Fast update. Dan sekedar info. Ini part panjang pake banget. Jadi kalau terdapat beberapa kesalahan dalam penulisah harap di maklumi, karena aku sendiri lagi males ngedit saking panjangnya.
Sebagai author ff yang masih mempunyai banyak kekurangan, aku cuma berharap kalian dapat memaklumi jika terdapat beberapa kesalahan atau ada adegan dalam ff yang tidak berkenan, dan aku juga berharap kalian memberikan sedikit apresiasi berupa vote dan komen, agar kedepannya ff aku bakal lebih baik lagi.
Tengkiyu~
Sebelum baca, di kasih aware dulu ya. Karena ini part panjang, jadi sebelum baca kalian siapin hati, mental dan perasaan. Jangan ke bawa emosi. Karena ini Cuma ff. Apapun bisa terjadi di dunia per-ff-an. Dan jika ada kata atau adengan dalam ff ini yang tidak berkenan bagi hati pembaca harap maklum. Karena ini ff buatan saya, jadi ya tulisannya suka-suka saja. Kalau tidak suka ya tidak usah baca. Gitu aja ko repot.
Oke, cukup cuap-cuap di awalnya. Happy reading~
-000-
Eunha melangkah tergesa-gesa menuju apartemen Jungkook. Tadi pria itu menelponnya dan menyuruh Eunha untuk datang ke apartemennya. Sontak Sinb yang mengetahu hal itu melarang keras Eunha untuk pergi ke sana. Namun Eunha tetap memaksa Sinb agar membiarkan ia menemui Jungkook. Eunha hanya penasaran kenapa tiba-tiba Jungkook menghubunginya setelah pria itu menghilang selama seminggu. Belum lagi suara Jungkook yang terdengar lesu membuat Eunha sedikit khawatir. Dan akhirnya setelah berdebat kecil dengan Sinb, Eunha pun berhasil meyakinkan sahabatnya itu dan mengizinkannya pergi menemui Jungkook.
Maka, di sinilah Eunha berada. Apartemen Jungkook.
BRAK
Dengan sedikit kasar Eunha mendobrak pintu kamar Jungkook. Dan selanjutnya ia mendapati sang 'kekasih' sedang terbaring di ranjang dengan keadaan yang cukup kacau.
"Jungkook-ah." Eunha segera menghampiri Jungkook. Di sentuhnya lengan pria itu dan menggoyangkannya, bermaksud menyadarkan Jungkook.
Merasa tidurnya terusik, Jungkook lantas membuka mata. Hal pertama yang di lihatnya adalah wajah khawatir Eunha. Melihat 'kekasihnya' sudah datang, Jungkook lantas beranjak dari tidurnya.
"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu lebih dari sejam!"
Eunha menghela nafas kasar. Lagi dan lagi nada ketus Jungkook menyapanya. Tidak bisakah pria itu bersikap lembut sedikit saja. Bahkan sekarang di kondisinya yang tidak cukup baik, pria itu masih bersikap kasar padanya.
"Jalanan macet."
"Ck alasan. Kalau macet kau kan bisa berlari. Jarak kampus ke apartemenku hanya butuh waktu 10 menit jika kau berlari."
Apa pria itu sudah gila? Menyuruh Eunha berlari menemuinya hanya untuk hal yang Eunha sendiri belum tau apa. Ingin sekali rasanya Eunha menghajar wajah pria yang di cintainya itu.
'Sabar Jung Eunha, sabar.'
Eunha menghela nafas pelan. Untuk saat ini ia mencoba untuk kembali bersabar menghadapi Jungkook. Ingat, kondisi Jungkook sedang tidak baik. Wajah pria itu tampak pucat dan lingkaran hitam yang terdapat di sekitar matanya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Jungkook? Kenapa pria itu menghilang selama seminggu? Dan saat muncul justru keadaannya benar-benar memprihatinkan.
"Ada apa kau menyuruhku kemari?"
Jungkook menatap Eunha sekilas. Lantas ia segera beranjak meraih ranselnya dan mengeluarkan beberapa lembar map. Kemudian ia menghampiri Eunha dan melemparkan map-map itu kearah Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]
Fiksi PenggemarHubungan yang di awali karena cinta sepihak, lantas sejauh manakah hubungan tersebut akan bertahan? Jungkook dan Eunha merupakan sepasang kekasih. Tapi hubungan mereka jelas berbeda dari kebanyakan hubungan kekasih pada umumnya. Hubungan keduanya ha...