52.

1.3K 149 12
                                    

Hwain dan Mamanya berjalan memasuki kamar Hwain dirumah Mingyu dan Tzuyu. Wanita paruh baya itu nampak langsung merapikan barang-barang anak perempuannya yang tengah hamil tersebut dengan cepat seolah sedang dikejar sesuatu.

Sementara itu, Mingyu yang baru saja keluar dari ruang kerjanya nampak mengintip dari atas untuk melihat aktivitas ibu dan anak yang sudah ditunggu-tunggunya daritadi. Sejujurnya Mingyu tidak bisa mendengar perkataan kedua orang itu, tapi yang pasti kamar Hwain sudah rapi dan hanya berisi 3 buah koper berwarna merah,hitam dan silver. Tak lama kemudian Bibinya Tzuyu terlihat berjalan keluar rumah.

Mingyu terlihat menuruni 2 buah anak tangga dan melihat bibinya itu masuk kedalam mobil dan membawa mobil itu keluar dari perkarangan rumahnya. Dalam hati Mingyu tersenyum, mana mungkin di dunia ini ada manusia yang setidak tahu terimakasih seperti itu, kadang Mingyu tak habis pikir akan kenyataan yang bisa mempertemukannya dengan orang seperti itu.

Perlahan namun pasti, Mingyu berjalan menuruni anak tangga dan masuk kedalam kamar Hwain dimana gadis itu nampak tengah mempoles wajahnya didepan cermin dalam ruangan tersebut. Hwain yang tengah berkacapun nampak sedikit terkejut ketika melihat pantulan wajah tampan Mingyu di kaca tersebut.

"Hai Mingyu.." sapanya ramah

Rahang Mingyu mengeras, bisa-bisanya gadis masih memasang wajah tersenyum didepannya.

"Kenapa?" Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Mingyu, "kenapa kamu tidak jelaskan pada semua orang tentang kebenarannya?" Hwain tersenyum lalu berbalik badan memandang Mingyu dari jarak yang cukup jauh. Mingyu bisa melihat perut Hwain yang mulai membuncit dari jarak sejauh ini.

"Karena saya butuh kamu" jawab Hwain lembut

Mingyu tersenyum sinis dan sorot matanya menatap Hwain kejam seolah mengasihani wanita tersebut, "menyentuh kamu saja saya gak sudi! Masih untung saya masih mempersilahkan anda menumpang disini!"

"Terserah saja kamu mau berkata apa, tapi intinya skenario yang saya buat sudah sampai di garis akhir Kim Mingyu yang tampan. Bahkan Tzuyu yang akan melepaskanmu untuk saya.." Mingyu tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya dengan memutar bola matanya ke arah lain.

"Terserah si mau percaya atau tidak, tapi kenyataanya Tzuyu akan selalu memberikan apa yang ia punya pada saya, Tzuyu punya segalanya... dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari kamu, jadi kamu siap-siap saja.."

"Siapa yang perlu siap-siap? Kamu atau saya?" Balas Mingyu lagi

Hwain menaikan kedua bahunya dan tersenyum tenang seperti biasanya kepada Mingyu, "Jangan samakan saya dengan pria-pria lain Hwain, mulai sekarang lebih baik anda pikirkan bagaimana cara melewati persalinan tanpa bantuan seorang suami... saya permisi" Mingyu melangkahkan kakinya menuju halaman belakang dan meninggalkan Hwain sendirian disana.

Hwain yang ditinggalkanpun nampak masih memasang wajah tersenyumnya itu yang perlahan-laham memudar berganti gurat kecemasan, "awas kau Kim Mingyu, ternyata kamu sama setannya seperti Tuan Chou!" Geram Hwain.

Tanpa Hwain sadari pun, rupanya Tzuyu menyaksikan semuanya itu dari lantai atas.

Teach My beloved DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang