Feelings - 23 (B)

746 63 52
                                    

Kalau ada typo tolong ditandai ya, biar mudah revisinya.

Happy reading :)

***

"El, kita pulang duluan bisa nggak?" tanya Dharma setelah membaca pesan di ponselnya.

"Kenapa emangnya, Ma?" Elia balik bertanya.

"Bunda aku habis kirim pesan katanya kepalanya pusing. Soalnya tadi waktu aku berangkat jemput kamu Bunda kurang enak badan," jawab Dharma.

"'Kok kamu nggak bilang kalau Bunda lagi sakit?" tanya Elia bangkit dari duduknya. "Aku izin sama Reyhan dulu, ya."

Elia sedikit berlari ke tempat Reyhan berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Ada Gigi juga di sana.

"Rey, gue balik duluan, ya. Bundanya Dharma lagi sakit," izin Elia.

"Iya, El, nggak papa."

Gigi bangkit dari duduknya seraya mengambil tas. "Ya udah ayo, El."

"Lo di sini aja dulu nggak papa, Gi. Gue mau ke rumahnya Dharma dulu. Lagian ini masih jam setengah sepuluh," ucap Elia.

"Nggak papa gue balik sama lo aja, El."

"Di sini aja, Gi. Nanti pulangnya gue antarin," ucap Reyhan.

"Iya, Gi. Bareng gue sama Vera juga bisa," sahut EJ.

"Banyak yang ngantarin lo. Udah ya gue balik dulu nanti kemaleman ke rumahnya Dharma. Duluan, ya," pamit Elia memanggil Dharma ke arahnya.

Dharma langsung beranjak dari gazebo dan sedikit berlari ke tempat Elia berdiri. Cowok itu melemparkan senyum maaf pada semuanya.

"Ayo," ajak Elia.

"Gue balik, ya. Sorry duluan. Makasih juga makan-makannya," ucap Dharma berterima kasih. Setelahnya Elia dan Dharma pergi.

Mereka kembali bercerita. Lebih tepatnya Reyhan yang bercerita. Di sisi lain pun ada yang bermain gitar sambil bernyanyi. Menikmati malam di bawah tebaran bintang dan sinar rembulan bersama teman-teman. Gigi menarik sudut bibirnya, hatinya merasa hangat. Sebab, tak buruk juga ia menerima ajakan Reyhan.

Satu persatu teman yang datang ke rumah Reyhan pamit undur diri. Menyisakan Gigi, Vera, Edyta, Jota, EJ dan Bilal.

"Ayo, Gi, balik sama gue sama EJ," ajak Vera.

"Nggak usah, Ver. Gue diantarin sama Reyhan aja," tolak Gigi.

"Iya kalau lo gue mau ngantarin," ujar Reyhan menggoda Gigi.

Gigi mencebikkan bibirnya dan bersedekap dada. Seandainya tidak di rumah Reyhan, rasanya Gigi ingin menguliti Reyhan hidup-hidup. Lalu kulitnya dijual, Gigi dapat uang.

"Kalau Reyhan nggak mau ngantarin, sama gue aja, Gi," tawar Bilal.

"Curi start," cibir Reyhan.

Bilal menendang pantat Reyhan. Membuat Reyhan mengaduh sambil mengusap pantatnya. Gigi terbahak melihatnya. Bukan hanya Gigi, semuanya terbahak kecuali Jota. Cowok itu justru menyipitkan matanya tak suka dengan yang baru saja dilakukan Bilal.

"Sakit, Lal," keluh Reyhan masih mengusap pantatnya.

"Bodo amat."

"Yaudah gue balik dulu ya sama Vera," pamit EJ.

"Duluan semuanya." Vera melambaikan tangannya.

"Jadi, gue diantarin siapa?" tanya Gigi.

Reyhan mengangkat kedua bahunya. Gigi mendengus kesal. Tadi menawari. Sekarang menggidikkan bahunya. Kalau tidak mau mengantarkan lebih baik Gigi pulang bersama Elia dari tadi.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang