[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]

- Epilouge -

This is the end of our story. but this is not the end of our love

-000-

Jika ada yang bertanya, "apakah kau akan merelakan orang yang kau cintai untuk orang lain demi kebahagiannya?" Dengan tegas dirinya akan menjawab, "lebih baik aku mati daripada merelakan orang yang aku cintai untuk orang lain."

Keegoisan masih membutakannya, serta keyakinan bahwa hanya dirinya yang mampu membahagiakan orang yang ia cintai masih ia pegang teguh. Jeruji besi bukanlah halangan, dirinya berpikir hanya tinggal menunggu waktu sampai ia di bebaskan dan kembali merebut orang yang di cintainya kembali.

Namun semuanya berubah, ketika seseorang datang dan membeberkan fakta yang mampu memporak – porandakan perasaannya.

Jungkook duduk di hadapan Jimin, menatap serius yang dibalas tatapan jengah oleh Jimin.

"Pergilah. Kedatanganmu kemari tidak ada gunanya. Aku tetap tidak akan menceraikan Eunha."

Keningnya berkerut bingung, ketika Jungkook justru tersenyum dan memberikan sekotak bekal makanan.

"Ini dari Eunha. Dia mengkhawatirkan kesehatanmu, karena itu dia menitipkan makanan untukmu."

Mendengus, Jimin menatap Jungkook remeh. "Mencoba merayuku dengan makanan? kekanakan sekali."

Jungkook mengabaikannya, pria itu justru membuka kotak bekal yang di bawanya lalu memberikannya pada Jimin.

"Makanlah, Eunha membuatnya khusus untukmu."

Meski awalnya enggan, namun rasa lapar membuat Jimin mau tidak mau memakannya. Jimin kira setelah ia menghabiskan makanannya ia akan langsung kembali ke sel tahanan. Namun sekarang ia justru di tahan lebih lama untuk duduk berhadapan dengan orang paling di bencinya, Jeon Jungkook.

"Apa lagi? Aku sudah menghabiskan makananku, jadi biarkan aku kembali ke tempatku." Jimin menatap Jungkook curiga, lantas pria itu mendengus sinis.

"Benar dugaanku, kau pasti akan merayuku untuk menandatangi surat perceraikan kan?" Mendongkak angkuh Jimin menggeleng tegas. "Aku tidak akan menandatanginya."

Dengan wajah seriusnya Jungkook merogoh saku jaket, mengeluarkan selembar foto yang sengaja ia balik posisinya. Hal itu mengundang rasa penasaran Jimin.

"Lihatlah."

Jimin ragu, namun rasa penasaran membuat tangannya tergerak meraih foto itu dan membaliknya. Seketika Jimin merasa jantungnya terhempas ke dasar jurang. Pria itu membeku dengan mata terkejut menatap foto di tangannya.

"I ... ini ... " mulutnya mendadak kaku, seluruh saraf di tubuhnya seolah tidak bekerja dengan baik, dan isi kepalanya mendadak kosong. Apakah yang ia lihat saat ini nyata?