-04- Gift Of Life

8.1K 774 84
                                    

Bukan cinta namanya, Jika hanya kau yang berjuang untuk mempertahankan.

Bukan cinta namanya, Jika hanya menimbulkan kekecewaan.

Bukan cinta namanya, Jika terus menerus terasa menyakitkan.

Bukan cinta namanya, Jika terdapat keraguan saat kau merasakannya.

Sekali lagi ku katakan.... Itu bukan cinta.

Love is above all the gift one self




-000-





Gadis itu melangkah gontai menyusuri lorong kampus. Keadaannya buruk, sangat buruk. Wajah pucat, kantung mata hitam dan mata yang tampak membengkak. Membuat siapapun terasa miris saat melihatnya.

Helaan nafas lelah terlontar dari bibirnya. Seiring dengan langkahnya yang kian gontai. Tidak terlihat adanya gairah hidup dalam diri gadis itu, sampai pada akhirnya suara seseorang terdengar memanggil namanya.

"Sinb-ya."

Gadis itu menoleh dan di dapatinya Jung Eunha sedang berjalan kearahnya. Raut penuh kekhawatiran terlihat jelas dari sahabatnya itu.

"Bi-ya, kau baik-baik saja?"

Sinb mengangguk pelan. "Aku tidak apa-apa, jangan khawatir." Sinb pun kembali melanjutkan langkahnya yang langsung di tahan oleh Eunha.

"Tidak. Kau terlihat tidak baik. Kita ke ruang kesehatan sekarang."

Sinb hanya pasrah saat Eunha membawanya pergi. Selama perjalanan menuju ruang kesehatan Sinb hanya diam sambil terus menatapi punggung mungil sahabatnya itu.

"Eunha-ya."

Terdengar gumaman dari Eunha, sekalipun gadis itu tidak menghentikan langkahnya.

"Maaf."

Dan ucapan Sinb barusan sukses membuat langkah Eunha terhenti, dan mau tak mau Sinb juga ikut menghentikan langkahnya.

Eunha berbalik menatap wajah pucat Sinb. Dua hari kehilangan kontak dengan Sinb membuat Eunha merindukan sekaligus khawatir dengan sahabatnya itu. Dan kini saat keduanya bertemu, justru wajah pucat Sinb yang di dapatinya. Itu justru semakin menambah kekhawatiran Eunha.

"Apa kau punya salah denganku?"

Sinb menundukkan kepalanya. Rasa bersalah semakin menyeruak dalam dirinya. Ia bersalah, rasa bersalah yang Sinb sendiri tidak tahu kenapa semakin mendesaknya. Terlebih saat ia mengetahui hubungan sahabatnya itu dengan Jeon Jungkook.

"Maaf." Lagi-lagi hanya terdengar ucapan lirih Sinb.

Eunha menarik nafas dalam, di genggamnya tangan Sinb erat. Ia tersenyum manis menatap wajah pucat sahabatnya itu.

"Aku tidak butuh maaf mu, yang aku butuhkan sekarang membawamu ke ruang kesehatan dan memeriksakan kondisimu. Kesehatanmulah yang lebih aku butuhkan Bi-ya."

Mata Sinb memanas. Ia semakin merasa bersalah saat mendengar ucapan tersebut keluar dari mulut Eunha.

"Tapi-"

"Tidak apa tapi-tapian, sekarang kita ke ruang kesahatan. Masalah yang lainnya kita pikirkan nanti. Kesehatanmu lebih penting tahu, jadi jangan membuatku khawatir."

Sinb mengangguk. Keduanya pun kembali berjalan menuju ruang kesehatan secara beriringan. Masih dengan Eunha yang menggenggam erat tangan sahabatnya itu.

'Maaf Eunha-ya, aku harap setelah ini kau tidak membenciku.'




-000-

[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang