Pt. 9

5.3K 612 21
                                    

Yoongi membenamkan wajahnya di atas meja kelas. Lelaki itu mencoba memejamkan matanya. Tetapi, hasilnya nihil. Suasana kelas yang cukup berisik saat jam istirahat membuatnya tidak bisa tertidur. Yoongi kemudian bangkit dari kursi membuat Jin yang duduk di sampingnya menoleh ke arah Yoongi.

"Ke mana?" tanya Jin

"Beli minuman." jawab Yoongi sekenanya.

Jin hanya bisa memandang Yoongi yang tengah berjalan keluar kelas. Yoongi kini berjalan melewati koridor lalu menuruni tangga menuju vending machine yang terletak tepat di bawah tangga yang ia turuni. Setelah sampai, lelaki itu kemudian memasukkan beberapa koin ke dalam vending machine.  Ia menekan tombol yang menyediakan minuman soda kaleng. Yoongi lalu mengambil minuman yang keluar dari mesin. Minuman kaleng tersebut sudah berada di tangan Yoongi saat ponsel di dalam saku celananya bergetar. Menandakan sebuah pesan masuk. Yoongi segera mengecek ponselnya dan membaca pesan yang masuk.

From : 진 (Jin)

Pelatih tim basket baru saja mencarimu di kelas. Dia menyuruhmu datang ke ruangannya sekarang.

"Sekarang? Kenapa mendadak seperti ini?" monolog Yoongi setelah membaca pesan dari Jin. (Sekarang?). Lelaki itu memasukan ponselnya kembali ke dalam saku celana. Yoongi segera membuka minuman soda kalengnya dan meminumnya dalam sekali tegukan hingga habis. Ia lalu melemparkan kaleng tersebut ke dalam kotak sampah terdekat dan bergegas menuju ruang pelatih tim basketnya tersebut.

###

Yoongi membuka knop pintu ruangan.

"Oh, Min Yoon Gi. Kau datang." ujar sang pelatih saat melihat Yoongi memasuki ruangan. Yoongi hanya menganggukkan kepalanya dengan raut bingung. Lelaki itu kemudian berdiri di depan meja pelatih Choi.

Yoongi bingung dan bertanya-tanya. Tidak biasanya pelatih Choi memintanya datang ke ruang pelatih seperti ini. Jika ada hal yang ingin dibicarakan, mereka cukup bertemu saat latihan basket saja. Apa ada sesuatu hal yang sangat penting, pikirnya.

"Duduklah." ucap pelatih Choi.

Yoongi kemudian mendudukkan dirinya.

"Begini, Yoongi-ah."

Pelatih Choi langsung memulai inti pembicaraan. Beliau terlihat menghela napasnya sebelum sebelum memulai pembicaraan.

"Pihak sekolah telah membuat keputusan untuk para murid di kelas 3, agar menghentikan kegiatan yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran. Termasuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah." ucap pelatih Choi.

"Jadi, sepertinya kau harus berhenti menjadi kapten dan anggota dalam tim basket." jelasnya.

"Apa?"

Yoongi melebarkan matanya saat mendengar ucapan pelatih tim basket tersebut. Ia sungguh terkejut.

"Ber-Berhenti?" tanya Yoongi lagi untuk memastikan. Yoongi berusaha menahan amarahnya yang mulai memuncak.

"Tapi, pertandingan basket tingkat nasional sudah sebentar lagi, bagaimana bisa saya berhenti?" ucap Yoongi. Suaranya terdengar meninggi.

"Kau satu-satunya, siswa kelas 3 dalam tim basket. Anggota lain yang naik ke kelas 3 sudah mengundurkan diri sejak lama, Yoongi." jelas pelatih Choi

Yoongi membuang napasnya kasar. Bagaimanapun caranya, ia harus tetap berada di tim basket yang diikutinya sejak awal masuk sekolah atas ini. Apalagi, mimpinya bisa mengikuti pertandingan basket tingkat nasional sudah di depan mata.  Hampir enam tahun sejak Yoongi mulai menyukai basket saat masuk sekolah menengah. Yoongi tidak akan menyerah begitu saja. Tidak ada kata berhenti, baginya.

"Tapi, saat ini saya adalah seorang kapten dan anggota inti tim basket. Bagaimana bisa saya berhenti?!" protes Yoongi.

Pelatih Choi memijat keningnya.

"Sebenarnya, ini juga sangat sulit untuk tim. Seandainya pihak sekolah memberitahu sejak awal. Tidak akan seperti ini keadaannya." pelatih Choi berupaya menjelaskan.

"Dengan waktu yang singkat ini. Sangat sulit merubah lagi strategi tim basket sekolah kita untuk menghadapi pertandingan. Terutama ini pertandingan tingkat Nasional. " lanjut beliau lalu menghirup udara dalam-dalam.

Pelatih Choi sebenarnya sangat ingin Yoongi bergabung dalam tim dan memimpin anggota lain. Skill dan kerja keras Yoongi sangat membuatnya terpukau sejak awal. Namun, keputusan dari pihak sekolah membuatnya tidak bisa bertindak lebih jauh lagi kepada Yoongi.

"Tapi, tenanglah. Pelatih yang akan mengurus semuanya. Fokus saja pada belajarmu. Hwaiting!" lanjutnya lagi.

"Apa ini keputusan dari kepala sekolah?" tanya Yoongi. Ia menatap tajam pelatih Choi yang kemudian hanya dapat mengangguk.

"Kita tidak bisa menolak keputusannya. Itu juga demi masa depanmu." ucap pelatih Choi seraya berdiri dari kursinya dan menepuk bahu Yoongi.

Yoongi hanya terdiam. Sedetik kemudian lelaki itu bangkit dari kursinya.

"Tidak. Bagaimanapun, saya akan tetap bertahan di tim basket dan tidak akan berhenti." tegas Yoongi.

"Permisi."

Yoongi membungkukkan badannya ke arah pelatih Choi lalu meninggalkan ruangan.

"Ya, Min Yoon Gi..." panggil pelatih Choi. Namun, tidak digubris oleh Yoongi.

To be Continued

Nah, hayoloh... 😵

Vote / komen ya guys... 💕
Itu vitamin biar semangat nulis dan cepet update.

YOU'RE SO COLD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang