45.

1.3K 140 28
                                    

Tzuyu duduk diatas kursi yang disediakan didepan ruang operasi. Rupanya Hwain mengalami kecelakaan tadi pagi, sekitar jam 5-an. Kemungkinan besar penyebab kecelakaan tersebut karena dia mengemudi dalam keadaan mabuk parah.

"Ngeri banget si saudara lo?" Bisik Sana pada Tzuyu, "ini belom apa-apa" balas Tzuyu sembari menatap bibinya--ibu Hwain--yang tengah gusar berdiri didepan pintu operasi bersama Mamanya Tzuyu.

"Untung lo udah kembali ke jalan yang benar Tzu.."

"Eh, kurang aja lo!"

Tzuyu terdiam, tiba-tiba ia teringat akan masa lalunya, termasuk Jackson. Tzuyu tak habis pikir bagaimana dulu ia selalu pergi ke bar, menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting, berkata sesuka hati dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Ya, dia tidak mau tau apa yang orang pikirkan dan rasakan, yang penting dia bahagia.

Tapi, Mingyu yang membuatnya lebih bahagia.

Pria yang dulu dia benci, pria yang terlihat kaku dimatanya, pria yang selalu ia hindari ternyata berhasil membuktikan perkataanya untuk membuat Tzuyu tergila-gila dengan sosoknya. Ya, dialah Kim Mingyu.

"Gimana Dok kabarnya?"

Tiba-tiba pintu ruangan operasi terbuka, memunculkan dokter laki-laki yang terlihat baru saja menyelesaikan operasi. Tzuyu tak asing dengan wajah dokter itu, dia memang selalu menjadi dokter andalan keluarga Hwain dari dulu.

"Hwain memiliki cidera sedikit pada kaki kanannya sehingga ia harus menggunakan kursi roda untuk beberapa bulan kedepan, dan..." Dokter tersebut menghela nafas panjang, "syukurlah janinnya tidak kenapa-napa"

"Hah?"

Tzuyu mengerutkan keningnya kaget, begitupun orang-orang yang berkumpul disini--keluarga besar mereka-- sejak kapan Hwain hamil? Bahkan menikah saja dia belum!

***

Mingyu turun dari mobilnya dan langsung berjalan menuju pintu rumah sakit yang terbuka lebar menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu turun dari mobilnya dan langsung berjalan menuju pintu rumah sakit yang terbuka lebar menyambutnya. Namun ketika ia tiba di meja informasi, pria itu seketika terdiam karena tidak tau dimana kamar rawat Hwain. Sejak tadi siangpun Tzuyu tidak menjawab pesannya, separah itukah kemalangan yang menimpa Hwain.

"Kamar rawat, atas nama Hwain"

"Ruang Lavender 3 lantai 3"

"Oke, makasih"

.
.
.
.
.
.
.

ting!

Pintu lift terbuka menampilkan sosok Mingyu didalamnya yang langsung berjalan ke arah kanan dimana ruang yang dituju berada. Dibukanya pintu bertuliskan "Lavender 3" dan melihat pemandangan dimana banyak orang berkumpul disana, mengerubuni Hwain yang masih terbaring lemas dengan kaki yang diberi gips.

Manik mata Mingyu langsung beralih dari sosok Hwain kepada ibu Hwain yang nampak berjalan ke arahnya. Tapi anehnya, tatapan mata wanita itu sangat berbeda dari tatapan biasanya. Ada apa ini? Firasatnya tidak enak...

Plakk!!!

"Kamu kan bapak dari janin yang dikandung Hwain!?"

Mingyu seketika terkejut, selain karena tamparan yang diterimanya barusan, pernyataan dari Ibunya Hwain juga membuatnya terkejut. Ia kehabisan kata-kata karena masih tak mengerti dengan situasi ini.

Mingyu mengalihkan pandangannya kebelakang dimana ia tahu Tzuyu berada disana.
Dan apa yang ia temukan?

Tzuyu mengalihkan pandangan matanya dari Mingyu. Gadis itu terlihat kecewa. Sesuatu pasti terjadi siang tadi tanpa sepengetahuan Mingyu.

Siapapun, tolong jelaskan ini.

Teach My beloved DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang