Pt. 22

4.8K 528 10
                                    

Hyunjoo menaruh wajahnya ke atas meja kelas. Kondisi badannya terasa kurang fit hari ini. Mungkin saja efek dari hujan di hari yang lalu. Meskipun sebenarnya, gadis itu tidak basah kuyup akibat tetesan air hujan. Akan tetapi, suhu udara yang dingin sukses membuatnya menggigil kedinginan saat pulang kemarin. Sehingga, berakibat pada hari ini ia merasa kurang enak badan. Hyunjoo mendekap tubuhnya sendiri. Ia butuh minuman hangat.

Yerim baru saja tiba di kelas setelah tadi pergi keluar sebentar untuk menyelesaikan urusannya di ruang guru mengenai tugas. Ekspresinya berubah cukup panik ketika mendapati Hyunjoo dengan kepalanya yang tergeletak di atas meja dalam kondisi lemas.

Yerim cepat - cepat menghampiri gadis itu. Ia menggerak - gerakan bahu Hyunjoo. "Hyunjoo-ya, apa kau baik - baik saja? Bagaimana ini?"

Hyunjoo sejenak mengangkat kepalanya. "Aku baik - baik saja. Tapi, bisakah kau membawakan minuman hangat untukku?" balas Hyunjoo dengan suara pelan.

Wajah Hyunjoo tampak pucat. Yerim pun segera meletakkan punggung telapak tangannya pada dahi Hyunjoo.

"Badanmu panas. Kau pasti sakit. Ayo, kita ke ruang kesehatan saja." ajak Yerim berniat menuntun Hyunjoo untuk bangkit dan pergi menuju ruang kesehatan. Namun, Hyunjoo bergeming.

"Tidak, bawakan air hangat saja untukku." ucap Hyunjoo kokoh pada pendiriannya.

Terlebih sebelumnya, ia juga sudah pernah masuk ke dalam ruang kesehatan. Hyunjoo tak bisa beristirahat di sana. Percuma saja ia pergi ke ruang kesehatan.

"Kalau begitu baiklah, tunggu sebentar."

Yerim pergi dengan tergesa - gesa keluar dari kelas.

Kepala Hyunjoo tertunduk. Lalu kembali menelungkupkan wajahnya di atas meja. Kepalanya sedikit terasa pusing. Tubuhnya lemas. Ia merasa menggigil kedinginan padahal cuaca hari ini cukup hangat. Setelah beberapa menit, Yerim kembali ke kelas dengan membawa secangkir teh hangat dan obat untuk Hyunjoo.

"Hyunjoo-ya, minumlah." ujar Yerim. Ia menyodorkan cangkir yang ia pegang pada Hyunjoo.

Hyunjoo menerimanya kemudian menyesap teh hangat yang dibawa oleh Yerim. Uerim membuka bungkus obat pereda panas lalu memberikannya pada Hyunjoo.

"Terimakasih."

Hyunjoo menyampaikan rasa terima kasihnya pada Yerim yang begitu perhatian pada kondisinya. Perlahan, Hyunjoo kemudian memasukan obat ke dalam mulut lalu menelannya dengan bantuan teh hangat.

"Kau yakin tidak ingin ke ruang kesehatan?" tanya Yerim setelah Hyunjoo menelan obatnya. Hyunjoo mengangguk mantap.

"Baiklah, kalau begitu kau bisa istirahat di kelas. Setelah ini, jam pelajaran kosong. Aku akan mengembalikan cangkir ini dulu."

"Kalau ada guru. Tolong, bangunkan aku. Aku akan istirahat sebentar." tandas Hyunjoo.

Yerim mengangguk lalu mengusap pelan bahu Hyunjoo. Ia kemudian bergegas keluar dengan membawa cangkir minuman yang tadi ia pinjam dari ruang kesehatan. Dengan wajah lesu, Hyunjoo lalu memejamkan matanya lalu tertidur di atas meja.

###

Yerim duduk di bangkunya. Manik matanya tertuju pada Hyunjoo yang sudah tampak terlelap. Ia kagum pada Hyunjoo yang meski dalam kondisi kurang fit tetap masuk sekolah. Gadis itu juga menolak ajakan ke ruang kesehatan walau ia sakit. Hyunjoo bertahan ingin tetap di dalam kelas saja.

Tangan Yerim kemudian tergerak untuk mengambil ponsel yang ada di dekat Hyunjoo. Yerim menggeser layar kemudian mengetik sebuah teks pesan. Yerim kemudian mengirimnya kepada seseorang.

Siapa lagi jika bukan mengirimnya pada Yoongi Yoongi pasti akan datang jika ia meminta bantuan mengenai Hyunjoo. Karena Yerim yakin, Yoongi pasti memiliki perasaan pada Hyunjoo. Walaupun, perasaan itu hanya sedikit mungkin. Tetapi, Yerim percaya bahwa Yoongi tetap saja tertarik pada Hyunjoo. Meski lelaki itu tak pernah menunjukkannya secara gamblang. Yerim dapat merasakan bahwa ada something di antara keduanya.

Yerim juga percaya, jika Hyunjoo adalah sosok yang mudah disukai oleh lawan jenis. Entah itu, karena visualnya yang cantik ataupun kepribadiannya yang cukup menyenangkan. Yoongi tak mungkin, tak akan mengkhawatirkan Hyunjoo jika ia mengirimi pesan singkat tersebut.

###

Yoongi mengecek ponselnya dan mendapati sebuah pesan muncul pada notif. Lelaki itu menyentuh lalu membacanya.

From :내개 (Anjingku)

Maaf sunbae-nim, ini aku Yerim. Sahabat Hyunjoo. Bisakah kau datang ke kelas kami saat jam pulang? Hyunjoo sedang sakit. Aku sangat minta tolong bantuanmu untuk membawanya pulang bersama. Sebelumnya, Terima kasih.

Yoongi berdecak lalu tampak berpikir sebentar. Ia sebenarnya ingin merasa acuh. Tak peduli dengan keadaan Hyunjoo. Tetapi, entah kenapa Yoongi tak bisa apalagi setelah membaca pesan itu.

Hyunjoo sepertinya sakit akibat hujan kemarin. Ya, kemarin keduanya pulang bersama di saat hujan deras turun.

Berhubung jam pelajaran segera berakhir, Yoongi bergegas mengemaskan buku - bukunya di atas meja. Setelah ketua kelas memimpin salam, guru pun keluar. Yoongi juga langsung memakai ranselnya dan pergi begitu saja meninggalkan kelas yang akhirnya membuat Jin bingung akibat tabiat teman dekatnya tersebut. Tak biasanya, Yoongi bersikap tergesa - gesa seperti saat ini. Ia terkenal sebagai sosok yang tenang dan santai. Lalu apa yang membuat Yoongi berubah 180 derajat? Jin mencoba menerka - nerka.

Sementara itu, Yoongi sudah melangkah melewati koridor yang ramai oleh lalu lalang para murid lain yang ingin pulang. Beberapa kali, ia menerobos rombongan siswa yang berjalan berlainan arah darinya. Hingga akhirnya, tibalah Yoongi di depan sebuah kelas. Dari kaca jendela, Yoongi mengintip ke dalam. Ruangan terlihat sudah kosong dan sepi, terkecuali hanya ada dua orang gadis yang masih di dalam. Tanpa basa - basi, Yoongi langsung masuk ke dalam kelas.

"Yoo Hyun Joo!" panggil Yoongi dengan suara khasnya dan tampang dingin miliknya. Lelaki itu berdiri di ambang pintu.

Sementara, gadis yang namanya dipanggil itu segera menengok ke arah sumber suara. Ia menatap tak percaya dengan kehadiran Yoongi di kelasnya. Berbeda dengan gadis di sampingnya yang malah sudah tersenyum sumringah.

"Sunbae..."

To be Continued

YOU'RE SO COLD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang