EJ berlari menuju perpustakaan dengan napas terengah dan perasaan tak menentu. Benaknya terusik. Dia ingin bertemu dengan Gigi. Kata teman satu kelas gadis itu, Gigi tidak ada di kelas. Dan EJ meyakini jika gadis itu pasti sedang berada di perpustakaan. Sebab semenjak pentas seni berakhir, dia belum bertemu dengan Gigi sama sekali.
EJ ingin menanyakannya langsung pada Gigi. Ingin mendengar dari mulut gadis itu sendiri tentang ada hubungan apa Gigi dengan Abi. EJ tak ingin terpengaruh dengan pembicaraan siswi sekolahnya yang mengatakan Gigi dan Abi memiliki hubungan khusus. Bukan seorang teman apalagi sahabat. Tapi, EJ tak percaya. Dia membutakan mata dan menulikan pendengarannya mengenai hal itu.
EJ mengembuskan napas lega melihat Gigi tengah duduk di lantai di sudut ruangan. Yang pernah ditemuinya beberapa waktu lalu. EJ berjalan mendekat ke tempat Gigi, ikut duduk di lantai, di samping Gigi.
Gigi menoleh. Kontan tangannya menutup binder asal-asalan. Jantungnya berdebar. Takut jika cowok di sampingnya sempat melihat isinya. Dengan gugup Gigi menaruh binder itu di samping kirinya.
"Nulis apaan, Gi, tadi? Kayaknya serius banget," tanya EJ dengan alis tertaut, penasaran.
"Kepo ih jadi cowok." Gigi tertawa canggung sambil menyikut lengan EJ.
"Lagi nulis nama gue, ya?" tanya EJ setengah menggoda.
Gigi terkekeh pelan mendengarnya. Gadis itu menggeleng dan bekata, "Lo pede juga ya orangnya. Sayangnya enggak."
"Abi, ya?"
"Hah?" Gigi mengerutkan keningnya dalam.
"Lo sama Abi pacaran?" tanya EJ.
Gigi menautkan kedua alisnya. "Apaan sih, Ej?"
"Jadi bener, ya?" EJ mengembuskan napas kasar.
Cowok itu memejamkan matanya. Menertawakan dirinya sendiri dalam hati. Mendapati Gigi tak mengelak atau pun mengatakan iya justru terlihat jelas bagi EJ apa jawaban yang sebenarnya. Dadanya merasa sesak dan sakit secara bersamaan.
"Gue suka sama lo," ucap EJ membuat Gigi mengerjapkan matanya berkali-kali, terkejut bukan main tentunya.
"Hahaha nggak usah bercanda deh." Gigi tertawa sambil menyenggol lengan EJ.
"Gue serius. Gue suka sama lo. Dari dikenalin Jota dulu, gue udah tertarik sama lo. Dan lama-lama gue jadi suka lo," aku EJ.
Gigi menatap EJ sedikit tak percaya. Gigi mencari kebohongan di manik mata berwarna biru seperti air laut itu. Dan Gigi tidak menemukannya. Mungkinkah yang dikatakan EJ itu serius?
"Sorry."
EJ menoleh ke arah Gigi sambil mengernyitkan keningnya. "Sorry buat apa?"
"Gue nggak tahu kalau lo suka sama gue," jawab Gigi sedikit tidak enak hati.
Lagi, Ej menghela napas. Sebab dia pun tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Berjuang saja belum, tapi sudah merasa kalah sebelum ke medan pertempuran. Miris sekali rasanya.
"Yah, mau gimana lagi? Gue nggak cukup berani buat jujur ke lo. Dan gue terlambat."
Bukan gitu, Ej. Lo salah paham. Gue sayang sama lo, tapi sebagai temen gue, batin Gigi.
"Makasih."
"Ya?" EJ membiarkan netranya beradu pandang dengan netra cokelat terang milik Gigi untuk waktu yang cukup lama. Merasa tak mengerti juga kenapa Gigi berterima kasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/112088068-288-k793926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Novela JuvenilSequel of Inside of You My 4th story Aku tahu rasaku ini untuk siapa. Bukan untuk kamu yang ingin kuperjuangkan dalam diam dan sekadar angan. Bukan pula kamu yang memperjuangkanku dan berhenti di tengah jalan. Bukan kalian yang pandai menyembunyikan...