BACANYA PELAN-PELAN. TYPONYA BANYAK :')
SIAPIN HATI, DAN JANGAN NGEBASH KARAKTER DARI FF INI. INGET INI CUMA FF, KHAYALAN PENULIS. JADI YANG ADA DI FF INI HANYA REKAYASA. JADILAH PEMBACA YANG PINTAR, JANGAN CUMA MAKSA PENULISNYA BUAT CEPET UPDATE. TAPI HARGAI JUGA USAHA DAN KARYA TIAP PENULISNYA.
SALING MENGHARGAI ITU INDAH LOH. KARENA TIAP FEEDBACK DARI KALIAN SEDIKIT BANYAKNYA NAMBAH SEMANGAT NULIS AKU :D
SO HAPPY READING ~^^
-000-
"Sayang, aku mau mengurus administrasi SinB dulu ya. Kau tidak apa-apa kan ke ruangannya sendiri?"
Eunha tersenyum dan menggeleng pelan. "Tidak apa-apa oppa."
"Baiklah." Jimin pun menuju bagian administrasi rumah sakit. Seberapa kesalnya Jimin terhadap SinB karena gadis itu sudah mengacaukan pernikahnnya dengan Eunha, tapi Jimin masih mau berbaik hati mengurus administrasi rumah sakit gadis itu. Mengingat orang tua SinB yang tidak lagi memperdulikan anaknya semenjak meninggalnya Hwang Eunbi. Menurut cerita Eunha, orang tua SinB lebih memilih tinggal di San Fransisco dan meneruskan bisnis mereka di sana. Meninggalkan putri mereka yang masih tersisa. Mereka sengaja tidak membawa SinB karena setiap kali melihat SinB mereka akan teringat Eunbi. Kedua orang tua SinB masih memberikan kiriman uang terhadap putri mereka, tapi tidak dengan kasih sayang. Karena itu jugalah Hwang SinB sangat membenci Jeon Jungkook saat itu. Karena menurut SinB pria itulah yang membuatnya kehilangan saudara kembar dan juga orang tua.
Jimin menghela nafas, mencoba kembali meredam kekesalannya terhadap SinB. Biar bagaimanapun SinB juga berperan dalam hubungannya dengan Eunha. Kalau tidak ada gadis itu mungkin dia tidak akan bisa memiliki Eunha.
Sementara itu Eunha sudah sampai di kamar rawat SinB. Wanita cantik itu duduk di samping ranjang seraya menatap miris sahabatnya.
"Bi-ya, kenapa kau bisa seperti ini?"
Ia meraih tangan SinB dan menggenggamnya erat. "Cepatlah sadar Bi, jangan membuatku khawatir."
Eunha tersentak saat jemari SinB dalam genggamannya bergerak perlahan seiringan dengan mata gadis itu yang pelan-pelan terbuka.
"Bi-ya, kau sadar!" Eunha bernafas lega.
SinB mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Tak perlu waktu lama, gadis itu pun menyadari dirinya saat ini berada di rumah sakit. Kini atensi teralih pada wanita yang duduk di samping ranjangnya.
"Eunha." panggilnya lirih.
"Kenapa Bi? Apa ada yang sakit?" tanya Eunha khawatir. SinB menggeleng pelan.
"Pernikahanmu...."
Ekspresi Eunha langsung berubah begitu mendengar kata pernikahan dari mulut SinB.
"Kau tidak usah memikirkan itu Bi, sekarang pikirkan saja kesehatanmu dulu."
SinB kembali menggeleng. "Apa kau jadi menikah dengannya?"
Eunha menggeleng. "Bagaimana mungkin aku tetap melanjutkan pernikahan sementara kau terbaring lemah di sini."
SinB tersenyum tipis mendengar jawaban Eunha, rencananya mengagalkan pernikahan Eunha berjalan lancar.
"Aku sudah bilang pada Jimin oppa untuk menunda pernikahan sampai kau sembuh." Eunha menggenggam tangan SinB. "Aku ingin kau menjadi pengiring pengantin saat pernikahanku Bi, karena itu aku tidak mungkin menikah dengan Jimin oppa tanpa dirimu."
SinB terdiam. Ucapan Eunha barusan membuat SinB memikirkan suatu hal.
"Eunha." wajah SinB mendadak serius.
![](https://img.wattpad.com/cover/99421940-288-k280666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]
FanfictionHubungan yang di awali karena cinta sepihak, lantas sejauh manakah hubungan tersebut akan bertahan? Jungkook dan Eunha merupakan sepasang kekasih. Tapi hubungan mereka jelas berbeda dari kebanyakan hubungan kekasih pada umumnya. Hubungan keduanya ha...