Pt. 13

5.7K 590 24
                                    

Yoongi melangkahkan kakinya menuju ruangan kepala sekolah. Ada sesuatu hal penting yang harus ia bicarakan langsung dengan kepala sekolah.Saat sampai di depan ruangan, lelaki itu mengetuk pintu ruangan lalu memutar knop. Yoongi masuk ke dalam ruangan lalu kembali menutup pintu tersebut. Mendengar suara pintu yang tertutup, kepala sekolah bermarga Bang yang sedang duduk di depan meja kerjanya tampak terkejut melihat kedatangan Yoongi.

"Oh, Min Yoon Gi." sapa kepala sekolah. Yoongi berjalan mendekat ke meja kerjanya lalu membungkukkan badan.

"Apa yang membuatmu datang kesini?" tanya kepala sekolah lalu berdiri dari kursinya. Beliau memang sudah mengenal Yoongi. Itu karena Yoongi memang sangat di populer di sekolah. Baik di kalangan siswa, maupun para staff pengajar.

"Duduklah."

Kepala sekolah mempersilahkan Yoongi duduk di sofa ruangannya. Yoongi segera menuruti perintahnya, dan duduk dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan. Ia tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya bersuara.

"Kyojang-nim, saya mendengar bahwa siswa di tingkat akhir sudah tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lagi. Apa benar itu keputusan dari Anda?" tanya Yoongi menyelidik. Yoongi langsung saja ke topik pembicaraan. Mata elang lelaki itu menatap ke arah kepala sekolah. Kepala sekolah kemudian berdehem pelan.

"Itu benar. Karena mereka harus fokus pada belajar. Juga pada ujian." jawabnya tegas.

"Tapi bagaimana jika ada siswa yang tidak tidak menuruti keputusan itu?" kepala sekolah terkejut mendengar pernyataan Yoongi.

"Bukankah siswa tingkat akhir harus belajar untuk mempersiapakan ujian akhir? Kau juga berada di kelas 3, kan?" Yoongi menggertakan giginya.

"Tapi, Bagaimana jika saya tidak mengikuti keputusan itu? Saya pikir saya juga tidak perlu belajar keras saat ini." ujar Yoongi. Yoongi lalu menatap Bang kyojangnim dengan pandangan dingin.

"Kenapa? " tanya kepala sekolah tercengang.

"Saya perlu mengikuti pertandingan basket tingkat nasional."

Yoongi jujur mengenai hal yang harus ia lakukan ke depannya. Ketimbang berkutat dengan soal latihan ujian yang membosankan, lelaki dingin itu lebih memilih bermain basket setiap hari. Lalu, Yoongi juga melirik keuntungan yang akan didapat jika bisa memenangkan pertandingan nasional. Yaitu berupa beasiswa untuk seluruh anggota tim basket sekolah di Universitas Olahraga Nasional Korea.

Yoongi menyandarkan punggungnya di sofa. "Lagipula, saya tidak akan mengikuti ujian masuk universitas. Mengapa saya harus repot belajar dan mengikuti keputusan dari Anda?" lanjut Yoongi.

"Kau berencana tidak kuliah?" tanya sang kepala sekolah.

"Saya bisa kuliah di universitas olahraga jika memenangkan pertandingan basket tingkat nasional bersama tim. Lagipula, saya juga tidak suka mengerjakan soal-soal itu." jelas Yoongi mantap.

"Begini, Yoongi-ssi. Peraturan tetaplah peraturan. Kau tetap harus menaatinya." kepala sekolah menatap serius Yoongi. Yoongi menghembuskan napasnya kasar.

"Bukankah peraturan dibuat untuk dilanggar?" ucap Yoongi ringan. Yoongi mengambil amplop putih dari dalam saku celananya. Lelaki itu lalu meletakkan amplop berisi sejumlah uang ke atas meja.

"Tolong pertimbangkan." Yoongi bangkit kemudian membungkukkan badannya.

"Permisi." Yoongi keluar serta menutup pintu rapat seperti semula. Kepala sekolah pun menatap amplop yang baru saja diletakkan oleh Yoongi di atas meja.

Tentu saja, di dunia ini tidak ada hal yang tidak bisa diatasi dengan menggunakan uang.

###

YOU'RE SO COLD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang