PART 19 : Tidak, terima kasih

130 14 0
                                    

Kurebahkan badanku di atas kasur yang empuk ini. Kupandangi langit-langit kamar dengan pikiran yang berkelana kemana-mana. Hm, besok gimana ya? Kalo masalah uangnya sih ada tinggal ngambil dari celengan. Huft! Kasihan sekali bebek itu, masa harus kupecahkan? Padahal baru mulai aku kasih makan tahun lalu. Iya, celenganku berupa bebek tanah liat berwarna kuning, tetapi paruhnya berwarna oranye. Lucu sekali. Jadi mikir dua kali deh buat pecahin si bebek.

Tok, tok, tok.

Dengan malas aku berjalan menuju pintu, lalu membukanya perlahan.

"Shall, lagi ngapain sih?" Tanya Radit sambil celingukan melihat apa isi kamarku.

Kulangkahkan kaki hingga akhirnya aku tidak lagi berada di ruangan favoritku itu. Lalu kututup pintu akses menuju ruangan tersebut dan segera berdiri di samping Radit. Dia memandangiku dengan aneh seolah berkata 'Ni cewek kenapa sih?'. Tapi beberapa saat kemudian air mukanya berubah semangat.

"Shall, jalan-jalan yuk! Kemana gitu. Bosen gue di rumah lo terus." Ungkapnya dengan antusias.

"Pulang aja ke rumah kamu biar nggak bosen! Udah deh, masalah beres." Cicitku sambil melangkahkan kaki menuju lantai bawah.

Radit mengikutiku dari belakang, "Ih lo ngusir gue ya?" tanyanya sambil masih mengikutiku.

Risi banget rasanya, lantas kuhentikan langkahku dan membalikkan tubuhku. Sontak Radit yang masih mengikutiku berhenti mendadak, aku mundur selangkah.

Radit tersenyum. "Kalo mau berhenti bilang-bilang dong! Untung gue bisa ngerem."

"Jangan ngikutin terus, Dit! Bikin risi, tahu nggak?"

Radit tersenyum, lagi. Lalu menggelengkan kepalanya, "Nggak tahu."

"Barusan udah aku kasih tahu! Jadi, stop ngikutin aku!" kubalikkan tubuhku, lalu melanjutkan langkah menuju ruang TV. Selanjutnya aku duduk di sofa. Tak lama kemudian, sofa di sebelahku berguncang sedikit menandakan ada orang yang duduk di sana.

Yang benar saja! Orang yang duduk adalah Radit. Kuputar bola mataku.

"Udah aku bilang ja-"

"Jangan ikutin Arshall lagi!" ucapnya sambil menirukan gaya bicaraku.

Aku mendengus kesal. Kok ada ya orang ngeyel kayak Radit?

"Shall, ajak gue jalan-jalan dong! Gue belum tahu seluk-beluk kota ini, yang udah gue tahu paling taman yang depan komplek itu. Semenjak gue pindah ke Indo lagi, belum sempet jalan-jalan. Ya? Ayo dong!" Rengek Radit.

Pandanganku yang semula lurus ke depan beralih menatap Radit.

"Ya? Ya? Ya?" Tak sepatah katapun keluar dari mulutku, males banget dengerin ocehannya.

"Lo diem, berarti iya." Kata-katanya sukses membuatku melebarkan kelopak mataku. Apa-apaan ini?

"Nggak bisa gitu dong! Aku belum bilang iya-"

"Nah itu udah bilang! Lagian nih ya, meskipun lo bilang nggak juga, tetep harus ajak gue jalan-jalan. Lo inget kan kata-kata gue? Tamu adalah raja! Nggak boleh dibantah kata-katanya!" tutur Radit sambil menyunggingkan senyum penuh kemenangan.

"Tapi, kalo ada pihak yang dirugikan karena kata-katanya, raja itu wajib dibantah!" Jawabku tak mau kalah.

"Emang ada yang dirugikan ya? Setahu gue sih nggak ada!" Sanggah Radit sambil menaikkan bahunya tak acuh.

"Ada dong! Nih yang lagi debat sama kamu," Ungkapku sambil menunjuk diriku sendiri. " Dirugikan banget kalo misalnya ajak kamu jalan-jalan. Satu, rugi waktu. Dua, rugi uang. Tiga, rugi tenaga. Ketiga hal itu harus dihemat, Dit! Oh ya satu lagi, ingat pesan dari mami kamu? Jangan ngerepotin Arshall!"

"Hahaha." Radit malah tertawa dan sekarang aku mengernyitkan dahi. "Ada yang lucu?" Tanyaku.

"Lo tuh pinter banget bikin argumen ya! Argumen buat ngeles lagi." Radit menggelengkan kepalanya.

Radit apaan sih, gaje banget deh! Tuh, tuh sekarang dia ketawa lagi. Emangnya lagi nonton tayangan komedi?

Radit berdeham, "Gini Shall, satu lo nggak bakalan rugi waktu kalo ajak gue jalan-jalan soalnya kalo jalan sama gue pasti asik, percaya deh! Kedua, lo nggak bakal rugi uang karena semua biayanya gue yang tanggung mulai dari berangat sampe pulang lagi. Kurang baik gimana gue? Ketiga, lo nggak bakal rugi tenaga. Emangnya gue bakal nyuruh lo jadi kuli? Enggak kan? Lo tinggal ajak gue jalan-jalan aja." Radit menjelaskan dengan serius.

"See? Gue bisa balikin argumen lo! Dan lo nggak punya alasan lagi." Tutur Radit dengan seringaiannya.

Waduh! Gimana nih, harus alasan apa lagi ya biar nggak jalan sama Radit? Bukan apa-apa, hanya saja sekarang aku benar-benar sedang malas.

"Gimana?" Tanya Radit sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gimana apanya, Dit?" pertanyaan itu membuat aku dan Radit menoleh.

Aku tersenyum. "Eh, bunda. Ini nih Radit katanya-"

"Gini tante, gu-eh aku,"

See? Radit selalu motong kalimatku, secara refleks kugelengkan kepalaku.

"Aku pengin jalan-jalan soalnya semenjak pindah ke Indo aku belum sempat jalan-jalan, tapi Arshall nggak mau temenin aku tante katanya dia bisa rugi, padahal aku mau traktir dia." Lanjutnya.

"Shall, kenapa nggak mau? Biasanya kan kamu suka tuh sama yang gratisan." Ungkap bunda yang membuatku malu. Emang iya aku suka yang gratisan, siapa yang tidak suka? Tetapi tidak terima kasih untuk yang satu ini. Aku benar-benar malas!

"Tuh kan! Udah deh ayo jalan-jalan Shall. Nggak akan nyesal aku jamin!" Kata Radit meyakinkan.

"Tapi bun," Ayo Arshall! Pikirkan alasan yang tepat! Aku memutar otak untuk mencari alasan, "Radit kan masih sakit-"

"Siapa bilang? Aku udah sehat kok tante! Beneran deh." sanggah Radit sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengah yang membentuk huruf V.

Aku mendengus kesal, Radit berhasil membuatku skak.

Bunda tersenyum. "Tuh Shall, Raditnya udah sehat. Udah gih jalan-jalan, sekalian refreshing. Ajak aja ke taman wahana yang di dekat super market Shall, yang waktu kecil kamu sering ke sana itu loh. Nggak pa-pa yang deket kan, Dit?" Radit mengangguk dengan semangat. "Lagian kasihan juga Radit kebosanan kalo duduk diam terus di rumah."

"Tapi bun-"

"Nggak ada tapi-tapian. Udah sana cepet siap-siap! Kamu pasti belum mandi kan?"

"Hm, iya deh iya." Aku pasrah kalo sama bunda. Kulihat Radit tersenyum penuh kemenangan.

-TBC-

18 Juli 2017

Hari kedua sekolah, semangat guys! See you :)

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang