"Bagaimana? Sudah berapa persen persiapan?"
Saat Mingyu hendak menunggu pintu lift terbuka, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dan ternyata itu adalah Tuan Chou --sang calon mertua--
"Apa saya harus memberi salam pada anda mulai saat ini?" Canda Mingyu mengingat selama ini ia dan Tuan Chou selaly berinteraksi layaknya sahabat namun secara tiba-tiba posisi keduanya akan berganti menjadi menantu-mertua.
"Ah kau ini!" Tuan Chou tertawa saat Mingyu memberi hormat kepadanya. Padahal secara jabatan, keduanta memiliki jabatan yang setara.. tapi Mingyu tak ragu menunjukan rasa hormatnya lada Tuan Chou didepan umum. Itulah yang membuat Tuan Chou yakin dengan calon menantunya ini.
"Perisiapan sudah 90% pak, tinggal satu titik lagi yang perlu disiapkan" Mingyu tersenyum penuh arti dan menaikan sebelah alisnya membuat Tuan Chou bertanta-tanya dengan 'satu titik' yang Mingyu maksud.
***
Makan malam di kediaman keluarga Chou memang tak sering dilakukan, biasanya salah satu dari anggota keluarga mereka akan ada yang sibuk dan tak bisa makan malam bersama hingga akhirnya makan malam pun dilalui sendiri-sendiri.Tapi tidak untuk malam ini, Tuan Chou secara pribadi meminta anak dan istrinya meluangkan waktu bagi ketiganya untuk makan malam bersama dirumah. Dan malam ini Tuan san Nyonya Chou nampak sudah bersiap diruang makan dengan banyak menu makanan di depan mereka, tapi dimana Tzuyu?
"Maaf telat" gadis itu tiba-tiba datang dengan belasan kantung belanjaan yang diletakkan bergeletak diatas lantai dan memberi isyarat bagi para pelayan rumah untuk merapikannya sementara ia langsung buru-buru duduk di kursinya dan membalik piring yang memang disiapkan untuknya.
"Tzuyu.. kamu terlihat berbeda?" Tanya nyonta Chou dengan tatapan meneliti sang putri semata wayang dari atas hingga bawah. Tzuyu mendesis sebal dan mengangguk lemah sambil memelintir ujung rambut panjangnya.
"Pria menyebalkan itu memintaku merubah warna rambut, katanya aku tak pantas denga warna rambut seperti kemarin... kurasa dia tak tau fashion!" Tanpa ketiganya sadari bahwa Tuan Chou nampak tersenyum geli mendengar keluhan yang baru dilontarkan Tzuyu tadi.
Kini ia tau 'satu titik' yang Mingyu maksud.
"Tapi sebagai calon pengantin.. kamu memang terlihat rupawan dengan rambut coklat gelap dengan potongan tak terlalu panjang Tzu, terlihat dewasa.." puji Tuan Chou yang membuat Tzuyu terdiam sambil mengunyah makanannya.
Terserah mau sebesar apa usaha Ayahnya memuji ide Mingyu, sekalinya ia tak suka ia akan selalu tak suka!
***
Sementara itu disebuah pemakaman keluarga diatas gunung yang jauh dari jangkauan perkotaan.. matahari bersinar terang pada hari itu seolah ia tengah berbahagia walaupun angin tengah bertiup kencang seperti hendak menggoyahkan pertahanan sang mentari, namun tetap saja.. kekokohan mentari tam akan dapat tergoyahkan oleh apapun kecuali Sang rembulan dimalam nanti.
Mingyu nampak berjalan kaki menaiki satu persatu anak tangga sambil menggenggam serangkai bunga mawar putih dan tersenyum puas ketika dirinya sudah dihadapkan dengan dua nisan berukuran besar dimana kotak abu kedua orangtuanya disimpan didalamnya.
"Halo Ma, Pa.. ini aku" Mingyu tersenyum dan meletakkan bunga yang ia bawa ditengah-tengah nisan kedua orangtuanya. Ya, kedua orangtua Mingyu sangat menyukai bunga mawar putih.. maka dari itu ia selalu membawakan mawar putih jika mendatangi peristirahatan terakhir dua orang yang dia cintai.
"Aku tahu, aku jahat karena sudah setahun tak kesini.. tapi sepertinya mereka merawat nisan kalian dengan baik.. nanti aku akan memberikan tip pada mereka"
"Aku sudah berusia 27 tahun sekarang.. dan aku akan menikah..." Mingyu menghela nafas dan tersenyum, "ia adalah gadis yang ayah dan ibu pasti akan suka, namanya Tzuyu.. dia cantik dan pintar, walau agak susah diatur" kekeh Mingyu seorang diri.
Ya, hari ini Mingyu memang meminta cuti ke perusahaanya dan secara khusus mendatangi makam kedua orangtuanya.. iapun memberikan kebebasan pada Tzuyu untuk main sepuasnya hari ini berhubung hari ini mungkin adalah hari-hari terakhir Tzuyu bebas bermain sebelum ia dipersunting Mingyu 4 hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach My beloved Daughter
Fiksi PenggemarTuan Chou sudah tak habis pikir dengan kelakuan putri sematawayangnya Chou Tzuyu. Gadis penyuka dunia malam ini senang sekali menghambur-hamburkan uang dan tak tumbuh sebagai gadis pada umumnya yang biasanya memiliki jiwa keibuan seiring bertambah u...