Dengan langkah gontai, Mijoo berjalan menuju kelasnya. Sebelum memasuki kelas, dirinya buru-buru menghapus air mata yang tersisa di pelupuk matanya. Mijoo berusaha mengatur raut wajahnya senormal mungkin. Seperti tidak terjadi apa-apa. Ia mungkin akan menjadi sangat malu jika teman-temannya curiga mengapa dirinya terlihat seperti orang yang baru saja menangis. Setelah merasa dirinya terlihat baik-baik saja, Mijoo masuk ke dalam kelas.
Rombongan temannya yang sedang berkumpul di salah satu meja tampak sudah menyambut kedatangan Mijoo. Sementara itu, Mijoo berusaha bersikap senormal mungkin dan memberikan senyuman kepada mereka.
"Mijoo-ya, kau dari mana saja?"
"Kami menunggumu di kantin tadi."
Rombongan siswi tersebut mendekati Mijoo. Mijoo menyibakan poni panjangnya ke belakang telinga.
"Aku.. Ada sedikit urusan tadi. Maaf." ucap Mijoo diakhiri senyuman. Penjelasan dari Mijoo membuat teman-temannya hanya mengangguk.
"Ah, begitu rupanya." Mijoo mengangguk mantap.
"Mijoo-ya, apa yang kau bawa?" Kini teman-temannya mengalihkan tatapan pada kotak bekal yang ada di tangan gadis itu.
"Ah, i-ini..." Mijoo sedikit terbata saat akan menjawab. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa ini kotak bekal darinya yang ditolak Yoongi.
"Kau mendapatkannya dari seseorang?" sahut salah satu di antara mereka dengan cepat.
"Ya?" reflek Mijoo.
"Apa itu dari seorang cowok?"
"Itu..." jawab Mijoo ragu.
"Wah, aku iri padamu." potong yang lain dengan cepat sebelum Mijoo menjawab.
"Benar, kan? Itu dari cowok. Siapa dia?" Mijoo memutar otak. Tebakan dari teman-temannya kali ini bisa saja menyelamatkan harga dirinya.
"Iya, aku mendapatkannya dari cowok." ujar Mijoo berpura-pura.
"Kau siswi baru di sini. Tapi sudah banyak yang menyukaimu."
"Benar. Aku iri. Siapa cowok yang memberimu bekal ini? Apa kau mengenalnya?" tanya yang lain antusias. Mijoo hanya menggeleng pelan.
"Tidak." dengan gesit, ia meletakkan kotal bekal berisi sandwich itu ke atas meja.
"Kalian boleh memakannya. Makanlah." ucap Mijoo kepada teman-temannya.
"Serius? Kau tidak mau memakannya?"
"Yup. Aku sudah cukup kenyang. Silahkan kalian makan saja. " ujar Mijoo lalu duduk di bangkunya.
"Terimakasih, Mijoo-ya." ujar teman-temannya serentak.
Mereka membuka kotak bekal dan terkejut saat melihat potongan sandwich yang ada di dalamnya. Terlihat menggugah selera dengan hiasan sayuran yang terlihat menarik untuk dilihat.
"Coba lihatlah, cowok itu menghiasnya dengan cantik. Ah, dia pasti sangat menyukai Mijoo. Benar, kan?" ujar salah satu siswi yang dibalas anggukan oleh yang lain.
Sementara itu, Mijoo hanya bisa memandang sendu potongan sandwich yang dilahap oleh teman-temannya. Ada perasaan mengganjal di lubuk hatinya.
###
Hyunjoo baru saja keluar dari gedung utama sekolah. Gadis itu menghela napasnya saat melihat derasnya guyuran hujan. Sebenarnya, tadi pagi Hyunjoo tahu kalau hari ini akan terjadi hujan deras di Seoul lewat prakiraan cuaca. Ia juga sudah menyiapkan payung sebelum berangkat. Namun naas, Hyunjoo lupa membawa payungnya ke sekolah. Yerim yang biasa pulang bersamanya juga sudah pergi karena dijemput oleh sang kakak.
Gadis itu meniup poninya sebal. Ia melihat banyak murid bergegas pulang menggunakan payung yang mereka bawa. Beberapa siswa lelaki yang tidak membawa payung menerobos melewati derasnya rintikan air hujan. Tetapi, Hyunjoo tidak mungkin melakukan hal semacam itu. Bajunya akan basah kuyup. Belum lagi ia akan merasakan kedinginan. Bisa-bisa ia diserang demam dan flu pada keesokan hari.
Hyunjoo hanya bisa menunggu di teras luar gedung. Menunggu hujan sedikit reda. Tidak memungkinkan ia pulang sekarang dengan kondisi seperti ini. Gadis itu lalu berdiri di pinggir teras seraya mengadahkan tangannya. Merasakan tetesan air hujan yang turun ke telapak tangannya.
"Bagaimana aku bisa pulang kalau seperti ini..." desah Hyunjoo.
"Apa yang kau lakukan?" Hyunjoo tersentak mendapati Yoongi muncul begitu saja di hadapannya. Jantungnya langsung berdegup kencang.
"Yoo-Yoongi sunbae..." Hyunjoo segera membungkuk.
Dengan tatapan aneh, Hyunjoo kemudian memandang Yoongi. Matanya tertuju pada payung di tangan Yoongi. Dari luar, Yoongi tampak seperti pria yang riskan untuk membawa barang semacam itu. Tetapi, tak disangka ia sosok yang mempersiapkan segala sesuatu dengan matang.
Dengan wajah cuek, Yoongi terlihat membuka payung tersebut lalu diulurkannya pada Hyunjoo. Hyunjoo menerima dengan ragu-ragu.
"Pegang yang benar. Payungi aku agar tidak kebasahan. Aku akan pulang." ujar Yoongi nada datar.
Eh, apa ini? Hyunjoo kira Yoongi meminjami payungnya secara cuma - cuma. Tetapi, ia malah disuruh untuk memayungi lelaki itu. Perempuan mana yang memayungi lelaki. Seharusnya, lelaki lah yang memayungi perempuan. Pikirnya.
Hyunjoo kemudian tersadar, ia sekarang hanyalah 'anjing' bagi Yoongi. Tentu saja, Yoongi memanfaatkannya sebagai pesuruh. Belum tentu pula, Yoongi memandangnya sebagai seorang perempuan.
"Baik, sunbae." balasnya. Hyunjoo menghembuskan napasnya kasar.
"Baiklah. Payungi aku dengan benar." ujar Yoongi lalu mendorong dahi Hyunjoo mengunakan jari telunjuknya. Hyunjoo lalu mengelus dahinya.
Yoongi mulai berjalan. Hyunjoo pun dengan cepat mengikutinya dari samping. Ia menggenggam erat gagang payung agar tidak terseret oleh angin yang berhembus cukup kencang.
Keduanya berjalan bersamaan menuju gerbang sekolah di bawah teduhnya payung. Sebisa mungkin, Hyunjoo mencondongkan payung tersebut pada Yoongi agar lelaki itu tidak kebasahan.
Pipi Hyunjoo terasa memanas dengan situasi saat ini. Ia ingin cepat-cepat melupakan Yoongi, tetapi kenapa malah seperti ini? Yoongi seperti menariknya kembali agar Hyunjoo tetap menyukainya.
Hyunjoo menggeleng dengan cepat.
Aku tidak boleh seperti ini.
Yoo Hyun Joo, kau pasti bisa melupakannya. Batinnya.Untunglah. Dalam suasana hujan seperti ini, banyak murid yang sudah bergegas pulang. Kalaupun ada, mereka tidak akan memperhatikan secara seksama orang-orang yang ada di sekitarnya. Setidaknya, hal ini mencegah kesalahpahaman para penggemar Yoongi di antara hubungan keduanya. Hyunjoo bisa bernapas lega.
Karena tubuhnya lebih kecil dari Yoongi, Hyunjoo tampak kesusahan memayungi lelaki itu. Belum lagi, setengah dari tubuhnya sudah terkena rintikan air hujan karena ia terlalu mencondongkan payung tersebut pada Yoongi. Namun tiba - tiba saja, Yoongi menghentikan langkah kakinya. Hyunjoo menatap bingung ke arahnya.
"Ayo lari." ajak Yoongi seraya tersenyum remeh.
Hyunjoo terdiam. Lari? Pikirnya. Masih mencerna ucapan Yoongi. Tanpa aba-aba, Yoongi segera berlari meninggalkan Hyunjoo yang masih terdiam.
"Yoongi sunbae, sunbae..." teriak Hyunjoo.
Dengan cepat, Hyunjoo mengejar Yoongi yang sudah berlari di depan sana. Tentunya, dengan masih memegang gagang payung di tangannya. Sedangkan Yoongi, malah berlari di bawah derasnya hujan. Keduanya tampak seperti dalam adegan kejar-kejaran. Di mana Hyunjoo berlari seperti orang gila dengan membawa payung sembari mengejar Yoongi. Yoongi tak menurunkan kecepatan larinya sedikit pun, membuat Hyunjoo cukup terengah - engah menyusul lelaki tersebut.
To be Continued
Gimana part ini?
Vote / komen ya gaesss ❣️

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE SO COLD [SELESAI]
Fiksi PenggemarMin Yoon Gi, siswa tingkat akhir yang bertanggung jawab menjadi kapten tim basket untuk sekolahnya. Di sisi lain, siswi tahun pertama bernama Yoo Hyun Joo merupakan seorang stalker Yoongi yang bersekolah juga di sana. Bagaimanakah kisah mereka? ©2016