu, tiba-tiba dari arah dalam pintu sudah terbuka dan langsung saja Tzuyu memasang senyuman manisnya, berharap bahwa orang itu adalah sang suami.
"Maaf, hendak bertemu siapa ya?"
Senyuman diwajah Tzuyu pudar seketika saat melihat sosok wanita berpakaian rapi dengan riasan tebal berdiri dihadapannya. Menurut penilaian Tzuyu, wanita dihadapannya ini patut mendapat nilai 98 untuk soal penampilan karena sangat amat ideal dan diidamkan seluruh kaum hawa di dunia ini.
"Saya mau bertemu Kim Mingyu" Nayeon mengerutkan keningnya cukup lama sebelum akhirnya menggeser posisinya dan membiarkan Tzuyu masuk, "Saya permisi.." ucap Tzuyu seraya memasuki ruangan.
Sadar akan siapa lawan bicaranya barusan, Nayeon langsung berjalan cepat meninggalkan ruangan sebelum dia melihat dan mendengar hal-hal menjijikan yang tak ingin ia alami di ruangan itu.
***
"Bawa apa?" tanya Mingyu sembari tersenyum ke arah Tzuyu dan melihat kesekelilingnya untuk mencari kursi yang bisa diduduki Tzuyu.
"Kwetiaw.." Mingyu tersenyum mendengarnya, ia senang hubungannya dengan Tzuyu sudah kembali harmonis sejak beberapa hari yang lalu.
"duduk dimana ya?" gumam Tzuyu sembari melihat kesekelilingnya namun yang ia temui hanya sofa dan satu kursi didepan meja Mingyu yang sudah diletakan permanen ditempatnya.
Tapi tiba-tiba Mingyu menarik tangan Tzuyu dan mengarahkan tubuh gadis itu agar duduk di pangkuannya, "duduk disini aja" Tzuyu tersenyum dan mencubit hidung Mingyu pelan membuat Mingyu mempoutkan bibirnya manja ke arah Tzuyu.
"Kenapa kita keliatan kayak pasangan nakal di film-film sii?" dumel Tzuyu, "jangan melakukan hal-hal seksual di kantor maksudnya?" tanya Mingyu memperjelas membuat Tzuyu hanya bisa tersenyum sebagai jawaban.
"Kalo mau beneran, ayok.. Pintu tinggal dikunci pake tombol ini" Mingyu menekan sebuah tombol merah yang ada diatas mejanya dan langsung terdengar bunyi 'clek!' dari pintu masuk tadi.
"Ruangannya juga kedap suara" Mingyu mengeratkan pelukannya membuat Tzuyu jadi semakin dekat dengannya, bahkan bisa dikatakan sudah tak ada lagi jarak diantara mereka. "Ah.. pembicaraan kita sudah kemana-mana" kata Tzuyu seraya melihat sekitarnya.
Namun tiba-tiba pandangannya terpaku pada sebuah kotak makanan berwarna merah yang ada disudut meja kerja Mingyu.
"Dari siapa itu?" tanya Tzuyu sembari berusaha meraih kotak tersebut.
"Nayeon.." Tzuyu mengernyitkan dahinya, "yang barusan keluar dari ruangan kamu?" Mingyu mengangguk polos, "Dia sering belajar masak dan hasilnya sering dikasih ke aku.."
Tzuyu membuka kotak makanannya itu, sebuah Daging panggang dengan aroma yang membuat Tzuyu sangat amat tergoda ibgin menyicipinya.
"Wuah.. dia pandai masak" gumam Tzuyu yang diangguki oleh Kim Mingyu, "sepertinya dia akan memasak apa saja yang aku minta" jawab Mingyu dengan senyuaman diwajahnya tanpa menyadari bahwa ekspresi Tzuyu mulai berubah.
"Kamu pernah minta sesuatu?" tanya Tzuyu.
"belum si"
"jadi kamu bakalan minta sesuatu ke dia?"
"Hah?" tanya Mingyu tak mengerti.
"Sudah jam masuk Gyu, aku pamit ya.." Tzuyu kembali bangkit berdiri diikuti Mingyu yang memandanginya dengan bingung.
Tzuyu menekan tombol merah yang tadi Mingyu tekan dan berjalan meninggalkan ruangan membuat Mingyu jadi bingung sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach My beloved Daughter
Fiksi PenggemarTuan Chou sudah tak habis pikir dengan kelakuan putri sematawayangnya Chou Tzuyu. Gadis penyuka dunia malam ini senang sekali menghambur-hamburkan uang dan tak tumbuh sebagai gadis pada umumnya yang biasanya memiliki jiwa keibuan seiring bertambah u...