Luke mendesah pelan karena suasana saat ini bisa dikatakan sang at canggung. Entahlah sepertinya Summer juga anak yang pendiam dan bukan anak yang ceria dan aktif seperti sahabat kecilnya dulu yang sekarang entah kemana.
"oya! tadi kamu bilang kamu ga bisa bernapas dengan baik, kenapa?" tanya Summer memecahkan suasana lagi. Kini Luke melihat kearah Summer. Lalu menggeleng.
"nothing, i just... didnt like my house full of people" jawab Luke mencoba menyembunyikan penyakitnya. Summer menatap mata biru langit milik Luke. Entahlah dia menemukan keraguan dimata lelaki itu.
"Its okay if you dont want to tell me" ucap Summer lalu kembalk melihat ke arah danau. Luke mendesah pelan. Suasana canggung lagi.
"Kau tau tempat ini darimana?" kini Luke yang memberanikan diri untuk bertanya. Summer mengambil batu kecil dan melemparnya ke Danau.
"Dulu waktu aku kecil, aku jalan-jalan sendirian tapi karena waktu itu aku pertama kali kesini jadi aku tidak tau daerah sini dan lupa jalan pulang. Lalu saat aku lelah aku menemukan tempat ini dan akhirnya aku selalu datang kemari dan sangat suka bermain disini." ucap Summer menceritakan kenangannya.
"Sangat menarik, walaupun awalnya payah" ucap Luke sambil tertawa. Summer ikut tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Kalau kau? Bagaimana kau menemukan tempat ini?" tanya Summer kini menidurkan tubuhnya di atas rerumputan hijau. Luke mengikuti Summer dan kini mereka berdua dapat melihat langit malam yang penuh dengan bintang.
"Waktu itu aku berumur 6 tahun. Kakakku Jack yang menemukan tempat ini. Bisa dibilang orangtua kami sibuk dengan pekerjaan mereka. Jadi aku, Jack, dan Ben kurang perhatian. Kami memutuskan untuk kabur dari rumah. Lalu kami menemukan tempat ini"
"Klise sekali ceritamu haha"
"Aku tau haha, kami juga mendapat sedikit tekanan. Kami harus menjadi anak yang jenius. Itulah yang selalu ibuku katakan. Kami jadi merasa tertekan" ucap Luke melihat bintang-bintang dilangit.
"Memangnya apa pekerjaan orangtuamu?" tanya Summer penasaran.
"Ibuku seorang guru matematika SMP di salah satu sekolah disini." ucap Luke.
"keren! kau pasti pintar matematika" ucap Summer kagum. Luke tertawa dan menggeleng.
"Biasa saja" jawabnya datar. Summer mendecak lidah.
"Jangan merendah! Aku tau kau pintar Luke"
"Terserah" ucap Luke tertawa kecil. Summer hanya tertawa dan melihat bintang-bintang yang bertaburan dan bersinar indah dilangit. Angin malam semakin menusuk, Summer memeluk tubuh mungilnya sambil mengusap-ngusap bagian lengannya. Berharap dia merasa lebih baik. Luke yang melihat Summer kedinginan segera melepas jaketnya dan memberikannya pada Summer.
"Pakailah, aku tau kau kedinginan Ms.Wang" ucap Luke tersenyum. Summer tersenyum kecil lalu memasang jaketnya.
"Thanks Luke" ucap Summer berterimakasih. Luke hanya tersenyum
"No problem, hey! Langitnya indah ya?"
Summer menjawab dengan anggukan dan tersenyum tenang. Ini pertama kalinya dia temani oleh seorang lelaki yang baru dia kenal beberapa jam yang lalu.
"Kau tau? Aku merasa kita sudah kenal lama" ucap Summer yang sudah menguap. Luke terkekeh
"Aku juga begitu. Apa mungkin kita cocok?" tanya Luke menggoda. Summer tertawa dan memukul lengan Luke pelan.
"Dasar aneh" ucap Summer tertawa.
"Apa kau ingin pulang ke rumah?"
"Tidak, kalau kau?"
"Aku juga"
YOU ARE READING
Amnesia [Luke Hemmings] [5SOS]
Hayran KurguLuke Hemmings, seorang remaja berumur 17 tahun yang memiliki penyakit gagal jantung. Semenjak dia mengetahui bahwa dia memiliki penyakit yang mematikan itu, dia berubah menjadi pendiam dan tidak banyak bicara. Terkadang dia berpikir lebih baik dia m...