PART 13 : Tamu adalah raja

161 14 0
                                    

***

Saat aku berjalan, dari kejauhan aku melihat ada Radit sedang duduk di sofa dengan tangan yang sibuk memencet HPnya. Tepatnya sih bukan memencet, karena HPnya kan touch screen, berarti menyentuh ya? Ya pokoknya main HP deh, entah apa yang lagi dia mainkan.

Ternyata lampu di depan rumah sudah menyala. Hmm, kayaknya Radit ga sadar kalo aku ada di situ. Buktinya aku lewat depan dia, dia tetep aja main HP. Fokus banget kayaknya.

"Lagi main apa, Dit?" Tanyaku sambil berjalan melewati Radit.

"Main game." Jawab Radit, sambil terus memainkan.

"Oh." Jawabku singkat, lalu meneruskan langkahku.

"Mau kemana, Shall?" Tanya Radit. Aku pun menghentikan langkahku.

"Mau tidur,besok kan libur. Jadi ngerjain tugasnya besok aja." Jawabku. Oh iya, besok sekolahku libur. Jarang-jarang loh! Haha. Katanya sih gurunya mau pada rapat buat apa ya? Aku juga lupa lagi. Tapi, ada untungnya juga sih, jadi aku bisa istirahat.

"Jangan!" Kata Radit tiba-tiba, huh lamunanku tentang hari libur jadi ilang deh. "Di sini aja temenin gue, ya?" Kata Radit.

"Ngapain? Ohh takut ya sendirian? Hehe." Aku menebak-nebak atau sok tahu ya? Haha ga papa lah. Siapa peduli.

"Engga kok, siapa bilang gue takut? Ya maksud gue tuh, gue kan tamu. Tamu adalah raja, iya kan?" Kata Radit.

"So?" Tanyaku sambil menaikkan alisku.

"Ck, masa harus dijelasin sih. Lo tuan rumah, jadi harus menyambut tamunya. Karena tamu adalah Raja." Kata Radit panjang lebar.

"Oke, jadi aku harus gimana?" Tanyaku. Sebenarnya sih aku bingung banget sama apa yang Radit bicarakan. Oke, Radit tamu. Tapi, bukan berarti Radit harus jadi rajanya kan?

"Ya gimana kek, temenin ngobrol, basa-basi, ya gitu deh. Lo kan cewe, harusnya lo lebih tahu donk!" Kata Radit panjang lebar, lagi.

"Oke deh, kita ngobrol sekarang. START." Kataku. Aku pun duduk di sofa yang satunya lagi.

"Nah gitu donk!" Kata Radit. "Lo yang mulai!" Kata Radit tiba-tiba.

"Lah, kok aku sih? Kamu yang minta kan?" Protesku.

"Kan lo yang bilang 'START', jadi lo yang mulai." Kata Radit. Banyak maunya deh.

"Hmm..." Aku bingung.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Kira-kira mau ngobrol tentang apa ya? Tentang tugas, enggak, enggak, dia kan lagi sakit, kalo ngobrolnya tentang tugas nanti dia pusing terus pingsan lagi, enggak nggak boleh tentang tugas. Tentang masa kecil, hmm boleh juga, tapi nanti dia berusaha mengingat, berusaha mengingat juga bikin pusing kan? Nanti dia pingsan lagi gimana? Nggak boleh tentang masa kecil. Tentang apa ya?

"Shall, kenapa bengong?" Pertanyaan Radit membuayarkan pikiranku yang sedang berdebat.

"Hmm, aku bingung mau ngobrol tentang apa. Jadi aku lagi mikir, bukan bengong." Kataku sambil menggaruk leherku yang sebenarnya tidak gatal.

"Ya ampun, haha. Yang gitu aja dipikirin." Kata Radit.

"Ya abisnya bingung." Kataku.

"Hmm, lo suka main game nggak?" Tanya Radit. Syukurlah, akhirnya Radit yang mulai pembicaraan. Jadi aku ga usah susah-susah nyari tema. Eh tema? Kayak pelajaran bahasa aja. Haha.

"Suka donk!" Jawabku dengan cepat.

"Suka main apa?" Tanya Radit.

"Ya biasa. Game house yang ada di laptop, game online yang masak-masakkan, make over, ya yang gitu deh pokoknya." Jawabku dengan satu tarikan nafas, keren kan?

Radit tersenyum. "Dasar cewek, mainnya yang kayak gitu. Haha." Kata Radit.

"Ya nggak papa donk. Suka-suka aku!" Kataku.

"Gue donk, mainnya COC. Mainnya tembak-tembakkan." Kata Radit.

"Bukannya game kekerasan udah dilarang ya?" Tanyaku.

"Emang iya, tapi masih banyak kok. Apalagi yang online, coba aja browsing. Ya gue juga aneh sih. Katanya dilarang, tapi di internet masih marak." Kata Radit dengan tangan yang masih sibuk memainkan HPnya.

"Iya. Kamu juga aneh, udah tau dilarang masih aja tetep main." Kataku.

"Yee, kan rame." Kata Radit.

"Huh dasar! Berarti kan itu-" Omonganku terpotong.

"Udah ah jangan bahas itu. Bahas yang lain aja, gue males debat. Bukan waktunya pelajaran bahasa Indonesia!" Kata Radit, aneh banget deh.

"Huh, siapa juga yang mau debat." Kataku sambil menghembuskan nafas kasar. "Eh Dit, boleh nanya ga?" Kataku tiba-tiba.

"Ya nanya aja kali, pake ijin segala." Kata Radit, sambil tersenyum.

"Kenapa kamu ngomongnya gue-elo? Emangnya di Malaysia juga gitu ya?" Ya ampun Shall, pertanyaan macam apa ituuu??!!

"Haha, enggak lah. Di Malaysia tuh gue ngomongnya pake bahasa Inggris. Apalagi kalo di sekolah, full English deh." Kata Radit.

"Oh, tapi kok sekarang kamu ngomongnya gue-elo? Ya aku kira kamu udah kebiasaan ngomong gitu di Malaysia." Kataku

"Haha, lo ada-ada aja! Ya biar keren lah! Biar kesannya lebih akrab juga sama orang-orang. Gitu aja sih, simple." Kata Radit menjelaskan.

"Tapi, tadi kamu ngobrol sama mami kamu pake aku-kamu?"

Radit masih tertawa sesekali, "Ya itu beda lagi urusannya!"

"Oh gitu ya. Aneh sih." Kataku.

"Terus kenapa lo nanya kayak gitu?" Tanya Radit, menoleh padaku.

"Ya penasaran aja. Pas pertama kali kamu perkenalan diri di depan kelas, kamu bukannya menampilkan first impression yang good, tapi malah menampilkan gaya gue-elo yang cuek. Seolah kamu bad boy gitu." Kataku.

"Haha, tapi karena kesan yang 'cuek' itu cewek-cewek di kelas pada suka sama gue." Kata Radit dengan PD.

"Tapi, aku enggak." Jawabku dengan polos.

"Berarti lo yang aneh!" Kata Radit sambil menoleh padaku.

"Apaan sih, aku nggak aneh. Tapi aku nggak ikut-ikutan!" Kataku sambil menatap Radit dengan tatapan awas ya!

"Semerdeka lo aja deh." Kata Radit, fokus kembali pada HPnya.

"Kok gitu?" Tanyaku tiba-tiba.

"Gitu gimana sih? Lo aneh Shall." Kata Radit sambil menyeringai.

"Iya aku emang aneh." Kataku. "Tapi lebih aneh mana sama kamu yang udah tahu game kekerasan dilarang, tapi masih main juga!" Kataku.

Radit berdecak kesal. "Ish, udah dibilang jangan bahas itu kenapa sih?" Kata Radit.

"Iya, iya." Kataku sambil memutar bola mata.

"Ih ngambekan." Kata Radit sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Siapa yang ngambek coba?" Tanyaku cepat.

"Siapa lagi kalo bukan yang lagi ngomong sama gue." Kata Radit sambil tersenyum.

"Semerdekamu aja deh." Kataku.

"Cie, yang ngopas kata-kata gue. Haha." Kata Radit.

"Udah ah aku mau tidur aja." Kataku.

"Jangan! Gitu aja kok ngambek. Udah, kita ngobrol lagi Shall." Kata Radit. Hmm, males banget ngobrol terus.

"Bosen ngobrol terus." Kataku.

"Hmm.." Radit kayak lagi mikir. "Ada laptop ga?" Tanya Radit.

"Ada, buat apa?" Tanyaku.

-TBC-

21 Juni 2017

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang