PART 27 : Makasih

101 8 0
                                    


"Shall, mau kemana sih? Buru-buru gitu." Pekik cewek yang masih setia duduk di kursinya, padahal bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.

Arshalla menoleh sekilas pada sumber suara, lalu melanjutkan kembali kegiatannya memasukkan buku pada tas dan menyahut. "Aku ada janji mau nganter Niken jenguk temannya. Kamu nggak siap-siap pulang Al?"

Alda ber-oh ria sebelum menjawab, "Aku lagi nunggu Ryan, nanti dia ke sini. Jadi nanti aja preparenya."

"Eh nanti kamu nunggunya sendirian nggak pa-pa? Soalnya aku lagi buru-buru nih." Ungkap Arshalla sambil menyampirkan tas ranselnya.

"Nggak pa-pa kok, palingan bentar lagi juga datang." Kata Alda. Setelah itu terdengar bunyi notifikasi yang menandakan bahwa ada pesan masuk. Alda segera merogoh sakunya untuk mengambil benda pipih tersebut.

"Tuh dia lagi otw ke sini." Pekik Alda setelah membaca pesan masuk tadi.

"Ya udah kalau gitu aku berangkat ya! See you tomorrow!" Sahut Arshalla sambil melenggangkan kakinya keluar kelas.

Langkah yang tergesa-gesa ditambah berat tas yang ditanggungnya membuat napas Arshalla sedikit tersengal, belum lagi ia harus menuruni tangga setelah belok kiri nanti. Ia terus fokus berjalan menuju kelasnya Niken di dekat tangga.

Semalam Niken mengirim pesan pada Arshalla untuk memberi tahu bahwa hari ini Niken yang akan menjemput Arshalla ke kelasnya untuk berangkat ke rumah Saras. Namun Arshalla malah mengusulkan agar tempat kumpul sebelum berangkat ke rumah Saras di kelas Niken saja. Karena kelas Niken berada di dekat tangga, sehingga bisa menghemat tenaga dan waktu.

Arshalla masih fokus dengan langkahnya sambil sesekali melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. Saat ia hendak mengarahkan kakinya untuk berbelok ke kiri,

"DOR!!!" Sahut seorang cowok.

Arshalla tersentak kaget dan sempat refleks mundur dua langkah. "Astagfirullah!" Gumam Arshalla sambil berusaha menetralkan degup jantungnya yang masih kaget.

Cowok itu tertawa karena aksinya berhasil. Arshalla mendongakkan kepalanya dan menatap lurus cowok itu.

"Nik, please deh! Benaran kaget nih!"

"Hahaha. Sorry, sorry deh! Kamu lama sih makanya aku mau susul ke kelas, pas mau belok lihat kamu lagi jalan buru-buru gitu, ya udah deh muncul ide cemerlang."

Arshalla memutar bola matanya. "Cemerlang dari Hongkong!" Pekik Arshalla.

"Haha, ya kayaknya lucu aja ngagetin orang yang lagi buru-buru. Eh ternyata emang lucu. Hahaha." Ujar Niken sambil melanjutkan tawanya.

"Udah deh ketawanya di pending dulu ya! Nanti keburu sore nih jenguk Sarasnya."

Tangan Niken bergerak untuk menampilkan jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. "Oh iya. Ya udah yuk!"

***

"Nik, benaran ini rumahnya?" tanya Arshalla ketika Niken menyuruhnya berhenti di depan sebuah rumah bercat kuning.

Niken melirik kembali ponselnya untuk memastikan alamat yang dikirim Saras sesuai dengan rumah yang ada di hadapan mereka saat ini. "Iya Shall, bener. Yuk masuk aja!"

Arshalla mengangguk. Kemudian melangkahkan kakinya agar lebih dekat ke pagar yang hanya selehernya saja. Niken mengikuti dari belakang dengan perasaan yang was-was, matanya calingukan ke sana ke mari.

"Assalamu'alaikum, permisi. Permi-"

"Iya ada apa?" Tanya seorang lelaki paruh baya yang baru saja keluar dari rumah itu sambil tersenyum hangat ke arah dua remaja yang ada di hadapannya.

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang