-32- Destiny

4.3K 515 173
                                    

BACANYA PELAN-PELAN. TYPONYA BANYAK HARAP DI MAKLUMI, KARENA SESUNGGUHNYA TYPO ITU INDAH :')

SIAPIN HATI, DAN JANGAN NGEBASH KARAKTER DARI FF INI. INGET INI CUMA FF, KHAYALAN PENULIS. JADI YANG ADA DI FF INI HANYA REKAYASA.

JADILAH PEMBACA YANG BAIK GUYS, SO HAPPY READING.

-000-




Daegu Rehabilitation Center

Terdengar suara teriakan-teriakan dari salah satu kamar di pusat rehabilitasi gangguan mental yang berpusat di Daegu tersebut.

Gadis itu berkali-kali menjerit menerikan kata-kata yang memekakan telinga di iringi dengan tangisannya.

"BUKAN AKU! SUDAH AKU BILANG BUKAN AKU! AAAAA, HENTIKAN! HIKS-"

Tak jauh dari ruangan itu seorang pria menatapnya dengan pandangan miris. Pria tersebut tidak menyangka kalau apa yang ia lihat ini sungguh nyata, hanya dalam waktu tiga bulan semuanya terjadi. Gadis itu, yang dulunya ia ketahui berambisi dan tidak mengenal kata kalah kini harus berakhir menyedihkan seperti seorang yang mengidap penyakit kejiwaan.

Tidak, gadis itu tidak gila. Menurut dokter yang menanganinya, gadis itu hanya 'sedikit' mengalami gangguan mental akibat tekanan yang terus di berikan padanya. Dan itu semua di sebabkan oleh atasannya sendiri.

"Permisi tuan, apa anda berniat ingin menjenguknya?" seorang perawat menegurnya, hingga membuat pria itu menoleh dan menggeleng pelan di iringin senyum tipisnya.

"Aku tidak mau membuatnya semakin histeris. Tolong urus saja dia dengan baik." Perintahnya.

"Baik tuan." Perawat itu hendak pergi namun ia menahannya.

"Tunggu."

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi tuan?"

Pria itu menatap perawat di hadapannya sejenak, lalu menghela nafas sebelum menjawab "Apa kau masih memberikannya itu?"

Perawat itu mengangguk, melihatnya membuat hati pria itu semakin miris.

"Mulai malam ini hentikan memberikan itu padanya."

"Tapi tuan-"

"Turuti saja perintahku."

Perawat itu mengangguk takut saat melihat tatapan tajam pria di hadapannya.

"B-baiklah."

Pria itu mengangguk kemudian melangkah pergi. Ia tidak sanggup jika harus lebih lama mendengarkan teriakan penderitaan dari gadis itu. Gadis yang diam-diam di cintainya.



-000-



Lake Como, Milano, Italia

Suara alaram mengusik tidur Eunha, sehingga membuat wanita itu terpaksa bangun dari tidur indahnya. Ia sedikit tersentak saat merasakan lengan yang memeluk perut buncitnya dengan erat. Eunha menoleh ke samping dan tersenyum manis saat melihat wajah tidur suaminya, Park Jimin. Tangannya terulur menyentuh kemudian membelai pipi Jimin yang terlihat sedikit lebih tirus dari sebelumnya. Haaah- suaminya itu terlalu memikirkan pekerjaan hingga kadang mengabaikan waktu makan dan istirahatnya.

Merasakan gerakan di sekitar wajahnya membuat tidur Jimin terusik. Pria itu membuka matanya perlahan, dan tersenyum saat retinanya berserobok dengan milik sang istri.

"Kau sudah bangun sayang?" suara serak khas bangun tidur milik Jimin itu menyapanya, membuat Eunha mengangguk di iringi senyum manisnya.

"Apa aku mengganggu tidurmu oppa?"

[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang