Feelings - 21

760 61 3
                                    

Kalau ada typo tolong banget ditandai biar mudah revisinya.

Kalau lupa alurnya, baca part sebelumnya lagi :)

Happy reading ^^

***

"Jo, Gigi 'kok udah jarang main ke sini?" tanya Sita yang tengah menuangkan tepung terigu ke bowl adonan kue.

"Sibuk mungkin, Ma. Gigi 'kan lagi sibuk-sibuknya lomba olimpiade," jawab Jota yang duduk tidak jauh dari tempat Sita berdiri.

"Ya ... tapi 'kan biasanya walau sibuk, Gigi juga nongol ke sini, Jo."

Jota mengangkat kedua bahunya acuh. "Jota nggak tahu, Ma."

"Nggak lagi berantem 'kan Gigi sama kamu?" tanya Sita.

"Nggak ... mungkin," jawab Jota terselip keraguan di dalamnya.

Jota sendiri tidak tahu antara dirinya dengan Gigi apakah sedang bertengkar atau tidak. Yang Jota rasakan, dia dan Gigi sudah tidak sedekat dulu. Ada hal yang seolah membatasi dirinya dan Gigi.

Seperti ada tembok tak kasatmata di antara keduanya. Kalau berpapasan hanya bertegur sapa saja. Tidak ada candaan-candaan yang mereka lontarkan. Persis seperti dua orang yang tidak pernah dekat layaknya seorang sahabat.

"'Kok mungkin? Emang kenapa? Ada masalah?"

"Jota nggak tahu."

Sita hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Tidak mau mencampuri masalah anaknya kalau saja memang benar sedang bertengkar dengan Gigi. Sebab, Sita yakin mereka bisa mengatasinya.

"Pacar kamu jadi main ke sini, Jo?" tanya Sita.

"Iya, Ma, jadi. Nanti Jota yang jemput dia ke sini."

"Oh yaudah. Pinjamkan loyang kue ke Aunty Kay, Jo," pinta Sita.

"Oke, Ma." Jota beranjak dari duduknya.

***

Gigi membuka knop pintu kamar mandi yang ada di antara dapur dan ruang keluarga. Gadis itu mengerutkan keningnya melihat ada yang berbeda dari sebelum ia masuk ke kamar mandi. Berderap pelan ke tempatnya semula, sofa ruang keluarga, Gigi kontan membeliakkan matanya. Ia tahu apa yang berbeda.

"Martabak gue, anjir!" teriak Gigi melihat martabaknya berada di tangan mungil Vio.

Gigi melebarkan langkahnya mendekati Vio. Jemarinya dengan cepat merebut martabak yang ada di tangan Vio lantas meletakkan kembali ke box. Gigi berdecak kesal karena yang diambil adiknya adalah rasa KitKat cokelat. Dan tersisa separuh saja. Lagi pula Gigi heran, padahal adiknya itu sudah melahap empat potong martabak, tapi masih mengambil martabak bagiannya.

 Lagi pula Gigi heran, padahal adiknya itu sudah melahap empat potong martabak, tapi masih mengambil martabak bagiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang