Pt. 15

5.8K 596 41
                                    

"Apa? Kau jadi pesuruhnya?"

Yerim mengamati Hyunjoo dengan tercengang. Ia bahkan hampir tersedak banana milk yang baru saja diteguknya. Mereka berdua kini tengah duduk tepat di bawah sebatang pohon yang teduh. Hyunjoo membalas dengan angggukan kecil.

"Mau bagaimana lagi, Yoongi sunbae sudah mengetahuinya. Aku sangat malu."

Hyunjoo menyedot strawberry milk digenggamannya lalu mengalihkan pandangan ke lapangan bola yang ada di depannya dan menghela napas. Gadis itu tidak pernah menyangka, kejadian memalukan seperti itu harus ia alami. Sudah beberapa bulan terakhir, Hyunjoo berusaha merahasiakan diri menjadi stalker Yoongi di sekolah. Tetapi, malah Yoongi sendiri yang mengetahui bahwa dirinya adalah seorang stalker. Kecerobohannya amat berakibat fatal.

Hyunjoo sudah merasa sangat malu saat berhadapan dengan Yoongi kemarin. Ditambah hari-hari seterusnya, ia harus menjadi 'Anjing' Yoongi. Memikirkannya saja sudah membuat Hyunjoo pusing. Tetapi, tidak ada pilihan. Hyunjoo harus menerima nasibnya.

"Jadi, maksudmu. Sebab Yoongi sunbae-nim mengetahuinya karena ia melihat galeri ponselmu, seperti itu?" celetuk Yerim.

"Sudah pasti. Aku juga tidak memberikan password pada ponselku. Bodoh." desah Hyunjoo. Ia memukuli kepalanya.

Gadis itu merasa sudah patah semangat sekarang. Dengan wajah suram, Hyunjoo melemparkan bekas kotak susu ke tempat sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya duduknya.

"Hyunjoo-ya, tapi bukankah kau berarti bisa menggunakan kesempatan ini untuk semakin dekat dengannya?"

Omongan Yerim memang ada benarnya. Tetapi, saat ini Hyunjoo tidak berpikir ke arah situ. Yang ada dipikiran gadis itu adalah harga dirinya sudah jatuh di mata Yoongi. Hyunjoo lalu mengerutkan dahinya seraya menatap Yerim.

"Entahlah. Jangan membahas hal itu lagi." balas Hyunjoo singkat. Hyunjoo terlihat begitu bad mood dan tidak ingin melanjutkan pembahasan.

Yerim menatap Hyunjoo lamat. Ia lalu mengangguk. Keduanya kemudian hanya diam diiringi suasana angin yang berhembus cukup kencang di bawah pohon. Hyunjoo menghela napasnya.

###

Bel pulang berbunyi. Para murid membereskan alat tulis milik mereka masing-masing. Guru pun telah bergegas keluar meninggalkan kelas.

Hyunjoo meregangkan otot tangannya. Hari ini terasa amat melelahkan bagi gadis itu. Ia ingin cepat pulang ke rumah dan merebahkan dirinya di atas kasur. Seharian hanya belajar dan mengerjakan tugas membuatnya ingin segera istirahat. Ponsel Hyunjoo tiba-tiba bergetar dengan layar yang menyala. Sebuah nomor tampak menghubunginya.

"Hyunjoo... Ponselmu." ucap Yerim seraya melirik ponsel Hyunjoo.

Hyunjoo dengan gesit mengambil ponselnya untuk melihat nama kontak yang  menelponnya. Namun, tak ada nama yang tertera. Hanya sebuah nomor yang tidak ia kenali. Dengan malas Hyunjoo menggeser layar ponsel dengan jari lalu menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Halo." jawab Hyunjoo pelan.

"Yoo Hyun Joo. Cepat bawakan aku sekaleng cola ke gedung olahraga. Se-ka-rang!" sahut seorang lelaki di ujung telepon.

Hyunjoo melebarkan matanya tak percaya saat mendengar suara berat yang amat ia kenali. Dengan cepat, gadis itu menjauhkan ponsel yang semula berada di dekat telinganya. Pikirannya kacau. Jantung Hyunjoo tiba-tiba saja juga berdegup cukup kencang. Hyunjoo sejenak menghela napas lalu mendekatkan kembali ponselnya ke telinga untuk mendengarkan ucapan seorang senior bermarga Min tersebut.

"Iya. Yoongi sunbae?" tanya Hyunjoo cukup gugup.

"Ini hari pertamamu menjadi 'anjingku'. Kerjakan dengan baik."

Yoongi lalu memutus sambungan telepon. Hyunjoo masih terlihat terkejut dengan telepon yang baru saja diterimanya. Yoongi memang tidak main-main untuk menjadikan Hyunjoo sebagai pesuruhnya. Terbukti dari apa yang baru saja ia lakukan pada Hyunjoo. Dengan seenaknya, ia meminta Hyunjoo untuk membawakan sekaleng cola.

"Hyunjoo, siapa yang menelponmu?" tanya Yerim saat sadar dengan perubahan raut di wajah Hyunjoo.

"Yoongi sunbae." balas Hyunjoo.

"Wah, gila." ujar Yerim dengan tatapan takjub pada Hyunjoo. Ia lalu menunjukan jari jempolnya pada Hyunjoo.

"Yerim-ah, aku pergi."

"Hwaiting. Good luck." Yerim tampak tersenyum senang. Tanpa pikir panjang, Hyunjoo mengambil tasnya kemudian berlari meninggalkan kelas.

###

Dengan napas tersengal-sengal, Hyunjoo berlari kecil menuju gedung olahraga sembari membawa sekaleng cola pesanan Yoongi digenggamannya. Saat sampai, Hyunjoo mendorong pintu gedung olahraga dengan tergesa.

Hanya ada Yoongi di sana sendirian, bermain bola basket. Tampaknya, anggota lain sudah membubarkan diri karena ini memang jam pulang. Hyunjoo mencoba mengatur napasnya. Tenaganya cukup terkuras setelah ia berlari kecil untuk menuju kemari. Gadis itu lalu menurunkan kecepatan kakinya. Ia hanya berjalan saat memasuki gedung. Yoongi yang melihat kedatangan Hyunjoo segera menghentikan aktivitasnya. Ia menatap datar Hyunjoo. Hyunjoo segera membungkukkan tubuhnya saat sampai di hadapan Yoongi.

"Ini, sunbae." ujar Hyunjoo seraya menyodorkan sekaleng cola yang baru ia beli. Yoongi memandang kaleng cola itu lalu mengambilnya.

"Kau telat. Memangnya kau siapa bisa membuatku menunggu?" cibir Yoongi dengan sorot mata tajam. Hyunjoo tertegun. Padahal, ia sudah berupaya keras untuk sampai ke sini secepat mungkin.

"Maaf, sunbae. Aku tidak bermaksud begitu." balas Hyunjoo singkat dengan wajah tertunduk. Gadis itu juga merasa gugup berada disituasi seperti ini. Yoongi pun membuka kaleng cola tersebut lalu meneguknya. Pria itu lalu mendudukan dirinya ke atas lantai.

Sementara, jantung Hyunjoo berdegup dengan kecepatan tidak normal. Bagaimana tidak, hanya ada dirinya dan Yoongi di ruangan itu. Pikiran mengenai kejadian kemarin masih terngiang jelas diotak Hyunjoo. Yoongi yang memerangkapnya di tembok gedung olahraga. Hyunjoo mencoba mengusir lintasan ingatan itu. Sebenarnya, Hyunjoo juga masih merasa malu untuk bertemu Yoongi setelah pria itu mengetahui bahwa dirinya adalah seorang stalker. Tetapi mau bagaimana lagi, ia harus menjadi pesuruh Yoongi selama sebulan. Hyunjoo harus profesional.

"Kalau begitu, aku akan pergi sunbae."

Merasa tidak ada hal yang harus dilakukan lagi, Hyunjoo pamit keluar pada Yoongi. Berlama-lama di sini membuatnya semakin kikuk dan ia tidak mau rona dipipinya kentara.Hyunjoo pun membungkukan tubuhnya lalu berbalik untuk keluar.

"Siapa yang menyuruhmu keluar?"

Hyunjoo menghentikan langkahnya saat mendengar suara Yoongi. Ia pun berbalik menghadap ke arah Yoongi. Yoongi tampak sudah memandangnya dengan wajah datar.

"Iya?"

"Aku belum menyuruhmu keluar. Duduklah. Kau bisa pegal jika berdiri terus seperti tadi." ujar Yoongi santai lalu meletakan kaleng sodanya. Hyunjoo menatap Yoongi dengan wajah kebingungan.

"Tunggu apa lagi? Duduklah di sampingku." tandas Yoongi.

Gadis itu memegangi tengkuknya seraya berpikir. Ia menjadi bimbang apakah harus tetap berada di sini mengikuti perintah Yoongi atau memutuskan sendiri untuk bergegas keluar.

Jika Hyunjoo tetap berada di sini bersama Yoongi, suasana akan terasa semakin aneh. Ditambah jantungnya tidak bisa diajak berkompromi saat berdekatan dengan Yoongi. Wajahnya juga akan terlihat sekali bahwa ia sangat gugup. Ada baiknya jika Hyunjoo keluar saja dari gedung. Tetapi, sama saja ia dengan menolak perintah tuannya.

"Duduklah. Kau tidak mau menuruti perintahku? Aku bisa membocorkan rahasiamu. Kapanpun. Di seantero sekolah." tandas Yoongi dingin. Tetapi, penuh penegasan.

Bagi Hyunjoo, Yoongi benar-benar tampak mengerikan sekarang. Bak iblis, namun tertutupi oleh wajah tampan. Ancaman Yoongi membuatnya nyali Hyunjoo ciut. Lebih baik, sekarang ia menuruti apapun itu perintah dari Yoongi.

"Baiklah, sunbae." jawab Hyunjoo pasrah.

To be Continued

Vote gaes.

YOU'RE SO COLD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang