"Oh, Hyunjoo-ya, Yerim-ah?" sapa Jimin.
"Ji-Jimin-ah, Y-Yoo Yoongi Sunbae?"
Bibir Hyunjoo langsung mengatup rapat saat menyadari seseorang yang ada di samping Jimin. Hyunjoo dan Yerim pun segera membungkukkan badan mereka ke arah Yoongi sebagai ucapan salam. Hyunjoo menundukkan wajahnya seraya mengusap tengkuknya. Gadis itu benar-benar merasa gugup sekaligus canggung pada situasi seperti ini.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Jimin lalu menatap Yerim.
"Ah, Hyunjoo sedang sakit. Tetapi, dia sekarang malah ingin keluar dari ruang kesehatan." jelas Yerim. Ia melirik Hyunjoo yang masih terdiam.
"Ah begitu." balas Jimin. Yoongi hanya bersikap acuh saat mendengar percakapan tersebut.
"Jimin-ah, kau sendiri? Sepertinya kakimu tidak bisa berjalan dengan normal?" tanya Yerim penasaran.
Yerim mengamati kaki Jimin yang tidak terlihat baik. Apalagi, Jimin baru saja berjalan dengan dibantu oleh Yoongi.
"Aku mengalami cedera saat latihan tadi."
"Bisakah kalian berdua minggir?" tandas Yoongi tiba-tiba. Hyunjoo reflek menatap Yoongi. Raut wajah Yoongi terlihat dingin seperti biasanya. Hyunjoo dan Yerim pun menyadari posisi mereka yang tidak seharusnya berada di depan pintu ruang kesehatan karena menghalangi jalan. Keduanya dengan cepat menggeser tubuh mereka. Memberikan jalan masuk kepada Yoongi dan Jimin. Yoongi segera menuntun Jimin memasuki ruang kesehatan.
"Aku masuk dulu." ujar Jimin hangat.
Hyunjoo dan Yerim hanya mengangguk seraya masih mengamati dua lelaki yang sedang memasuki ruang kesehatan hingga pintu itu tertutup.
"Wah Hyunjoo. Kau bertemu lagi dengannya."
Hyunjoo hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Yerim. Dalam hati, Hyunjoo merasa senang. Tapi disisi lain, ada hal yang membuatnya merasa terganggu saat ini.
###
Yoongi menuntun Jimin untuk duduk di salah satu ranjang ruang kesehatan. Tidak lama, muncul dokter perempuan yang menjaga ruang kesehatan menghampiri keduanya.
"Apa yang terjadi?" tanya dokter Lee.
"Dokter, kaki kananku terkilir saat latihan basket tadi. Ini terasa begitu menyakitkan." jelas Jimin. Dokter Lee segera mengecek kaki kanan Jimin yang sudah terlihat memar.
"Baiklah. Tunggu sebentar."
Beliau kemudian pergi untuk mengambil obat yang yang diperlukan. Yoongi menghela napasnya. Ia meratapi kaki Jimin.
"Kau bodoh? Kenapa terkena cedera di saat yang tidak tepat seperti ini?" Yoongi menatap Jimin dengan raut kesal bercampur rasa kecewa.
"Hyung, bukankah kau yang bodoh? Ini sebuah kecelakaan. Kau pikir aku mau terkena cedera seperti ini? Ini bahkan terasa sakit." balas Jimin tak mau kalah.
"Kau ingin dipukul olehku, oh?" tanya Yoongi sarkastik karena Jimin berbicara tidak sopan kepadanya.
"Tidak. Tidak Hyung. Aku hanya bercanda." ucap Jimin lalu tertawa.
Yoongi hanya memasang raut wajah datar. Tiba-tiba, pintu ruang kesehatan terbuka. Membuat perhatian keduanya teralihkan. Tampak sosok Taehyung datang. Lelaki dengan karakter 4D itu segera menghampiri Yoongi dan Jimin.
"Apa kakimu sudah diobati? Mana yang terkena cedera? Yang ini? Yang ini?"
"Ahhh..." racau Jimin. Tangan Taehyung dengan sengaja memegang kaki kanan Jimin yang cedera. Jimin merintih kesakitan.
"Kau bodoh?" bentak Jimin. Ia menatap tajam Taehyung. Jimin sangat ingin menghajar Taehyung sekarang, jika saja keadaannya sehat.
Sementara Taehyung sudah tertawa keras melihat reaksi sekaligus ekspresi wajah Jimin yang kesakitan. Yoongi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol keduanya.
Tidak lama, Dokter Lee datang.Beliau segera menyemprotkan Chlor Etil Spray (Obat Pereda Rasa Sakit) ke kaki Jimin. Jimin sedikit meringis kesakitan.
"Cederanya lumayan parah. Jangan terlalu memaksa menggunakan kakimu untuk bermain basket. Mungkin kakimu baru akan pulih setelah seminggu" jelas dokter Lee.
"Dokter, tapi pertandingan basket kita sudah dekat. Bahkan besok, dia juga harus menjalani latihan bersama anggota lain." sahut Taehyung.
"Itu benar." ujar Jimin.
Yoongi menggembungkan pipinya. Ia tidak tau harus berkata apa saat ini.
"Jangan dipaksakan. Cederanya tidak akan pulih jika dipaksa untuk berlarian seperti itu." lanjut dokter Lee.
Dengan hati-hati, Dokter Lee kemudian membalut telapak kaki kanan Jimin menggunakan perban. Taehyung bergedik ngeri melihat kaki Jimin yang sedang dibaluti oleh perban. Yoongi juga serius mengamati kaki Jimin. Setelah selesai, dokter segera membereskan obat-obatan yang dibawanya.
"Setiap hari, kau harus datang kesini. Cederamu harus disembuhkan secara perlahan." ucap Dokter Lee. Jimin mengangguk setuju.
Dokter Lee pun segera meninggalkan ketiga siswa lelaki tersebut. Yoongi lalu hanya terdiam dengan tatapan kosong. Banyak hal yang akhir-akhir ini ia pikirkan.
"Aku ada urusan. Taehyung, kau tuntunlah Jimin nanti ke kelas. Aku pergi dulu." ujar Yoongi.
"Oh, Hyung..." panggil Jimin. Yoongi segera berjalan keluar dengan terburu-buru.
"Apa yang terjadi?" Taehyung melirik Jimin.
Jimin kemudian mengangkat bahunya.
"Entahlah, sepertinya Yoongi hyung memiliki banyak beban saat ini." ucap Jimin.
"Tapi, apa benar dia akan meninggalkan tim basket? Kupikir tidak. Yoongi hyung bukanlah orang yang egois." tandas Taehyung. Taehyung tahu benar karakter Yoongi. Tidak mungkin, Yoongi keluar dari tim demi kepentingannya sendiri.
Ucapan pelatih Choi menurutnya seperti sebuah lelucon. Meskipun Taehyung mengetahui bahwa siswa tingkat akhir seperti Yoongi dituntut untuk fokus pada pelajaran. Tetapi, Yoongi sangat menyukai dunia basket dan juga sangat bertanggung jawab pada tim. Sehingga, Yoongi tidak akan keluar dari tim begitu saja.
Jimin menghela napasnya. "Tidak. Dia bilang padaku tidak akan keluar dari tim."
"Serius?" Taehyung menunjukkan raut senangnya.
"Tapi, meskipun dia harus keluar. Kita tetap harus mendukung Yoongi hyung."
To be Continued
Vote ya... ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE SO COLD [SELESAI]
FanfictionMin Yoon Gi, siswa tingkat akhir yang bertanggung jawab menjadi kapten tim basket untuk sekolahnya. Di sisi lain, siswi tahun pertama bernama Yoo Hyun Joo merupakan seorang stalker Yoongi yang bersekolah juga di sana. Bagaimanakah kisah mereka? ©2016