Sebuah pesta kecil sedang diadakan di sebuah rumah bernuansa classic itu. Banyak sekali remaja-remaja yang berkumpul disana. Dentaman musik terdengar keras, tetapi tidak menganggu tetangga lain. Didalam banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan. Ada yang berdansa, bermain beberapa permainan, berbincang-bincang, bahkan ada juga yang makan. Sang penyelenggara pun sedang berbincang-bincang dengan temannya.
"Luke, thanks for the invitation" ucap lelaki berambut curly. Luke hanya tersenyum dan mengangguk. Dia pun kembali berdansa dengan para gadis cantik.
"Harry is such a perv" ucap Ashton tertawa lalu duduk disamping Luke. Dia meminum coca cola yang sudah dia ambil di counter makanan tadi.
"Why you didnt enjoy the party?" tanya Calum yang baru datang dengan seorang gadis yang lebih tua dari Calum. Luke melihat gadis itu dari atas sampai bawah lalu kembali lagi ke atas.
"who's she?" tanya Luke pada temannya itu. Pria berdarah kiwi itu hanya tersenyum manis.
"She's my sister, Mali koa Hood. Mali he's my friend Luke Hemmings." ucap Calum memperkenalkan Luke dengan kakaknya.
"Mali" ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya menunggu untuk dijabat tangan oleh Luke.
"Luke" ucap Luke menerima uluran tangan Mali. Mali tersenyum lalu dia izin menikmati pesta. Entahlah menurut Luke pesta kali ini sangat membosankan dan melelahkan. Lagi pula dia tidak suka dengan keadaan ruangan yang padat, itu akan membuatnya sesak nafas.
"Guys, sorry i need to go. Enjoy the party" ucap Luke lalu segera pergi dari rumah itu menuju danau tempat ia biasa menghabiskan waktunya. Danau itu pada malam hari terlihat sangat menawan, apalagi saat ini bulan purnama. Cahaya bulan yang terang itu memantulkan cahayanya ke danau.
"i shouldnt made a party" ucap Luke tertawa akan kebodohannya. Dia memandangi danau itu. Tempat ini pertama kali ditemukan saat dia mengetahui kalau dia memiliki penyakit gagal jantung dan tempat ini juga yang membuat dia bertemu dengan gadis kecil bermata coklat dan berwajah asia itu.
************
"mum! dad! why you didnt tell me that i had a problem with my heart?" tanya seorang anak lelaki dengan airmata yang mengalir dipipinya.
"Luke, sweetheart mum and dad didnt want make you sad" ucap seorang wanita paruh baya berambut blonde menenangkan Luke kecil. Luke hanya menangis dan melepas genggaman ibunya. Dia pun berlari sekencang dia bisa dan sejauh mungkin. Sampai akhirnya dia menemukan sebuah danau yang cukup indah. Dia duduk di dekat danau itu.
"kenapa mum? kenapa dad? why you didnt tell me that i'm sick?" ucap Luke kecil memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya itu. Pantas saja guru-gurunya tidak pernah memaksa Luke untuk melakukan hal-hal yang menurut mereka berat dan dia selalu sesak nafas saat kelelahan. Dia juga harus rutin meminum obat setiap hari. Sekarang sudah jelas bahwa dia sakit.
"hey, kenapa kamu menangis?" seorang gadis kecil menghampiri Luke kecil yang sedang menangis. Luke melihat gadis itu sebentar dan kembali menenggelamkan wajahnya diantara lututnya.
"ayolah kau kan lelaki, kenapa harus menangis?" ucap gadis kecil itu yang kini sudah berada disebelah Luke kecil. Luke kecil hanya diam, dia sangat terpukul mengetahui keadaannya yang tidak normal. Sebuah tangan kecil memegang punggung Luke kecil, lalu mengusap-ngusapnya. Luke kecil melihat kearah gadis itu. Gadis kecil itu tersenyum. Senyuman yang sangat manis, pikirnya.
"Dont be sad okay? Mumku bilang orang yang menangis akan merasa lebih baik saat orang lain melakukan hal itu." ucap gadis kecil itu. Luke kecil mengakui dia merasa lebih baik.
"thanks" ucap Luke kecil sambil tersenyum. Gadis itu tersenyum dan mengangguk.
"namaku Summer" ucap gadis itu mengulurkan tangannya. Luke kecil tersenyum dan menerima uluran tangan Summer
"Luke" ucapnya. Summer tersenyum
"mau bermain denganku?" tanya Summer. Luke tersenyum dan mengangguk. Summer tersenyum girang dan mereka pun bermain bersama di Danau itu.
**************
Luke menghela nafas, gadis kecil itu yang membuatnya merasa lebih baik. Gadis asia itu yang membuatnya bersemangat untuk hidup. Tanpa sadar bibirnya membuat sebuah senyuman. Luke memasukkan kakinya kedalam Danau. Dia melihat ke langit, banyak bintang yang bertaburan di sana. Luke pun menjatuhkan badannya. Dia melihat kelangit itu. Indah satu kata yang ada dipikirannya saat ini. Luke memejamkan matanya, merasakan angin malam menerpa wajahnya. Tak ada suara lain kecuali suara jangkrik. Lalu tak berapa lama terdengar suara seorang gadis yang sedang menangis. Luke membuka mata dan mencari sumber suara itu. Ternyata dia melihat seorang gadis sedang memeluk lututnya suara isakan tangis terdengar jelas. Luke bertanya-tanya siapa gadis itu. Akhirnya dia pun memutuskan untuk menghampiri gadis itu.
"hey" sapa Luke. Gadis itu melihat kearah Luke, lalu dia mengusap air matanya kasar dengan cepat. Luke memperhatikan wajah gadis itu baik-baik. Sangat tidak asing baginya. Sepertinya mereka pernah bertemu tapi entah dimana. Gadis itu mulai sedikit terusik karena Luke terus memandangnya. Luke segera tersadar dan memulai pembicaraan.
"Are you okay?"
Gadis dihadapannya itu hanya mengangguk pelan, lalu melihat kearah danau. Luke duduk disebelah gadis itu. Sepertinya gadis disebelahnya ini sangat depressi.
"I'm Luke, Luke Hemmings" ucap Luke mengulurkan tangannya. Gadis itu tersenyum tipis dan menerima uluran tangan Luke.
"i'm Summer, Summer Wang" jawab gadis itu tersenyum tipis. Luke tersenyum.
"Summer kan panas, dan cerah. Seharusnya kau juga seperti itu" ucap Luke. Summer hanya tertawa kecil.
"Aku juga manusia sepertimu, bukan sebuah musim. Ya mungkin namaku saja yang menggunakan nama sebuah musim. Tapi aku ini manusia" ucap Summer tertawa kecil. Luke terkekeh. Dia melihat ke danau, menikmati pemandangan yang indah ini. Hening, tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir mereka. Tiba-tiba suara musik terdengar memecahkan keheningan di tempat itu, dengan cepat Luke mengambil iphonenya dan melihat ke layarnya Ashton. Luke segera menyentuh tombol hijau dan menempelkan ponselnya ditelinga
"hello...i told you, trying to find fresh air......No silly, it just michael invited too much people. you know i cant breathe well.... hahaha....Ashton, i'm fine okay. Dont worry silly......At somewhere, dont worry i'm on my way home. See you at home mate. Night"
Summer melihat Luke yang baru selesai menerima telpon dan tersenyum kecil. Sepertinya anak ini memang ramah pikir Summer. Dia juga merasa sangat penasaran dengan lelaki didepannya ini.
"Hey, kau tinggal di dekat sini?" tanya Summer memecahkan suasana dan mencoba mengenal lelaki didepannya ini.
"Ya, beberapa blok dari sini." jawab Luke. Summer hanya mengangguk dan kembali hening.
Kenapa aku susah sekali untuk mengenalnya?

YOU ARE READING
Amnesia [Luke Hemmings] [5SOS]
FanfictionLuke Hemmings, seorang remaja berumur 17 tahun yang memiliki penyakit gagal jantung. Semenjak dia mengetahui bahwa dia memiliki penyakit yang mematikan itu, dia berubah menjadi pendiam dan tidak banyak bicara. Terkadang dia berpikir lebih baik dia m...