PART 23 : Memori yang Terputar

100 8 0
                                    

AUTHOR'S POV

"Jadi gitu, aku harus gimana ya?" Tanya seorang cewek kepada cewek lainnya yang sedang duduk tepat di sebelahnya.

"Tapi kamu sempat minta maaf kan?"

Cewek itu tersenyum pedih sebelum menjawab, "Nah itu dia masalahnya, aku belum sempat minta maaf."

"Kamu gimana sih Shall? Bunda kan selalu bilang, kalau kamu buat kesalahan harus sepaket sama minta maafnya juga."

"Iya, tapi kan bunda tahu kalau aku dibentak suka bengong nggak jelas gitu. Gimana mau minta maaf kalau sekadar senyum aja perjuangannya luar biasa?" Elak Arshalla.

Nina tersenyum lalu mengusap kepala anak semata wayangnya itu dengan lembut. "Iya, bunda ngerti kok. Ya udah, besok kamu minta maaf deh ya sama Radit!" Ujarnya dengan senyum yang tetap tersungging.

"Itu pasti Bun." Cicit Arshalla.

Drtt drrtt drtt

Suara getaran yang menghentikan sesi curhat Arshalla dengan ibunya.

Arshalla memanjangkan tangannya untuk mengambil ponsel di atas nakas.

Sebuah file diterima

"Siapa Shall?"

Arshalla menjauhkan ponselnya dari Nina. "Bunda kepo ya?" Tanya Arshalla sambil memainkan matanya jahil.

Nina menyengir, "Ya udah deh kalau gitu bunda ke dapur dulu ya."

"Eh jangan, jangan Bun! Temenin aku di sini sampai aku tidur ya." Sahut Arshalla sambil mengedipkan matanya.

"Tidurnya kapan?"

Arshalla terkekeh. "Sekarang dong Bun! Masa besok? Kan sekolah kalau besok. Bunda ada-ada aja!"

"Sekarang gimana? Itu chatnya juga belum dibalas, terus nanti pasti bakalan jadi panjang deh!"

Arshalla menyengir, "Enggak bun, ini tinggal bilang makasih terus aku tidur."

Nina tersenyum, "Ya udah balas dulu gih!" Katanya mempersilakan.

"Iya, iya."

Arshalla MR : Makasih ya Niken. Maaf sudah merepotkan.

Setelah mengetikkan pesan balasan itu, Arshalla langsung menunjukkan bukti bahwa iya telah membalas pesan tersebut pada Bundanya.

"Tuh bun, udah aku balas. Sekarang aku mau tidur, Bunda di sini sampai aku tidur ya." Pinta Arshalla dengan manja.

"Iya, iya. Eh Niken siapa Shall? Bunda baru tahu kalau kamu punya teman namanya Niken." Tanya Nina. Memang sudah menjadi kebiasaan kalau Nina selalu penasaran dengan putrinya itu, wajarlah naluri seorang ibu. Hal tersebut tidak menjadikan Arshalla merasa terkekang tetapi, justru menjadikan Arshalla selalu terbuka pada bundanya itu.

"Oh Niken, baru kenal tadi pagi sih Bun. Ceritanya panjang, intinya dia juga sesama penyuka matematika dan jago matematika. Terus aku minta diajarin gitu, dikasih file materinya deh."

"Oh gitu, ya udah sekarang kamu tidur. Bunda mau masak buat besok pagi, biar tinggal dihangatkan."

"Iya aku tid-"

Drrtt drrtt drrtt

Niken Alfis : Iya sama-sama. Sama sekali nggak merepotkan kokJ.

Arshalla hanya membaca pesan tersebut, lalu mencari posisi tidur yang nyaman. Tak sampai lima detik, sebuah pesan kembali mengharuskan Arshalla untuk bangun dan membacanya. Nina yang melihat hal tersebut hanya menggelengkan kepalanya, lantas tersenyum.

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang