-39- Promis U

4.2K 541 110
                                    

SEPERTI BIASA >>> BACANYA PELAN-PELAN. TYPONYA BANYAK HARAP DI MAKLUMI, KARENA SESUNGGUHNYA TYPO ITU INDAH :')

SIAPIN HATI, DAN JANGAN NGEBASH KARAKTER DARI FF INI. INGET INI CUMA FF, KHAYALAN PENULIS. JADI YANG ADA DI FF INI HANYA REKAYASA.

JADILAH PEMBACA YANG BAIK GUYS, SO HAPPY READING.

-000-






"Ada apa ini?" Jimin keluar dari ruangannya dan melihat kekeacauan di depan pintu. Tatapan Jimin beralih pada Taemin, sekertarisnya yang sedang membereskan kotak bekal yang isinya sudah berhamburan keluar, membuat lantai marmer itu tampak kotor karenanya.

"Siapa yang melakukan ini?" tanyanya kesal.

"I-itu...tadi ..." Taemin terlihat bingung, beberapa kali pria itu ingin membuka mulut tapi selanjutnya ia kembali menutup mulutnya.

"Bicara yang jelas!" Tegas Jimin yang sudah kesal karena masalah yang menghampirinya bertubi-tubi. Mulai dari gagalnya rapat dengan klien, lalu Choi Yuna yang menolak rencanya, di tambah sekarang kekacauan kecil akibat kotak bekal yang membuat emosinya semakin tersulut.

"I-ini tuan."

Jimin mengernyit bingung saat Taemin justru memberikan kotak bekal itu padanya.

"Itu dari nyonya Eunha, tadi nyonya kesini." Lanjut Taemin dengan suara pelan.

Tubuh Jimin mendadak kaku. Eunha datang ke kantornya? Lalu kemana wanita itu sekarang? kenapa hanya kotak bekalnya saja dan isinya sudah berhamburan seperti ini?

"Dimana Eunha sekarang?" Jimin menatap satu persatu karyawannya dan berakhir pada supir pribadinya. Jimin mendekati pria paruh baya yang tampak menunduk ketakutan itu. "Dimana istriku?" tanyanya tajam setajam sorot matanya.

"Saya tidak tahu tuan."

BRAK

Semua yang ada di ruangan itu terlonjak kaget, bahkan Yuna yang sejak tadi masih berada di ruangan Jimin sampai berlari keluar karena ikut terkejut. Jimin baru saja melempar kotak bekal di tangannya hingga menghantam meja di dekatnya. Tatapan pria itu semakin tajam, napasnya memburu karena emosi, serta tangan yang terkepal hingga kuku-kuku jarinya memutih.

"M-maafkan saya t-tuan."

Jimin menarik kerah baju supir pribadinya, membuat semua yang melihatnya menahan napas. Pria itu benar-benar sudah di kuasai emosi membuat siapapun yang melihatnya bergidik takut.

"Park Jimin apa yang kau lakukan?!" Yuna memekik melihat perlakuan Jimin, namun pria yang sudah di kuasai emosi itu mengabaikannya.

"Bagaimana bisa kau tidak tahu? bukankah sudah aku bilang untuk mengawasinya!"

Jimin tidak peduli jika supir pribadinya itu sudah hampir kehabisan napas akibat cengkramannya yang terlalu kuat. Yang ia inginkan sekarang mengetahui keberadaan istrinya.

"Park Jimin kau bisa membunuhnya!"

"DIAM!"

Suasana berubah tegang, semua yang ada di sana tidak berani membuka suara. Hingga salah seorang karyawan nekat angkat bicara.

"Tadi saya sempat melihat nyonya berlari keluar kantor sajangnim."

Tatapan Jimin beralih pada karyawan wanitanya yang baru saja bicara. Karyawan wanita itu menunduk takut dengan tubuh gemetar saat atensi Jimin jatuh kearahnya.

"Berlari?" Jimin menatap tajam karyawan wanita itu yang membuat sang karyawan wanita mengangguk cepat.

"Sa-saya tidak tahu kenapa nyonya berlari, yang saya lihat nyonya menangis saambil berlari."

[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang