Pt. 17

5.4K 627 24
                                        

"Aku pikir aku begitu menyukaimu
Aku tertawa sendiri dan kemudian air mata datang
Aku berharap kamu akan merasakan hal yang sama tapi aku ingin menghapusmu"

###

"Hyunjoo-ya, bagaimana dengan kemarin?"

Pagi ini, Yerim yang baru saja tiba di kelas langsung mengampiri Hyunjoo dengan memberikan sebuah pertanyaan menyelidik disertai raut wajah antusiasnya. Hyunjoo hanya bisa menatap sahabatnya tersebut dengan rasa malas.

"Bagaimana apanya?" Hyunjoo balik bertanya. Sebenarnya, ia sudah tau maksud dari pertanyaan Yerim. Tetapi, Hyunjoo enggan langsung menjawab dan malah melemparkan pertanyaan balik ke Yerim.

"Ck. Kau kemarin bertemu dengannya, kan? Apa aku harus menyebutkan nama orang itu dengan keras agar semua murid di kelas tahu?" jelas Yerim lalu mengalihkan pandangan ke sekelilingnya. Hyunjoo menatap tajam Yerim lalu memukul pelan lengan gadis itu.

"Jangan bersikap bodoh." ujar Hyunjoo. Yerim hanya tercengir.

"Ayolah. Ceritakan padaku." ujar Yerim ingin tahu.

Ia menarik bangkunya agar lebih dekat dengan Hyunjoo. Sementara, Hyunjoo bingung harus menceritakan apa pada gadis di sampingnya. Yerim kini menatap serius Hyunjoo sembari menunggu Hyunjoo untuk berbicara. Hyunjoo masih terdiam dan berpikir sebentar.

"Entahlah." balas Hyunjoo. Yerim memasang raut serius.

"Menurutmu... Bagaimana jika aku berhenti menyukainya?" lanjut Hyunjoo hati-hati. Yerim terdiam sejenak mencoba mencerna ucapan Hyunjoo.

"Apa?" ujar Yerim terkejut dan melebarkan pupil matanya.

"Sstt."

Dengan cepat, Hyunjoo meletakan jari telunjuknya di depan bibir. Memberi isyarat supaya Yerim tidak berisik sehingga tidak mengundang perhatian murid lain. Hyunjoo tahu benar bagaimana reaksi berlebihan dari gadis di sampingnya jika ia mengatakan hal ini. Bisa dilihat dari ekspresinya, Yerim memang benar-benar terkejut dengan perkataan Hyunjoo.

"Kau, Apa kau sudah menyerah?" ulang Yerim lagi untuk memastikan. Hyunjoo mengangguk pelan.

"Sepertinya. Setelah ini, semua akan berakhir." Hyunjoo menghela napasnya.

"Knapa kau seperti ini? Apa alasannya?"

Dengan mata berbinar, Yerim memegang erat telapak tangan Hyunjoo. Ia cukup sedih mendengar ucapan Hyunjoo tadi. Yerim tahu betul bagaimana perjuangan Hyunjoo menjadi seorang stalker Yoongi. Kini, gadis itu ingin menyerah begitu saja? Yerim tak bisa membiarkan sahabatnya menyerah. Kau harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu. Hyunjoo hanya terdiam. Sulit rasanya menjelaskan hal itu pada Yerim.

"Hyunjoo-ya. Kau tidak boleh berhenti di tengah jalan. Jika kau berhenti, usahamu selama ini akan sia-sia." Yerim menatap Hyunjoo dengan penuh harapan. Berharap, gadis itu mau mendengarkan nasihatnya dan tidak menyerah begitu saja terhadap Yoongi.

"Kau punya pesona. Aku yakin dia pasti akan menyukaimu."

"Jadi, kumohon jangan menyerah. Aku tau. Kau masih menyukainya, benar?" lanjut Yerim. Hyunjoo diam. Ia lalu melepaskan genggaman tangan Yerim pada telapak tangannya.

"Aku akan berusaha melupakannya. Jangan khawatir." tandas Hyunjoo.

"Bukankah, masih banyak pria yang lebih baik darinya di luar sana?" lanjut Hyunjoo. Tersirat rasa cemas dalam tatapan Yerim. Namun, tidak banyak yang bisa ia lakukan sebagai seorang sahabat.

###

Bel makan siang berbunyi, seluruh murid bergegas meninggalkan kelas untuk menuju kantin sekolah. Beberapa siswi terlihat menghampiri Mijoo untuk mengajaknya makan bersama.

YOU'RE SO COLD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang