Jota mengamati ponselnya. Menanti balasan LINE dari Gigi. Dari semalam setelah acara selesai, dia sudah mengirimkan LINE. Namun, tidak dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Jota mengembuskan napas panjang. Berharap ada denting dan balasan dari Gigi.
Sebab sekarang sudah pukul 08.24, tidak mungkin di pukul lebih dari delapan Gigi masih tidur. Apalagi ada mamanya di rumah. Jota yakin, Gigi sudah disuruh membantu membersihkan rumah dan memasak.
Jota juga mengirimkan LINE pada Abi. Respons yang ia dapatkan tetap sama. Menunggu. Sebab pesannya tidak dibaca atau pun dibalas. Lagi, Jota mengembuskan napas panjang. Kedua tangannya mengacak-acak rambut merasa frustrasi
[Line]
Jota kontan menegakkan badannya. Dengan cepat dia mengambil ponselnya yang ada di atas ranjang. Membuka balasan pesan untuknya itu secepat kilat.
Abi
00:05 am Bi?
Lo lagi deket sama Gigi?
07:23 am Bi?
Biasa aja 08:26 am
Biasa aja kok pelukan?
Lagi deket?
Kayak lo nggak pernah peluk Gigi aja
Lagian kalau gw deket sama Gigi kenapa? Nggak masalah kan
[read] Ya iya sih
Jota menghela napas panjang. Dia menaruh ponselnya ke atas nakas. Merasa sedikit kesal dengan respons yang diberikan Abi. Sebab Jota tidak pernah menduga jika bisa saja Gigi dan Abi saling menaruh rasa. Jota pikir, Gigi menganggap Abi seperti seorang kakak.
Namun, melihat Gigi dan Abi sejak kelas sebelas semakin hari semakin dekat layaknya surat dan perangko, entah kenapa semakin menguatkan jika kedua sahabatnya itu tengah jatuh cinta satu sama lain.
Lagi, Jota menghela napas yang terdengar lelah. Cowok itu beranjak dari ranjang dan berderap ke jendela kamarnya. Melihat rumah seberang, tepatnya kamar atas dengan jendela terbuka. Berusaha mencari apakah sosok itu ada di dalam kamar atau tidak.
Jota mendesah kecewa setelah dirasa matanya tak menemukan objeknya.
"Tahu, ah! Terserah aja!"
Jota membalikkan badannya berjalan ke kamar mandi. Daripada merasakan kepalanya yang berdenyut sakit lebih baik menyegarkan diri. Siapa tahu setelah selesai mandi, ia mendapatkan respons dari Gigi.
***
Gigi yang sedang menonton televisi di kamarnya bersama Vio kontan terkesiap merasakan getaran panjang yang berasal ponselnya yang berada di atas pahanya. Di tambah deringan nyaring dan menggema beberapa detik getar panjang itu berhasil mengagetkan Gigi.
Kening Gigi mengerut melihat nama yang sudah tak asing lagi tertera di layar sana. Cepat, Gigi menggeser slide berwarna hijau menjawab panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Teen FictionSequel of Inside of You My 4th story Aku tahu rasaku ini untuk siapa. Bukan untuk kamu yang ingin kuperjuangkan dalam diam dan sekadar angan. Bukan pula kamu yang memperjuangkanku dan berhenti di tengah jalan. Bukan kalian yang pandai menyembunyikan...