Feelings - 11

794 76 39
                                    

Jota mengambil tas punggung serta kunci motornya. Kemudian segera berderap ke bawah menuruni anak tangga. Sejak kemarin, sudut bibirnya terus tertarik ke atas. Mengiringi perasannya yang sedang berbahagia.

"Good morning, Mama," sapa Jota mencium pipi kanan Sita.

Sita menatap heran anak bungsunya. Sebab wajah anaknya terlihat sangat berbed dengan biasanya. Senyum tak jua menghilang dari bibirnya, justru semakin tertarik melawan gravitasi. Sita mengernyit heran.

"Tumben, Dek, ceria begitu. Kenapa?" tanya Sita setengah penasaran. Wanita itu berjalan menuju meja makan dan menaruh piring yang berisikan nasi goreng.

Jota menatap Sita sebentar. Setelahnya cowok itu menggelengkan kepalanya dan melemparkan cengiran kudanya.

Sita semakin yakin ada yang tidak beres dengan anaknya itu. Kontan Sita menarik kursi yang berseberangan dengan yang di dudukki anak bungsunya. Sita berujar meledek, "Ih, adek sama Mama sekarang gitu, ya. Main rahasia-rahasiaan."

"Haha Mama apaan deh. Jota 'kan udah jawab pertanyaan Mama pakai senyuman," ucap Jota menyuapkan nasi gorengnya.

"Beneran? 'Kok kayaknya ada yang adek sembunyiin dari Mama. Kasih tahu Mama lah, Dek."

Jota tidak menjawab. Cowok itu sibuk memakan nasi gorengnya. Sebab, sudut hatinya merasa ragu untuk menceritakan kenapa ia terus mengulum senyumnya. Jota merasa nanti menjadi bahan ledekan Mamanya

"Habis jadian, Ma, makanya gitu eskpresinya," sahut Saga yang baru saja menuruni anak tangga dan berjalan ke meja makan. Jota kontan tersedak dengan pernyataan Saga.

Sita menoleh ke arah Saga dengan alis terangkat sebelah. Kepalanya kembali menoleh mengamati Jota yang meneguk minumannya. Lagi, Sita menoleh ke arah Saga, bertanya sangsi, "Loh, iya kah, Bang? Beneran?"

Saga bergumam dan menganggukkan kepalanya. Lelaki itu menarik kursi di samping Jota dan menjatuhkan bokongnya di sana. Jota sendiri tengah asyik memakan nasi gorengnya. Tanpa memedulikan obrolan Sita dan Saga yang membicarakannya.

"Foto ceweknya di upload ke instagram dia. Namanya siapa, ya," ujar Saga mengerutkam keningnya berpikir sebentar. Mencoba mengingat-ingat nama teman Gigi yang pernah memperkenalan diri padanya. Sejurus kemudian Saga menjentikkan tangannya begitu nama itu masuk ke memorinya. "Edyta namanya, Ma."

"Cantik nggak, Bang?" tanya Sita penasaran.

Saga mengangkat kedua bahunya. "Cantik 'kan relatif, Ma. Tapi, kalau menurut Saga sih biasa aja. Masih cantikkan Gigi sama Elia. Tapi, pendapat orang 'kan beda-beda. Yang menurut Saga cantik, tapi kata orang lain nggak 'kan juga ada. Jadi, mungkin aja si Edyta menurut Jota cantik, Ma."

"Nanti coba Mama cek di instagram. Udah cocok belum jadi menantu Mama." Sita melirik anak bungsunya menggoda.

Jota mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. Namun, kedua jemarinya masih sibuk menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. Tidak mengindahkan suara di sekitarnya. Sebab ia merasa malu untuk menanggapi godaan mamanya.

"Pacarnya diajak main ke rumah dong, Dek. Dikenalin sama Mama coba," goda Sita lagi. Belum menyerah untuk membuat anaknya bersuara.

"Buat apa? Pasti Mama nanya yang nggak-nggak ke Edyta."

"Bang, lihat, Bang!" seru Sita dengan wajah berbinar berhasil menarik perhatian Jota. "Adik kamu akhirnya nanggapin pertanyaan Mama soal pacar barunya, Bang." Sita menggelengkan kepalanya tak percaya.

Jota mengembuskan napas panjang. Cowok itu meneguk segelas air dingin sampai tandas. Jota berdiri, membuat kursi yang di dudukinya berdecit tertarik ke belakang. Jota berjalan ke arah Sita dan mencium punggung tangan mamanya.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang