PART 38 : Kenangan

96 9 2
                                    

Assalamu'alaikum. Udah lama banget aku nggak update ya? Hehe. Oh iya part ini langsung aku update setelah nulis, tanpa dibaca ulang. Jadi maaf kalo ada kalimat yang bikin bingung atau typo(s).

Happy reading!

Suara tawa yang pecah menggema di sebuah ruangan yang biasa disebut dengan kantin. Di sana ada sepasang remaja yang sedang menatap ke layar laptop yang sedang menayangkan yang membuat mereka tertawa lepas.

"Asli sih, kalau aku inget kejadian ini selalu bikin ngakak," ungkap Arshalla, lalu melanjutkan kembali tawanya.

Niken menarik napas untuk menghentikan tawanya. "Aku yang dengar ceritanya juga ngakak Shall." Niken tertawa kembali.

"Iya, aku inget banget," kata Arshalla sambil menahan tawanya. "Pas turun dari panggung Radit langsung lari ke arah penonton dan langsung peluk bu Ika. Dikiranya itu maminya, Radit belum sadar sampai aku panggil, dan jeng-jeng-jeng." Tawa Arshalla kembali pecah. "Muka Radit langsung merah, terus lari ke luar."

Niken yang mendengar cerita Arshalla terbahak meskipun sebenarnya hal tersebut adalah cerita lama yang terus Arshalla ulang-ulang.

"Ya ampun nggak kerasa banget ya, itu kejadian udah berapa tahun yang lalu pas couple show kelas sembilan dan sekarang kita udah kelas dua belas," tutur Niken dengan tatapan menerawang.

"Iya, iya, tapi kejadian itu berkesan banget tahu. Aku nggak bosen-bosen kalau bahas kejadian itu, ha ha."

"Tapi, kamu jahat banget Shall, aku kan udah bilang kalau next couple show kamu harus jadi partner aku. Eh malah sama si Radit," protes Niken.

Arshalla tersenyum. "Raditnya maksa, terus ngancam bakalan jadi musuh aku kalau aku nggak jadi partnernya. Aku nggak mau punya musuh Nik," tutur Arshalla.

"Iya, iya. Dia kekanakan banget ya?"

Terkejut? Bingung?

Iya, sekarang Arshalla sudah kelas dua belas. Ia berhasil masuk ke SMA favorit di Bandung. Banyak siswa lulusan dari SMP NUSANTARA INDONESIA yang melanjutkan sekolah ke SMA favorit itu. tak terkecuali Radit dan Niken. Mereka juga berhasil masuk ke SMA itu.

Arshalla sangat bersyukur karena bisa masuk ke SMA favorit. Tak hanya itu, Arshalla juga bersyukur karena ia dan sahabatnya, Niken dan Radit bisa kembali bersekolah di sekolah yang sama. Iya, Radit juga menjadi sahabat Arshalla kali ini. Satu hal yang Arshalla sayangkan, Alda, sahabatnya itu tidak lagi satu sekolah dengannya. Bahkan tidak lagi sekota dengannya. Alda pindah ke Jakarta karena ayahnya pindah tugas ke sana.

Banyak sekali kenangan yang Arshalla ciptakan dengan Alda. Mulai dari mendengarkan curhatan masing-masing sampai sempat perang dingin karena hal yang sepele. Untungnya di zaman ini semuanya sudah dimudahkan. Ada banyak teknologi canggih. Salah satunya adalah teknologi komunikasi yang berkembang dengan pesat kecanggihannya. Benar, kecanggihan teknologi masa kini memang bisa menanggulangi kendala jarak jika sedang rindu dengan seseorang. Arshalla memanfaatkan kecanggihan tersebut dengan sebaik-baiknya. Ia rutin berkomunikasi dengan Alda melalui whatsapp atau skype kalau sedang libur. Hal tersebut cukup mengobati rindunya pada Alda.

Tadi, Arshalla dan Niken sedang menonton shownya bersama Radit saat kelas sembilan. Benar kata Arshalla, Radit kembali memintanya untuk menjadi partner tampilnya. Lebih tepatnya memaksa karena disertai dengan ancaman kalau Arshalla tidak mau menjadi partnernya, Radit akan menjadi musuh Arshalla.

Kekanakan sekali memang, namun peristiwa tersebut menjadi berkesan sekali untuk dikenang. Pada saat itu, Arshalla kembali duet bermain piano dan bernyanyi lagu bunda dari Potret bersama Radit. Mereka memilih lagu tersebut karena pada saat itu bertepatan dengan hari ibu. Dan secara spesial sekolah mengundang ibu para siswa. Dan baperlah seluruh siswa yang ada di sekolah ketika menyaksikan penampilan Arshalla dan Radit. Hal tersebut yang mengantarkan Arshalla dan Radit menjadi juara pertama couple show tahun itu.

Hal yang lebih berkesan lagi adalah ketika Radit salah memeluk orang. Radit berniat untuk memeluk maminya namun kenyataannya ia malah memeluk Bu Ika, guru sejarah Indonesia yang terkenal killer. Pada saat itu Radit langsung lari ke luar ruangan dan menemukan maminya sedang bercengkerama dengan orangtua murid lain. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu terbahak sedangkan Radit malah memasang tampang kesalnya.

Peristiwa tersebut sangat berkesan untuk dikenang. Banyak kenangan yang terukir semasa sekolah. Kenangan bersama teman dan guru yang akan menjadi cerita di masa depan saat kita sudah menjadi seseorang yang sukses, bukan lagi seseorang yang berseragam putih merah, putih biru, atau putih abu-abu.

Oleh karena itu, kita harus mengukir hal yang baik di masa kini agar menjadi kenangan yang baik pula saat kita mengingatnya di masa depan.

Beberapa hari lagi, Arshalla akan dinyatakan lulus secara resmi dari SMA favorit ini. iya, sebenarnya pengumuman kelulusan sudah diumumkan dua hari yang lalu. Dan betapa bersyukurnya Arshalla karena memperoleh hasil yang cukup memuaskan, juara umum ke-3 sesekolah. Tidak sia-sia ia belajar selama ini.

Pernyataan lulus secara resmi akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi saat acara perpisahan. Saat ini Arshalla masih datang ke sekolah untuk mengurus berkas-berkasnya dan mengupdate informasi, karena ia berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Perasaan baru kemarin ia merasa bersyukur karena bisa masuk ke SMA favorit ini, namun beberapa hari lagi ia akan berpisah dengan teman-temannya di SMA ini. dengan waktu dua minggu ini ia harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin dengan menciptakan kenangan-kenangan baik yang akan ia kenang di kemudian hari.

"Oii, lagi ngomongin apa sih? Girang banget kelihatannya, ngomongin gue ya?" sahut Radit yang baru saja datang ke kantin.

"Ish ge-er banget lo," sahut Niken. "Tapi iya juga sih," lanjutnya sambil cengengesan.

Arshalla terkekeh melihat tingkah kedua sahabatnya tu. "Ini nih lagi nonton video show yang waktu kelas sembilan."

Senyuman Radit memudar dan berganti dengan wajah kesalnya karena teringat dengan kejadian tersebut. Arshalla yang menyadari perubahan raut wajah Radit langsung memutar otak untuk mengalihkan pembicaraan. Arshalla takut Radit marah.

"Nggak pa-pa Dit, itu kejadian lucu kok, nggak memalukan. Kamu nggak usah kesel gitu dong, jangan marah," rayu Arshalla.

"Iya bro, nyantai aja. Justru lo bakalan dapat pahala karena ngehibur orang banyak," ujar Niken.

Radit kembali tersenyum. "Ish, siapa juga yang marah? Gue lagi bingung aja, lo berdua kok nggak bosen-bosen ngomongin kejadian itu, ampun deh."

Mereka tertawa bersama setelah mendengar tuturan Radit.

"Eh, Shall, nanti pulang bareng gue ya," pinta Radit.

"Hm, iya deh," jawab Arshalla.

"Gue nggak diajak pulang bareng nih Dit?" sahut Niken tidak terima.

Radit tersenyum jahil. "Lo kan harus pulang bareng sama si doi?" Radit mengangkat sebelah alisnya sambil terus mempertahankan senyum jahilnya.

Niken menepuk jidatnya seperti telah mengingat sesuatu. "Oh iya, hampir lupa gue. Untung lo ingetin, Dit," ujar Niken.

Radit menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. "Gimana sih?"

-TBC-

16 Desember 2017

Part ini emang sedikit. Dan mungkin akan sedikit membuat bingung. Tapi intinya part ini adalah jembatan menuju ending. Ea, udah bicarain ending nih. Ketebak nggak endingnya? :D

Oh iya, di part ini aku mau ucapin HBD buat Willyani16 salah satu pembaca setia cerita absurdku, wkwk :D

Hope you like it, see you :D

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang