PART 26 : Curahan hati

108 9 0
                                    


Arshalla menatap Niken lurus, mencoba untuk mengumpulkan titik fokusnya pada apa yang akan Niken curhatkan.

Niken membenarkan posisi duduknya lalu menarik napasnya panjang dan menghembuskannya pelan, seolah akan memulai sebuah kontes pidato.

"Jadi gini Shall, hm-" Niken menggantungkan kalimatnya sambil melirikkan matanya ke kiri dan ke kanan, mungkin efek dari kegugupannya. Benar, ia gugup saat ini. Entah kenapa.

Arshalla menaikkan kedua alisnya, menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Shall, hm-" Niken menggantungkan kalimatnya lagi dan memilih untuk mengambil gelas berisi jus apel yang tidak penuh lagi, lantas meminumnya sampai habis tak bersisa.

Arshalla terkekeh melihat tingkah Niken saat ini. "Kenapa Nik? Kok tegang gitu? Udah santai aja, InsyaAllah aku bisa jaga rahasia kok." Ucap Arshalla sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Iya, iya aku tahu itu. Tapi beneran ya, jangan kasih tahu siapa-siapa tentang ini!" Mohon Niken sambil menatap Arshalla penuh harap. Arshalla mengangguk mengiyakan.

"Jadi gini, aku sebenarnya suka sama seseorang-"

"Suka sama siapa?" Pekik Arshalla heboh, sontak membuat Niken segera meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Arshalla refleks membekap mulutnya sendiri, dan mengucapkan "Maaf." Tanpa bersuara.

Setelah suasana dirasa kembali kondusif, Niken melanjutkan sesi curhatnya itu. "Kamu tahu Saraswati nggak? Dia masih kelas tujuh sih." Niken menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Arshalla tampak berpikir sebentar. "Saras yang ikutan English club bukan?" Tanya Arshalla penasaran.

Niken mengangguk antusias. "Iya Shall, kok kamu tahu?"

"Kan aku juga ikut English club Nik. Nggak STO (Siswa Tanpa Organisasi) kayak kamu, hehe." Jelas Arshalla sambil tersenyum meyindir.

"Iya, iya deh yang ikutan ekskul. Eh, tapi beneran kamu tahu? Atau udah kenal?" Niken lanjut bertanya.

"Kenal dong. Emangnya kenapa?"

"Bagus deh kalau gitu, soalnya dia lagi sakit-"

"Dari kapan Nik?" Sela Arshalla sebelum Niken melanjutkan kalimatnya.

"Udah seminggu katanya."

"Oh pantesan minggu kemarin Saras nggak kumpulan, ternyata dia sakit. Eh, terus hubungannya sama kamu apa Nik?" Tanya Arshalla dengan alis yang bertautan.

Niken menghela napas pelan. "Arshall kamu nggak peka banget deh."

"Beneran Nik, aku belum menangkap inti dari curhatan kamu sejauh ini."

"Oh iya lupa, kamu kan orangnya to the point ya." Niken terkekeh sendiri dengan penuturannya. "Oke, aku jelaskan ya. Aku suka sama Saras. Seminggu ini dia sakit, dan aku pengin jenguk dia. Got it?" Lanjut Niken.

Arshalla tersenyum dan mengangguk. "Terus?"

"The problem is, aku nggak bisa datang ke rumah Saras sendirian."

"Kenapa?"

"Kata Saras, ayahnya suka galak sama cowok yang datang ke rumahnya. Dan bisa diinterogasi habis-habisan. But, aku bener-bener pengin jenguk dia Shall. Aku khawatir banget, pengin lihat dia sebentar aja. Ya hitung-hitung PDKT juga kan?" Tanya Niken menutup penjelasan panjang lebarnya.

Arshalla terdiam sebentar untuk mencerna semua penuturan Niken. Arshalla berpikir, segitu sukanya Niken sama Saras sampai nekad akan datang ke rumah Saras padahal ia tahu di sana ia akan bertemu dengan sosok yang jelas akan mengomel tentang kedatangannya.

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang