Pt. 8

6.7K 756 22
                                    

"Ah, jadi seperti itu... Keren."

Yerim sangat bersemangat saat mendengarkan cerita dari Hyunjoo. Hingga, ia sampai tidak bisa mengontrol nada suaranya yang terdengar meninggi. Beruntung. Saat ini adalah jam istirahat. Hanya ada mereka berdua serta beberapa siswa lelaki yang sedang tertidur di kelas. Setelah pelajaran sastra Korea berakhir, Hyunjoo menepati janjinya dengan menceritakan apa yang terjadi kemarin pada Yerim. Yerim pun sangat antusias mendengarkan semua cerita Hyunjoo. Hingga akhirnya kedua gadis tersebut melewatkan jam istirahat hanya untuk mengobrol di dalam ruang kelas.

"Itu benar-benar seperti sebuah takdir Hyunjoo." ujar Yerim diakhir cerita Hyunjoo.

"Lalu apa yang kau rasakan ketika pertama kali bertemu langsung dengannya saat di atap?" lanjut Yerim ingin tahu.

Hyunjoo berpikir sejenak. "Awalnya, aku terkejut. Seperti sebuah mimpi. Lalu aku merasa sangat gugup. Dan bibirku membeku. Iya, seperti itu."

Yerim menganggukan kepalanya sebagai tanda mengerti.

"Ah, tapi kenapa Yoongi sunbae-nim tidak mengikuti kelas? Padahal dia sudah kelas 3 dan harus belajar untuk ujian masuk universitas, benar 'kan?" ujar Yerim.

"Ditambah dia akan menghadapi pertandingan basket tingkat nasional kurang dari 2 bulan lagi." tandas  Hyunjoo.

Hyunjoo kemudian mengerucutkan bibirnya.

"Kupikir Yoongi sunbae benar-benar merasa terbebani sekarang. Dia pasti cukup stress. Bagaimana ini? Hyunjoo mengembuskan nafasnya kasar. Gadis itu kemudian membenamkan wajahnya di atas meja. Yerim yang duduk di sampingnya, segera mengusap-usap punggung Hyunjoo. Mood Hyunjoo entah mengapa menjadi buruk saat memikirkan Yoongi yang sedang mengalami waktu sulit saat ini.

"Ah, Hyunjoo-ya. Aku membawa roti panggang. Apa kau mau?" tanya Yerim. Yerim kemudian mengambil kotak bekal dari dalam laci mejanya.

"Roti panggang?" ulang Hyunjoo.Hyunjoo segera mengangkat kepalanya. Gadis itu dengan segera menegakkan kembali tubuhnya. Yerim pun membuka kotak bekalnya dan mengarahkannya ke depan Hyunjoo. Hyunjoo menatap roti panggang tersebut seraya menghirup dalam-dalam aroma roti yang sangat ia sukai.

"Makanlah, ayahku memanggang roti ini tadi pagi. Jadi, masih hangat." Yerim menampakkan senyumnya pada Hyunjoo.

"Terimakasih." balas Hyunjoo sumringah.

Gadis itu lalu mengambil sepotong roti dan memasukannya ke dalam mulut.

"Habiskanlah." ucap Yerim. Ia lalu membuka layar ponselnya.

"Kau tidak makan?"

Yerim menggelengkan kepalanya. "Makanlah, itu semua untukmu"

"Terimakasih Yerim-ah.

Hyunjoo pun sibuk melahap potongan roti yang tersisa di dalam kotak bekal. Suasana kelas yang semula hening berubah seketika menjadi berisik ketika sekelompok siswi datang memasuki kelas. Membuat keduanya mengarahkan perhatian ke arah pintu kelas.

Gossip Girls.

Murid di kelas memberikan julukan tersebut kepada sekolompak siswi yang baru saja berjalan masuk ke dalam kelas. Bukan tanpa alasan para murid di kelas memberikan julukan seperti itu. Karena memang, sekelompok siswi berjumlah 5 orang itu selalu memiliki bahan untuk dibicarakan saat di kelas.

"Hei kudengar kelas kita besok akan kedatangan murid baru." Kim Ji Yeon, leader dari kelompok itu bersuara.

"Murid baru?" tanya siswi lain.

Sekelompok siswi itu kemudian duduk berkumpul di meja yang terletak di pojok belakang kelas.

"Murid laki-laki atau murid perempuan"

"Tidak tau, tadi aku hanya mendengar sekilas dari wali kelas saat berpapasan di koridor." jelas Jiyeon.

"Ah, aku berharap itu seorang murid laki - laki yang tampan." sahut salah satu dari mereka.

"Aku juga." sahut yang lain.

"Bagaimana jika murid perempuan?" tandas yang lain.

"Jika dia cantik. Aku mau menjadi temannya. Tapi jika tidak, artinya dia target untuk di bully. Bukankah begitu?"

Sekelompok gadis itu kemudian melanjutkan pembicaraan mereka.

"Mereka sangat kekanakan." monolog Hyunjoo saat mendengar pembicaraan yang ia dengar. Hyunjoo kemudian menggigit rotinya lalu mengangkat bahunya acuh. Perhatiannya lalu tertuju pada Taehyung dan Jimin yang sedang berjalan memasuki kelas. Taehyung pun berjalan menghampiri meja Hyunjoo dan Yerim, sementara Jimin memilih duduk di bangkunya.

"Hyunjoo-ya, kau membawa bekal?" ucap Taehyung mendekati Hyunjoo.

"Tidak, ini milik Yerim. Tapi dia memberikan rotinya untukku."

"Kau mau? Ambilah." ujar Hyunjoo.

Taehyung pun mengambil sepotong roti dari kotak bekal dan langsung memakannya.

"Wah, roti ini benar-benar enak." ujar Taehyung.

"Yerim-ah, dimana kau membeli roti ini?" lanjut Taehyung.

"Aku tidak membelinya, ini dari kedai roti ayahku. Beliau membuatnya sendiri." ucap Yerim yang masih asik memainkan ponselnya.

"Ah, lain kali aku benar-benar harus mempir ke kedai roti ayahmu." ujar Taehyung.

"Itu benar, rotinya sangat enak." tandas Hyunjoo.

"Oh, Aku lupa..." ucap Taehyung

Hyunjoo lalu menatap bingung Taehyung.

"Jimin-ah, apa kau sudah mengerjakan tugas Matematika?" tanya Taehyung dengan suara keras seraya menatap Jimin yang sedang sibuk pada ponselnya.

"Sudah. Kenapa?" jawab Jimin di ujung sana.

"Jimin-ah, kalau begitu aku pinjam tugasmu." ujar Taehyung sumringah.

"Aku balik ke kursiku. Kita ngobrol lagi nanti, oke?!" ucap Taehyung buru-buru.

"Taehyung-ah, Apa kau ada latihan basket hari ini?"  tanya Hyunjoo tiba-tiba. Membuat Taehyung yang hendak menuju kursinya berbalik menghadap Hyunjoo.

"Tidak ada, kenapa?"

"Ah, bukan apa - apa."

Taehyung pun bergegas kembali menuju kursinya dan menghampiri Jimin. Hyunjoo hanya bisa memanyunkan bibirnya mengetahui hari ini dia tidak bisa melihat Yoongi berlatih.

To be Continued

Vote itu nggak susah kok, tinggal klik tanda bintang☺
Thanks 💓

YOU'RE SO COLD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang