46.

1.2K 130 11
                                    

"Maaf, saya baru datang dan Bibi tiba-tiba bicara seperti itu. Ada apa sebenarnya ini? Saya masih gak ngerti" tanya Mingyu

"Halah! Saya gak habis pikir dengan kamu Kim Mingyu! Kamu sudah mengecewakan saya dan mertua kamu sendiri! Bisa-bisanya kamu sejahat itu dengan Tzuyu dam melampiaskan nafsu kamu kepada Hwain disaat Tzuyu tidak ada. Iya kan!???"

Mingyu menarik nafas panjang dan berusaha dewasa menanggapi ini semua.

"Bibi ini bicara apa si? Saya gak mungkin melakukan hal seperti itu!"

"Oh, tidak mungkin ya? TAPI KENYATAANYA SEPERTI ITU WAHAI TUAN KIM MINGYU YANG TERHORMAT!" Ibu Hwain meninggikan volume suaranya membuat semua yang ada diruangan itu menatap Mingyu dengan tatapan tak percaya. Mingyu seolah sedang ditelanjangi diruangan itu.

"Masa depan Hwain masih panjang dan kamu merusak semuanya!"

"Bibi punya bukti tidak untuk ini semua!?"

Tzuyu memijat keningnya pusing sementara Sana yang berada diruangan itu hanya bisa mengusap-usap pundak Tzuyu. Sejujurnya ini adalah pertama kalinya Tzuyu melihat Mingyu diperlakukan seperti ini dan juga pertama kalinya ia melihat Mingyu se-emosi ini.

"Mungkin sekarang belum, tapi saya akan buktikan semuanya Mingyu. Semua hal yang terjadi sudah dapat menyimpulkan bahwa kamu yang melecehkan anak saya..."

"Kalau...."

"PERGI KAMU SEKARANG! TINGGALKAN RUANGAN INI!!!" teriak Ibu Hwain tiba-tiba.

Mingyu mengepalkan tangannya, dia melirik ke arah Hwain, namun gadis itu hanya bisa memalingkan wajahnya, memutuskan pandangannya dari Mingyu. Rahang pria itu mengeras, hal apa lagi yang terjadi padanya sekarang?

"Baik, saya permisi"

****

Karena kejadian tadi, Tzuyu benar-benar sedang tidak mood pulang ke rumah. Papa dan Mama Tzuyu serta Sana yang menemani wanita itu terlihat hanya bisa diam karena mereka juga takut untuk berkata-kata. Masalah yang menimpa Tzuyu kali ini bukan masalah main-main.

"Tzuyu mau kemana sekarang?" Tanya Sang Mama yang duduk disamping kursi kemudi. Sementara Tzuyu yang duduk dibelakang dengan Sana hanya bisa menggelengkan kepalanya lemah. Ia tak menangis, tapi kepalanya terlalu nyeri untuk menahan air mata yang tak dapat mengalir ini.

"Kami antar ke rumah kamu ya.."

"Tzuyu gak mau pulang katanya Om"

"Yaudah, Tzuyu nginep dirumah kita aja" kata Nyonya Chou.

"Enggak, bagaimanapun juga kamu harus pulang" tegas Papanya Tzuyu, "Aku gak mau ketemu Mingyu pa" ujar Tzuyu berusaha sekuat tenaga untuk bicara. Sana menganggukan kepalanya, berusaha mendalami perasaan Tzuyu yang kacau balau.

"Nak, kamu harus pulang. Apapun masalah yang kamu hadapi, jangan sekalipun berniat pergi dari rumah, apalagi sampai meninggalkan rumah beneran.." kata Tuan Chou dengan bijaksananya.

"..Inilah rumah tangga. Mau jadi istri dan ibu yang baik kan?" Mendengar perkataan suaminya, Nyonya Chou terlihat hendak mengangkat suara namun suaminya itu langsung menepuk tangannya menandakan bahwa ia lebih baik diam untuk saat ini.

"Gimana? Pulang ya Nak.." tanya pria itu sekali lagi.

Tzuyu terdiam lama, perkataan Papanya ada benarnya juga, lalu ia menganggukan kepalanya lemah, "iya pa, aku pulang aja"

***

Ting.. Tong!

Mingyu masih belum mengganti baju kerjanya, dia sedari tadi hanya duduk diatas kursi ruang tamu dan asik meremas-remas tangannya. Pikirannya berputar kemana-mana, tapi suara bel rumah membuat lamunannya buyar, apalagi ketika melihat Sana membopong Tzuyu kedalam rumah.

"Tzu.."

"Makasih San, selamat malam.." Tzuyu melirik ke arah Mingyu sekilas dan tiba-tiba ia terisak lalu berlari menaiki anak tangga ke lantai atas. Mingyu sendiri melihat tubuh istrinya itu menghilang dibalik pintu kamar mereka, lalu pandangannya beralih pada Sana.

"Sana, ada waktu?" Tanya Mingyu.

"Maaf Gyu, bukan karena apa-apa, tapi Aku sama orangtua Tzuyu buru-buru mau pulang.. karena bentar lagi udah jam macet, duluan ya.." Sana tersenyum kikuk lalu berbalik badan meninggalkan kawasan rumah pria itu dan masuk kedalam mobil Tuan Chou.

Mingyu memejamkan matanya erat, bahkan sahabat Tzuyu dan orangtua Tzuyu yang selama ini selalu mendukungnya saja tiba-tiba acuh dengannya.

Ya Tuhan, ada apa ini?? Mingyu masih terus bertanya-tanya.

Teach My beloved DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang