"Kalau memang begitu, cukup keluarga kita aja yang tahu... gak usah di umbar-umbar ke keluarga lain tentang kehamilan Hwain" ujar paman Tzuyu lagi.
Nayeon nampak membelakan matanya saat mendengar kalimat itu terucap, bagaimana bisa Mingyu dituduh menjadi ayah dari anak yang dikandung Hwain? Perlahan namun pasti wanita itu mulai mengerti arah pembicaraan keluarga ini yang tengah menyudutkan Kim Mingyu alias atasannya sendiri.
Tzuyu nampak menoleh ke arah Mingyu dan prianya itu malah terlihat santai menikmati menu makan malamnya walau dalam tiap kunyahan mulut Mingyu terlihat sebuah dendam tengah memburu dadanya. Tzuyu tertawa dalam hati, jelaslah suaminya itu emosi... masa iya dia harus bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak diketahuinya?
"Maaf"
Semuanya sontak menghentikan aktivitas mereka dan tertuju kepada sosok yang tiba-tiba bangkit berdiri dari posisi duduknya. Ya, dialah Nayeon.
Mingyu terlihat membelakan mata seketika saat sekertaris pribadinya itu bangkit berdiri dari posisinya begitupun Tzuyu yang sama terkejutnya. Apa yang akan dilakukan Nayeon saat ini? Memangnya gadis ini mengerti akan topik pembahasan mereka?
"Maaf, saya memang orang luar... tapi sepertinya ada salah paham dengan topik obrolan barusan, apalagi mengenai anak yang dikandung Hwain"
Semuanya terdiam dan menolehkan pandangan mereka kepada Hwain yang tengah menatap Nayeon dengan tatapan tajam dan berapi-api, "...Saya kenal Kim Mingyu jauh sebelum kalian mengenalnya, dia adalah atasan saya dan dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu" Nayeon meneguk air liurnya saat merasakan tajamnya tatapan Hwain dan ibunya itu.
"Saya tidak tau siapa anda, tapi yang saya tahu bahwa anda hanyalah orang luar yang kebetulan bergabung malam ini disini... jadi anda tidak ber-hak untuk ikut campur urusan keluarga kami!" Mamanya Hwain ikut tersulut emosi dan bangkit dari tempat duduknya pula sembari menunjuk-nunjuk kepada Nayeon dan disaksikan banyak orang disini.
"Sudah-sudah..." Tuan Chou mengetuk meja sebanyak tiga kali sehingga Adik dari istrinya itu kembali pada posisi duduknya diikuti Nayeon, "Saya disini tidak membela Mingyu sebagai menantu saya, atau membela adik ipar saya dan Nyonya Nayeon sebagai rekan kerja saya juga di kantor. Tapi ini bukan hal main-main, saya juga tidak mau membiarkan menantu saya untuk membiayai semuanya tanpa bukti yang jelas..."
"Bukti apa lagi!?" pekik Bibinya Tzuyu tiba-tiba
"Bukti bahwa anak yang dikandung Hwain adalah anak dari Mingyu" balas Tuan Chou
"Kakak ini tidak mengerti ya? sudah jelas-jelas bahwa pria yang berada dirumah bersama Hwain selama ini adalah Mingyu, apalagi saat Tzuyu tidak ada? Pasti dia melakukan sesuatu pada Hwain!" Mingyu mengepalkan tangannya mendengar itu semua, namun entah mengapa rasanya ia sudah malas untuk berargumen.
"Itu hanya praduga kamu saja! Kalau kamu minta Mingyu dan Tzuyu untuk membiayai kebutuhan anak Hwain nanti, kamu tinggal bilang... tidak usah pakai menduduh!" terlihat Nyonya Chou mulai tersulut emosi.
"Oke semuanya tenang, aku juga setuju dengan kakak, berarti satu-satunya jalan adalah cek DNA!" Paman Tzuyu terdengar membuka suara setelah sekian lama mendengar adu argumen antara kakak-kakaknya itu, "..bagaimana?" tanyanya lagi.
Tuan Chou menoleh kepada Mingyu yang membuat Mingyu menganggukan kepalanya langsung dengan mantap, begitupun Tzuyu, "Bagaimana Hwain?" tanya Tuan Chou lagi kepada keponakannya itu dan langsung diangguki oleh Hwain beserta Mamanya.
"Maaf Tuan Chou" lagi-lagi Nayeon angkat suara.
"Ada apa Nayeon?" tanya Mingyu karena ia tak mau sekertarisnya itu terlalu masuk kedalam kehidupan keluarga istrinya yang penuh drama ini.
"Saya punya bukti"
"bukti?" tanya Mingyu kaget, "...saya bisa buktikan sekarang bahwa atasan saya tidak melakukan hal seburuk itu" ujarnya lagi.
"Kamu bawa buktinya?" tanya Nyonya Chou
"Bawa" Nayeon nampak merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach My beloved Daughter
FanfictionTuan Chou sudah tak habis pikir dengan kelakuan putri sematawayangnya Chou Tzuyu. Gadis penyuka dunia malam ini senang sekali menghambur-hamburkan uang dan tak tumbuh sebagai gadis pada umumnya yang biasanya memiliki jiwa keibuan seiring bertambah u...