32.

1.4K 147 11
                                    

"Saya senang Mingyu menikahi anda"

Tzuyu tersipu malu mendengarnya, "saya kira anda kecewa karena Mingyu harus menikah dengan orang seperti saya.." balas Tzuyu merendah pada Wonwoo membuat pria itu melambaikan tangan pelan menandakan bahwa ia tak berfikir seperti itu.

"Sahabat saya itu hidup penuh dengan perjuangan, apapun yang ada padanya adalah hal berharga baginya. Bahkan satu titik yang tertulis pada surat pernikahan kalianpun pasti dia anggap berharga" Tzuyu mendengarkan kalimat Wonwoo dengan seksama serta telinga yang dibuka lebar-lebar.

"Dia pasti tidak akan mengecewakan anda.."

Tzuyu tersenyum kecil mendengarnya, "dia tidak pernah benci dengan anda sekalipun anda berbuat jahat padanya, sejahat apapun ituu.." Tzuyu menganggukan kepalanya.

"Terimakasih sebelumnya.." ucap Tzuyu yang diangguki Wonwoo, "ngomong-ngomong.. Mina tidak pernah marah kalau anda mengantar teman wanitanya seperti ini?" Wonwoo tersenyum mendengarnya dan menggelengkan kepala.

"Kami sudah memiliki anak satu, dan rasanya memalukan kalau masih mempermasalahkan hal seperti ini"

"oh, begitu ya.."

***

"Aku bakal keluar kota buat dua minggu untuk peresmian yayasan.."

Mingyu menolehkan pandangannya kesisi kanannya dimana Tzuyu berbaring disebelahnya, gadis itupun ikut menoleh kepada Mingyu dengan tatapan seolah meminta izin pada sang suami tercinta.

"oh"

"cuman 'oh' doang?" tanya Tzuyu memasang wajah sebal. Mingyu tersenyum dan menggeserkan posisi berbaringnya agar lebih dekat dengan Tzuyu, "aku pasti kesepian.." Pria itu mengubah posisinya menjadi benar-benar menghadap Tzuyu membuat posisi mereka menjadi sangat dekat tak berjarak sekarang.

"jangan nakal ya disini"

"kamu juga jangan nakal disana.." kata Mingyu jahil, "..awas deket-deket sama cowok lain!" Tzuyu mengerucutkan bibirnya lucu, "curigaan banget si!" Mingyu terkekeh pelan dan tangannya langsung dipakai untuk mengusap puncak kepala sang istri.

"Lakukan apapun yang bikin kamu seneng ya Tzu, aku bakal support semua hal yang bikin kamu bahagia" Tzuyu tersenyum mendengarnya, membuat Mingyu semakin gemas dan gemas lagi dengan wanitanya ini.

"Mau cium, boleh?"

Cup!

"sejak kapan seorang Kim Mingyu meminta izin?" Mingyu terkekeh dengan sikap Tzuyu yang tiba-tiba mengecup bibirnya singkat barusan, "..lagipula kita sudah melakukan yang lebih dari itu" Mingyu menaikan sebelas alisnya dan tersenyum.

"kalai ngelakuin 'itu' lagi? boleh?"

"hah? 'itu' apa?"

"yang ini loh.."

Mingyu mendorong tubuh Tzuyu pelan agar wanita itu  berbaring ke tempat tidur dan dengan sigap bibirnya membingkai bibir mungil Tzuyu dengan kedua tangan mereka yang saling terkait satu sama lain. Kali ini semua itu dilakukan tanpa kendali apapun, dengan penuh kesadaran dan juga rasa cinta.

***

Pagi ini, Mina dam rombongannya --termasuk Tzuyu-- nampak berkumpul di perkarangan rumah Mina dan Wonwoo yang luas. Nampak 6 mobil berjejer diparkiran untuk mengangkut mereka semua ke kota tujuan mereka demi peresmian yayasan yang dirintis Mina.

Di teras rumah, Mina nampak sibuk menenangkan Rino yang terus menangis tak mau ditinggal. Bahkan Mina sampai menyuruh Wonwoo untuk sengaja membawa jagoan mereka itu keliling perumahan sampai Mina berangkat, agar Rino gak melihat Mina pergi nantinya.

"tapi kan aku mau liat kamu pergi"

"udahlah.. kita kan cuman pisah 2 minggu"

"gak mau, aku mau nungguin semuanya pergi"

"tapi Rino nangis terus, sayang.."

Tzuyu hanya bisa tersenyum mendengar perdebatan suami istri itu yang sangat amat romantis menurutnya. Entah mengapa pula, tiba-tiba Tzuyu teringat akan Mingyu yang tak bisa menemaninya sekarang.

Tzuyupun langsung mengeluarkan ponselnya untuk menuliskan beberapa kata untuk Mingyu.

Fr : Tzuyu
To : Mingyu

aku masih dirumah Mina

Fr : Tzuyu
To : Mingyu

kamu dimana?

Belum ada jawaban, Tzuyu yakin.. Pria ini sibuk sekarang.

Teach My beloved DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang