32

2.4K 215 2
                                    

Sudah 10 bulan berlalu dengan sangat cepat. Kondisi Luke semakin menurun, seringkali dia pingsan saat sedang kencan dengan Summer. Semuanya mulai mengkhawatirkan Luke, termasuk Summer tentu saja. Ini sudah ke 5 kalinya dalam dua minggu terakhir Luke masuk rumah sakit. Dokter memaksa Luke untuk dirawat selama seminggu, awalnya Luke menolaknya, tetapi sedikit paksaan dari Summer akhirnya Luke mau dirawat.

"Morning baby." Sapa Summer sambil membawa sekantung buah-buahan. Luke tersenyum lebar dan merentangkan tangannya menunggu pelukan dari kekasihnya itu.

"Kau datang!" Ucap Luke riang. Summer tertawa kecil dan memeluknya. Luke mengeratkan pelukannya. Entah sampai kapan Luke dapat memeluk tubuh mungil Summer, melihat senyumannya, mendengar tawanya, menatap matanya, seandainya dia dapat hidup lebih lama.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Summer melepas pelukannya dan mengeluarkan buah apel lalu memotongnya menjadi ukuran kecil.

"Lebih baik, dokter bilang aku jangan terlalu banyak tampil." Ucap Luke pelan dan menghela napas. Gara-gara dia 5 Seconds Of Summer menjadi kacau, john harus mengcancel jadwal manggung mereka. Sebenarnya Luke menyesal karena membuat mereka menjadi terkenal, tetapi dia juga bersyukur dapat membuat orang lain tersenyum.

"Oh begitu, syukurlah. Aku tidak ingin kau pingsan tiba-tiba lagi. Aku sangat khawatir." Ucap Summer memberi satu suap apel untuk Luke. Luke hanya tersenyum dan memakan apel itu.

"Sebentar lagi aku pulang, kita akan rayakan tahun baru bersama."

"Jangan memaksakan diri sayang, I dont want anything bad happen to you." Jawab Summer memandang Luke khawatir. Luke hanya tersenyum dan mengusap rambut Summer.

"Trust me, semuanya akan baik-baik saja."

Summer menatap Luke dan tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

~~~~~~~~~

Summer kini berada di toilet rumah sakit, memandangi pantulan bayangannya di cermin. Memikirkan hal yang Summer takutkan kini datang, Luke semakin parah. Bagaimana kalau Luke meninggalkannya? Dia masih belum siap. Ashton selalu menyemangatinya, walaupun dia tau kemungkinan besar untuk Luke bertahan sangat kecil. Dokter juga mulai mencari-cari jantung yang cocok untuk Luke, tetapi resikonya sangat besar. Jika tubuh Luke tidak menerima jantung itu maka nyawa Luke akan melayang, tetapi jika Luke tetap memakai jantung lamanya hasilnya sama saja. Summer menutup wajahnya, mencoba menahan sakit dan sedih yang dia rasakan saat ini. Apa dia masih bisa melihat mata birunya itu? Apa dia masih dapat mendengar suaranya yang indah itu? Apakah dia masih dapat merasakan hangatnya tubuh Luke? Air mata Summer mulai membasahi pipinya. Summer belum rela jika harus kehilangan orang yang ia cintai.

"Summer?" Panggil seseorang yang membuat Summer melihat ke arah orang yang memanggilnya.

"Mali?" Ucap Summer tersenyum kecil.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Mali mendekati Summer dan memandangan pantulan dirinya di cermin.

"Tidak ada." Jawab Summer sedikit lesu. Mali melihat Summer, sedih terlihat jelas dari matanya yang agak besar.

"Percayalah Luke dapat melewati ini semua. Kalau dia tau kau sedih dia juga akan ikut sedih. Yang dia butuhkan saat ini adalah dukungan darimu Summer. Kau satu-satunya harapan bagi dia. Kau harus memberinya semangat. Aku tau dia juga saat ini dalam masa yang sangat rapuh. Jadi kau harus mendukungnya selalu."

Summer tersenyum dan memeluk Mali erat. "thanks Mali! Kau memang yang terbaik."

"Ayo kita kembali." Ajak Mali menarik lengan Summer kembali ke kamar Luke.

Aku akan selalu mendukungmu, memberimu semangat, dan menyinari harimu. Karena kamu, selamanya untukku.


Hay! Sudah lama ga lanjut amnesia :'v okay so here chapter 33 sebenernya ini masih tahap edit, tapi aku sibuk kuliah :') jadi Sekarang aku lanjut dulu
Semoga kalian ga bosen nunggu dan makasih banyak untuk kalian yang udah masukin story aku ke reading list, makasih juga untuk read dan votenya.

-b

Maaf juga pendek :'v

Amnesia [Luke Hemmings] [5SOS]Where stories live. Discover now