-35- The War Begin (2)

4.6K 549 108
                                    

SEPERTI BIASA >>> BACANYA PELAN-PELAN. TYPONYA BANYAK HARAP DI MAKLUMI, KARENA SESUNGGUHNYA TYPO ITU INDAH :')

SIAPIN HATI, DAN JANGAN NGEBASH KARAKTER DARI FF INI. INGET INI CUMA FF, KHAYALAN PENULIS. JADI YANG ADA DI FF INI HANYA REKAYASA.

JADILAH PEMBACA YANG BAIK GUYS, SO HAPPY READING.

-000-





"Yuna-ssi, terima kasih banyak. Aku sampai merepotkanmu."

"Tidak masalah, aku senang bisa membantumu. Oh ya, kau sudah mengubungi mertuamu?"

Eunha mengangguk. "Ibu mertuaku sedang dalam perjalanan kemari."

Saat ini Eunha dan Yuna sedang berada di rumah sakit. Sehabis terjatuh tadi, kandungan Eunha sedikit mengalami kontraksi. Karena takut terjadi hal yang buruk Yuna langsung membawa Eunha ke rumah sakit terdekat.

"Eunha."

Tak selang berapa lama, nyonya Park selaku ibu mertua Eunha datang. Beliau segera menghampiri menantunya dan memeluknya erat.

"Kau tidak apa-apa kan sayang?"

"Aku tidak apa-apa eommonim." Eunha tersenyum, mencoba menenangkan kepanikan mertuanya.

"Bayimu bagaimana? Tidak terjadi apa-apakan pada cucuku?"

Eunha terkekeh, sekali lagi ia tersenyum "Tidak apa-apa, aku dan bayiku baik-baik saja."

"Syukurlah." Nyonya Park bernafas lega "Aku panik saat mendengarmu masuk rumah sakit. Memangnya apa yang terjadi?"

Eunha jadi sedikit merasa bersalah, ia sudah membuat ibu mertuanya khawatir, belum lagi rencana belanja kebutuhan untuk anniversary ibu mertuanya harus berantakan karena dirinya. Eunha pun menceritakan kejadian yang menimpanya hingga ia harus di larikan ke rumah sakit.

"Eommonim, aku minta maaf. Seharusnya aku membantumu berbelanja, tapi aku malah membuatmu khawatir."

Nyonya Park kembali memeluk Eunha "Tidak apa-apa sayang, keselamatanmu dan bayimu lebih penting. Soal belanjaan bisa di urus nanti. Yang penting kau dan cucuku baik-baik saja."

Yuna yang sejak tadi memperhatikan interaksi antara Eunha dan nyonya Park merasa iri. Terlebih saat wanita paruh baya itu mengelus dengan sayang perut buncit Eunha. Yuna sendiri menatap perutnya yang mulai membuncit, di dalam sana juga tumbuh keturunan dari wanita paruh baya itu.

'Sayang, kau lihat wanita yang di sana? Dia itu nenekmu. Apa jadinya kalau ia tahu kau juga cucunya?'

"Yuna?"

Lamunan Yuna buyar. Ia menoleh dan tersenyum kearah Eunha.

"Yuna, kenalkan ini ibu mertuaku. Eommonim, ini Yuna. Dia yang sudah menolongku tadi." Eunha memperkenalkan Yuna kepada nyonya Park, begitupun sebaliknya.

"Salam kenal nyonya, Choi Yuna." Yuna memperkenalkan dirinya dengan sopan.

Nyonya Park tersenyum dan membalas salam Yuna. "Aku Park Jiyeon, mertua dari Eunha. Aku berterima kasih karena kau sudah menolong menantuku. Berkat dirimu menantu dan cucuku bisa selamat."

"Tidak masalah nyonya, aku senang karena bisa membantu."

"Sebagai rasa terima kasih, aku mengundangmu untuk hadir di perayaan anniversary pernikahanku minggu depan."

Yuna yang mendengarnya terkejut, dan sopan ia pun menolak. "Aku merasa tersanjung karena nyonya mau mengundangku. Tapi, aku rasa aku tidak pantas menghadirinya."

[END] Stay With Me [Jungkook - Eunha - Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang