4.

2.2K 235 1
                                    

    Tzuyu baru saja selesai mandi dan turun kelantai bawah, dan dengan cepat kedua matanya langsung menangkap seorang Kim Mingyu yang sedang duduk santai disalah satu kursi santai di pinggiran kolam renang. Pria itu tak lagi menggunakan setelah kemeja formal, melainkan kaos putig bermotif dan celana pendek yang menampilkan kaki panjangnya. Dan sepertinya ini pertama kalinya Tzuyu melihat Mingyu menggunakan setelan santai seperti itu.

     "Sudah selesai mandi?" Tanya Tzuyu pada Mingyu yang tak merespon ucapannya, "gimana mau mandi? Kamar saya lagi dijajah sama orang nyebelin!" Tzuyu tertawa dan memukul bahu Mingyu kencang yang dibalas dengan ringisan seorang Kim Mingyu.. namun ringisan tersebut langsung berganti menjadi senyuman.

    "ambilin makanan dong.." pinta Mingyu yang membuat Tzuyu diam seketika, "emang ada apaan?" Tanya Tzuyu namun Mingyu hanya menaikan bahunya tak tahu... selama ini ia hanya tau makan dan minum dan semuanya diatur oleh pelayan rumahnya.

    "Rumah sebesar ini.. memang ga ada pelayannya?" Tanya Tzuyu sambil melirik ke arah kiri dan kanan mencari sosok berpakaian hitam putih namun ia tak menemukannya.

     "Dulu sih ada" Tzuyu menolehkan kepalanya ke arah Mingyu menandakan ia penasaran dengan ucapan Mingyu selanjutnya, "sekarang udah saya pecat semua" jawab Mingyu.

    "Emang kenapa?"

    Mingyu menatap balik kepada Tzuyu dan menyengir penuh arti, "kan aku sudah punya istri.. untuk apa lagi punya pembantu.."

    "KAMU KIRA AKU PEMBANTU??!" teriak Tzuyu kesal.

    "Bukan pembantu, tapi istri. Gunanya istri apa? Beresin rumah, masak, atur keperluan rumah tangga dan..." Tzuyu menatap Mingyu semakin lekat, "..melayani suami"

    "Ck! Enak saja!" Dumel Tzuyu seraya melangkah masuk kedalam rumah.

***

    Malamnya Tzuyu dan Mingyu nampak belanja bulanan disupermarket dekat rumah. Jangan salahkan keduanya perihal kosongnya kulkas dan persediaan makanan.. karena tak ada yang tahu menahu soal ini. Alhasil mereka harus menahan lapar mereka dan belanja ke supermarket, malam pertama yang jauh dari ekspetasi.

   "Katanya itu rumah kamu, tapi kok kamu gak tau kalau gak ada makanan dikulkas!?" Dumel Tzuyu sambil mendorong troley sementara Mingyu sedanv memilih daging yang akan dibeli.

    "Aku cuman tau makan dan terima semuanya dengan beres... aku itu sibuk tau! Jadi gak ada ngurusin gituan!" Tzuyu menghentakan kakinya sebal sementara Mingyu nampak mengacuhkan Tzuyu yang sedari tadi menggerutu tak jelas.

    "Coba tadi kamu juga gak kabur dan mau buatin makanan untukku.. pasti kita tau kalau stock makanan habis dan bisa belanja tadi sore, gak usah nahan lapar kaya gini!" Tzuyu mempoutkan bibirnya.. mengakui kesalahannya.

    "Gak usah pasang muka begitu.. minta dicium rasanya!" Ucap Mingyu seraya berjalan ke area sayur-sayuran meninggalkan Tzuyu yang berkali-kali menepuk pipinya nan memanas karena ucapan Mingyu barusan.

    "Oh ya, kamu mau camilan apa? Kalau soal camilan kayaknya kamu ahlinya" Senyuman diwajah Tzuyu mengembar seketika dan ia langsung berlari menuju area makanan ringan untuk memilih camilan tanpa membawa troley-nya.

***

     Tzuyu menatap tangan Mingyu yang mahir mengolah bahan makanan yang ada diatas meja masak. Pria itu nampak lihai mengiris bawang dan daging lalu menumis bumbu-bumbu itu diatas penggorengan sehingga membuat Tzuyu bersin berkali-kali.

    "Kamukan cowok, kok bisa masak sih?" Tanya Tzuyu polos sambil bangkit dari kursinya dan berdiri disamping tubuh tegap Mingyu. "Karena saat aku merantau kesini, aku harus masak sendiri" Tzuyu terdiam dan mengangguk paham

    Mungkin ini yang Ayahnya suka dari seorang Mingyu, makanya Tzuyu dijodohkan dengan Mingyu. Kalau dipikir-pikir sosok Mingyu bukanlah orang yang terlalu buruk untuk disandingkan untuknya, sekalipun dunia mereka bertolak belakang.

    "Belajar masak... nanti kalau aku mulai kerja kamu mau makan apa? Beli? Siap-siap kartu kredit dan atm-mu aku blokir" Tzuyu menggaruk kepalanya yang tak gatal dan mengangguk. "Aku bisa makan mie rebus atau telor dadar" jawab Tzuyu optimis

    Padahal nyatanya terakhir kali ia memasak Mie, mie itu berubah menjadi bubur karena kelamaan direbus sementara saat ia masak telur.. telurnya gosong parah. Tzuyu langsung menepis pikiran itu dan kembali fokus pad masakan Mingyu yang sudah jadi.

    "Ambilin piring!" Perintah Mingyu.

    "Yeeay makan!" Girang Tzuyu sambil beranjak ke lemari piring.

***

02.22 a.m.

     Mingyu terbangun dari tidurnya dan mendudukan tubuhnya. Pandangannya dialihkan searah kanan dan melihat Tzuyu yang tertidur pulas dengan piyama berwarna Navy Blue. Secara tiba-tiba Mingyu tersenyum melihat istrinya yang tengah tertidur pulas dan mengusap pelan pipi Tzuyu secara pelan agar tak membangunkan wanita itu.

     Mingyu turun dari temoat tidurnya dan berjalan menuju ruang keluarga dimana pekerjaan kantornya sudah menantinya sedari tadi. Sebagai seorang yang memiliki jabatan tinggi, tak mungkin bagi Mingyu untuk mengabaikan semuanya dengan alasan 'cuti menikah'.

     Drrtt..

     Mingyu mengangkap panggilan dari ponselnya dan tersenyum mendengar sautan dari sebrang sana.

"Halo Nek"

Teach My beloved DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang